Authentication
194x Tipe PDF Ukuran file 0.40 MB Source: media.neliti.com
JECIE (Journal of Early Childhood and Inclusive Education) Volume 2, Nomor 1, Desember 2018, pp. 20-27 ISSN: 2614-4387 (print), 2599-2759 (online) PENGARUH PERMAINAN SIMPAI TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER 1) 2,a) Levi Nur Afni , M. Fadil Djamali 1,2 PG PAUD, IKIP PGRI Jember, Jl. Jawa No. 10 Jember, Indonesia a) Email: mfadil_djamali@yahoo.co.id Abstrak Dunia anak adalah dunia bermain, dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali yang ada dalam fikiran anak adalah bermain. Stimulasi kecerdasan kinestetik terjadi pada saat bermain. Simpai (hulahop) sangat mudah digunakan pada aktivitas gerak tertentu yang berkaitan dengan pengembangan kelincahan (agility), kelenturan (flexibility) dan juga daya tahan (endurance), serta mengembangkan aspek lainnya seperti ritme gerakan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Penelitian ini mempunyai variabel bebas yaitu permainan simpai dan variabel terikatnya yaitu kecerdasan kinestetik. Metode analisis data menggunakan analisis 2 2 Chi-Kuadrat (X ). Berdasarkan hasil analisa data didapatkan nilai X hitung = 6,427. Sedangkan bila 2 dilihat nilai X tabel Chi-Kuadrat dengan responden (N) = 30, dengan taraf signifikan 5% diperoleh = 3,841. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hipotesis kerja diterima yaitu ada pengaruh permainan simpai (hulahop) terhadap peningkatan kecerdasan kinestetik anak kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Kata kunci: Permainan Simpai, Kecerdasan Kinestetik Abstract The world of children in the world of the play, from waking up to going back to sleep that is in the mind of the child is playing. The stimulation of kinesthetic intelligence occurs during play. The hoop (hula hoop) is very easy to use in certain motion activities related to the development of agility, flexibility, and endurance, as well as developing other aspects such as movement rhythm. The research method used in this research is the quantitative method. This study has an independent variable, namely hoop game, and the dependent variable, namely kinesthetic intelligence. Methods of data analysis using Chi-Square analysis (X2). Based on the results of the data analysis, the calculated 2 2 X value = 6.427. Meanwhile, when viewed the X value of the Chi-Square table with the respondent (N) = 30, with a significant level of 5% obtained = 3.841. Thus it can be seen that the working hypothesis is accepted, namely, there is an effect of hoop play (hula hoop) on the increase in kinesthetic intelligence of group B children TK Negeri Pembina, Kaliwates District, Jember Regency. Keywords: Hoop Game, Kinesthetic Intelligence PENDAHULUAN dalam menguasai beberapa keterampilan Dunia anak adalah dunia bermain, hidup seperti keterampilan berbahasa, dari mulai bangun tidur sampai tidur bersosialisasi dan lainnya. kembali yang ada dalam fikiran anak Begitu pentingnya kegiatan bermain adalah bermain. Maka wajar apabila dalam kehidupan anak, sehingga kegiatan bermain merupakan salah satu prinsip bermain harus menjadi sebuah proses dasar dalam pendidikan anak usia dini. agar anak mendapatkan pengalaman Melalui bermain anak akan belajar hidup. Orang tua atau guru harus berbagai hal, antara lain anak akan belajar memfasilitasi kegiatan bermain agar mengenal lingkungan di sekitarnya, belajar mampu memaksimalkan perkembangan 20 Afni & Djamali Pengaruh Permainan Simpai Terhadap Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak… dan pertumbuhan anak. Melalui kegiatan Kegiatan pendidikan jasmani dan bermain maka kreatifitas anak akan olahraga dalam pendidikan anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan baik. harus mengacu pada prinsip-prinsip Piaget, seorang ahli pendidikan, pendidikan anak usia dini, antara lain berpendapat bahwa bermain adalah seperti yang telah diuraikan di atas, kegiatan yang sangat penting dalam proses melalui kegiatan bermain. Kegiatan belajar anak, melalui bermain anak akan bermain dapat dilakukan dengan berbagai didorong untuk bereksperimen dan tumbuh model yang sederhana dan dapat dirancang dengan baik dalam kehidupannya (Borden, oleh guru dengan media-media yang 2001). ada di lingkungannya. Oleh karena Bermain merupakan dunia yang itu, pendidikan jasmani dan olahraga untuk sangat disukai oleh anak, karena dengan anak usia dini dilakukan baik langsung bermain anak akan berkembang seluruh maupun tidak langsung. aspek perkembangannya (Mutiah, 2010). Contoh kegiatan olahraga secara Di mata anak-anak, ada beberapa alasan langsung misalnya melalui kegiatan kenapa bermain dibutuhkan sebagai media senam anak, sedangkan kegiatan olahraga pembelajarannya. Menurut Sudono (2006) tidak langsung misalnya kegiatan- beberapa alasan tersebut adalah sebagai kegiatan yang merangsang penggunaan berikut: (1) Anak-anak membutuhkan fisik-motorik anak dalam prosesnya. pengalaman yang kaya, bermakna, dan Kecerdasan kinestetik berkaitan dengan menarik; (2) Otak anak senang pada kemampuan menggunakan gerak seluruh sesuatu yang baru dan hal-hal baru yang tubuh untuk mengekspesikan ide dan menantang dan menarik; (3) Rangsangan perasaannya serta keterampilan otak sensori multimedia penting dalam mempergunakan tangan untuk mencipta pembelajaran. Makin banyak yang terlibat atau mengubah sesuatu (Musfiroh, 2008). (visual, audio, dan audio visual) dalam Kecerdasan ini meliputi kemampuan suatu aktivitas, makin besar pula fisik yang spesifik, seperti koordinasi, kemungkinan siswa untuk belajar; (4) keseimbangan, keterampilan, kekuatan, Anak umumnya senang bergerak, jadi kelenturan, kecepatan dan keakuratan jangan lupa memasukkan gerak dalam menerima rangsang, sentuhan, dan tekstur. pembelajaran; (5) Pengulangan adalah Stimulasi kecerdasan kinestetik terjadi kunci belajar. Berikan kegiatan yang pada saat bermain. Pada saat bermain membuat siswa dapat mengulang itulah anak berusaha melatih koordinasi pembelajaran tanpa rasa bosan dan jenuh; otot dan gerak. Stimulasi kinestetik terjadi (6) Permainan (games) menyenangkan dalam wilayah-wilayah berikut: bagi anak. Keinginan untuk belajar dapat 1. Koordinasi mata-tangan dan mata- meningkat dengan adanya tantangan dan kaki seperti menggambar, menulis, terhambat oleh ancaman yang disertai oleh memanipulasi objek, menaksir secara rasa tidak mampu atau kelelahan. visual, melempar, menendang, Salah satu tujuan perkembangan menangkap; anak usia dini adalah merangsang 2. Keterampilan lokomotor, seperti pertumbuhan fisik-motorik melalui berjalan, berlari, melompat, berbaris, kegiatan-kegiatan pendidikan jasmani dan meloncat, mencongklak, merayap, olahraga. Pentingnya kegiatan fisik- bergulingdan merangkak; motorik pada anak, menurut Santrock 3. Keterampilan nonlokomotor, seperti (2010), karena partisipasi anak dalam olah membungkuk, menjangkau, memutar tubuh dapat memberikan latihan dan tubuh, merentang, mengayun, kesempatan anak untuk bersaing, berjongkok, duduk, berdiri; meningkatkan harga diri, dan memperluas pergaulan dan persahabatan teman sebaya. 21 JECIE (Journal of Early Childhood and Inclusive Education), Vol. 2, No. 1, Desember2018 Afni & Djamali Pengaruh Permainan Simpai Terhadap Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak… 4. Kemampuan mengontrol dan sistematis dari studi pendahuluan hingga mengatur tubuh seperti menunjukkan pelaporan. kesadaran tubuh, kesadaran ruang, Berdasarkan tujuan penelitian yang kesadaran ritmik, keseimbangan, telah diuraikan diatas, metode penelitian kemampuan untuk mengambil start, yang digunakan dalam metode penelitian kemampuan menghentikan gerak dan ini yaitu metode kuantitatif. Penelitian ini mengubah arah (Catron dan Allen, mempunyai variabel bebas yaitu 1999) permainan simpai dan variabel terikatnya Menurut Gardner (1993), kecerdasan yaitu kecerdasan kinestetik. Selanjutnya gerak kinestetik mempunyai lokasi di otak proses pelaksanaan penelitian yang penulis serebelum (otak kecil), basal ganglia (otak rencanakan ada empat tahapan yaitu: keseimbangan) dan motor korteks. 1. Tahap pertama, menentukan kelas Kecerdasan ini memiliki wujud relatif yang akan dijadikan subjek penelitian, bervariasi, bergantung pada komponen- menentukan rumusan masalah dan komponen kekuatan dan fleksibilitas serta judul. Menyusun matrik dan domain seperti tari dan olahraga. mengkonsultasikan kepada dosen Kecerdasan kinestetik dapat dirangsang pembimbing dan terakhir membuat melalui permainan-permainan yang proposal. memungkinkan anak bergerak dengan 2. Tahap kedua, mengumpulkan data tumpuan otot dan keseimbangan, tentang permainan simpai dan keluwesan dan kelenturan, serta gerakan- kecerdasan kinestetik setelah gerakan motorik halus seperti menjahit, dilakukan pembelajaran dengan melukis, menulis atau menganyam. permainan simpai dari subjek Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang sudah ditentukan. tersebut, maka peneliti tertarik untuk 3. Tahap ketiga, menganalisis data yang mengkaji masalah ini dengan judul sudah diperoleh dengan rumus yang “Pengaruh Permainan Simpai Terhadap sesuai. Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak 4. Tahap keempat, menyimpulkan Kelompok B TK Negeri Pembina tentang pengaruh antara variabel Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember bebas dengan variabel terikat. Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016”. Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian berarti tempat atau METODE PENELITIAN lokasi yang menjadi pusat pelaksanaan Rancangan Penelitian suatu kegiatan penelitian. Di dalam Arikunto (2006) mengungkapkan penelitian tidak terdapat batasan yang bahwa desain atau rancangan penelitian mutlak dalam menentukan berapa luas dan adalah rencana yang dibuat oleh peneliti, daerah mana yang harus diteliti, yang sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan terpenting daerah itu sudah mewakili dilaksanakan. Rancangan penelitian ini keadaan populasi yang ada. Penelitian ini bertujuan supaya penelitian dengan judul dilaksanakan pada satu sekolah yaitu TK Pengaruh Permainan Simpai Terhadap Negeri Pembina yang beralamat di Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Penentuan Responden Penelitian Semester Genap Tahun Pelajaran Populasi adalah keseluruhan subjek 2015/2016 dapat berjalan sesuai dengan penelitian. Apabila seseorang ingin yang diharapkan. Dengan rancangan meneliti semua elemen yang ada dalam penelitian, suatu penelitian dapat berjalan wilayah tersebut, maka penelitiannya sesuai dengan runtut secara ilmiah dan merupakan penelitian populasi. Adapun 22 JECIE (Journal of Early Childhood and Inclusive Education), Vol. 2, No. 1, Desember2018 Afni & Djamali Pengaruh Permainan Simpai Terhadap Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak… cara untuk menentukan jumlah responden dalam dokumentasi, dimana data tersebut dalam penelitian ini, sesuai dengan dapat dijadikan bahan dalam melengkapi pendapat bahwa apabila subjeknya kurang data yang dibutuhkan dalam penelitian. dari 100 maka lebih baik diambil semua Penskoran data menggunakan Skala sehingga penelitiannya merupakan Likert (Method of Summated Rating), yaitu penelitian populasi. Tetapi jika subjeknya skala yang digunakan untuk mengukur besar, dapat diambil antara 10-15% atau sikap, pendapat, dan persepsi dari individu 20-25% (Arikunto, 2006). atau kelompok tentang fenomena sosial Berdasarkan uraian tersebut maka (Sugiyono, 2012). Fenomena sosial ini responden dalam penelitian ini adalah disebut variabel penelitian yang telah seluruh siswa kelompok B TK Negeri ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Pembina Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jawaban dari setiap instrumen yang Jember sejumlah 30 anak dengan menggunakan skala Likert mempunyai menggunakan metode penelitian populasi. gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara Teknik Pengumpulan Data lain: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak Penelitian ini menggunakan metode setuju, selalu, sering, kadang-kadang, tidak observasi, wawancara, dan dokumentasi. pernah. Instrumen penelitian yang Menurut Sapari (Sumiharsono, 2009) menggunakan skala Likert dapat dibuat mengemukakan bahwa observasi adalah dalam bentuk centang (check list). suatu pengamatan khusus dan pencatatan yang sistematis ditujukan pada satu atau Teknik Analisis Data beberapa masalah dalam rangka penelitian Data yang dikumpulkan adalah data dengan maksud untuk mendapatkan data yang masih mentah. Untuk memperoleh yang diperlukan untuk pemecahan suatu kesimpulan akhir, maka perlu persoalan atau penyelidikan yang menganalisis data sebagai proses untuk mendalam tentang gejala-gejala sosial mengambil kesimpulan dalam analisis dengan cara pengamatan yang sistematis data, yaitu penggolongan data yang dengan memperhatikan metode ilmiah”. menggunakan analisis statistik. Biasanya Observasi sangat penting dalam dilakukan terhadap data kuantitatif. pelaksanakan penelitian, sebab penelitian Metode analisis data yang penulis tanpa observasi terlebih dahulu, maka data pergunakan adalah dengan chi kuadrat yang diperoleh kemungkinan besar tidak dengan rumus: sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2 Metode wawancara adalah teknik ( ) pengumpulan data yang digunakan peneliti 2 = ∑ 0− ℎ untuk mendapatkan keterangan-keterangan ℎ lisan melalui bercakap- cakap dan Keterangan: berhadapan muka dengan orang yang x2 = Chi-kuadrat hitung dapat memberikan keterangan pada si f = Frekuensi yang diperoleh data peneliti. Wawancara ini dapat dipakai 0 f = Frekuensi yang diharapkan untuk melengkapi data yang diperoleh h melalui observasi. Metode dokumentasi yaitu suatu HASIL DAN PEMBAHASAN metode yang digunakan untuk mencari Hasil Analisis Data data mengenai hal-hal yang berupa Setelah data utama diperoleh, catatan, majalah, surat kabar, buku dan langkah selanjutnya adalah menghitung lain-lain. Dengan demikian metode adanya pengaruh permainan simpai dokumenter ini adalah teknik untuk (hulahop) (variabel X) terhadap mempelajari data yang sudah tercatat peningkatan kecerdasan kinestetik 23 JECIE (Journal of Early Childhood and Inclusive Education), Vol. 2, No. 1, Desember2018
no reviews yet
Please Login to review.