171x Filetype PDF File size 0.39 MB Source: repository.radenfatah.ac.id
19 BAB II LANDASAN TEORI A. TAM (Technology Acceptance Model) Technology Acceptance Model yang selanjutnya disebut TAM merupakan salah satu teori adaptasi dari TRA (Theory of Reasoned Action) yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh Ajzen dan Fishbein pada tahun 1980 dan diusulkan oleh Davis pada tahun 1989. TRA merupakan sebuah teori yang menjelaskan sebuah perilaku dilakukan karena individu mempunyai kemauan atau niat untuk melakukan terkait kegiatan yang akan dilakukan atas kemauan sendiri. TAM menjelaskan suatu hubungan sebab akibat antara suatu keyakinan (manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) serta perilaku, keperluan dan pengguna suatu sistem informasi. TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan pengguna terhadap suatu sistem informasi.1 Pada TAM menggunakan TRA karena digunakan sebagai dasar untuk mengetahui hubungan antar persepsi kegunaan dan persepsi kemudahaan terhadap minat pengguna TI (Teknologi Informasi). TAM adalah sebuah teori yang menjelaskan persepsi pengguna 1 Widyastuti, “Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat, Kepercayaan Konsumen Terhadap Pengaplikasian Layanan MobileBanking, dalam http://sinformasi.files.wordpress.com/2010/02.pdf , diakses pada tanggal 10 Januari 2020. 20 teknologi. Persepsi pengguna tersebut akan mempunyai pengaruh terhadap minat menggunakan TI tersebut. Pada model TAM tingkat penerimaan penggunaan TI ditentukan oleh lima konstruk yaitu, persepsi kemudahaan (perceived ease of use), persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap dalam menggunakan (attitude toward using), perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use), dan kondisi nyata penggunaan sistem (actual system usage).2 Berikut merupakan model TAM yang diperkenalkan oleh Davis (1989): Perceived usefulness Attitude of Behavioral External use Intention of variabel Perceived use ease of use Actually system use Sumber: Davis, 1989. Gambar 2.1 Model TAM untuk Menjelaskan Persepsi Kedalam Minat Menggunakan TI 2 Faisal Dedi Purwadi, “Pengaruh Persepsi Teknologi Informasi, Kemudahan, Risiko dan Fitur Layanan terhadap Minat Ulang Nasabah dalam Menggunakan Internet Banking (Studi kasus pada Nasabah Bank Mandiri Jalan Slamet Riyadi Surakarta)”. dalam WWW.eprints.ums.ac.id diakses pada tanggal 10 januari 2020. 21 Pada gambar di atas menunjukkan hubungan antar konstruk dalam model TAM. Konstruk external variable atau variabel dari luar dinilai akan mempunyai pengaruh langsung terhadap kontruk perceived ease of use dan perceived usefulness. Kontruk perceived ease of use dipengaruhi oleh external variable terkait dengan karakteristik suatu sistem yang dapat meningkatkan minat pengguna TI. Pada dasarnya konstruk perceived ease of use dan perceived usefulness sama-sama memiliki pengaruh terhadap konstruk attitude toward using. Konstruk perceived usefulness akan berpengaruh terhadap konstruk behavioral intention to use. Selain itu, behavioral intention to use juga akan dipengaruhi oleh konstruk attitude toward using dan sekaligus akan mempengaruhi konstruk actual usage. Berdasarkan keenam kontruk tersebut terdapat dua faktor yang secara dominan mempengaruhi sistem teknologi. Faktor pertama adalah persepsi kebermanfaatan (usefulness), sedangkan faktor kedua adalah persepsi kemudahan dalam penggunaan teknologi (eas of use). 22 B. Mobile Banking Mobile banking adalah layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon selular/handphone GSM (Global for Mobile Communication) dengan menggunakan SMS (Short Message Service). Noviyanto menjelaskan Mobile banking merupakan salah satu layanan perbankan yang menerapkan teknologi informasi. Layanan ini menjadi peluang bagi bank untuk menawarkan nilai tambah sebagai insentif kepada pelanggan. Promosi mobile banking akan memberikan implikasi secara langsung pada adopsi yang dilakukan konsumen terhadap teknologi. Mobile banking atau biasa disebut M-Banking merupakan suatu layanan perbankan yang diberikan pihak bank untuk mendukung kelancaran dan kemudahan kegiatan perbankan serta keefektifan dan keefisienan nasabah untuk melakukan berbagai transaksi. M-banking tidak akan berjalan jika tidak didukung oleh suatu alat sebagai media untuk melakukan mobile banking. Media komunikasi yang dapat dipergunakan adalah telepon seluler atau ponsel. Dengan fasilitas ini, setiap orang yang memiliki ponsel dapat dengan mudah bertransaksi dimana saja dan kapan saja. Dibandingkan layanan e-banking lainnya, perkembangan mobile banking (m-banking) terbilang paling cepat. Perkembangan ini lantaran kehadiran layanan m-banking mampu menjawab kebutuhan
no reviews yet
Please Login to review.