Authentication
388x Tipe PDF Ukuran file 0.35 MB Source: etheses.iainkediri.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KECERDASAN EMOSIONAL
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Sebelum membahas lebih jauh tentang kecerdasan emosional,
terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian kecerdasan dan emosi.
Dalam buku International Encyelopedia of the Social Sciences di jelaskan
bahwa “Intellegence is defined as the capacityfor learning, reasoning,
understanding, and similar forms of mental activity.”1
Kecerdasan emosi atau Emotional Intelligence merujuk kepada
kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,
mengelola emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.2
Akar kata emosi adalah movere, kata kerja bahasa latin yang berarti
“menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-” untuk memberi arti
“bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecendrungan bertindak
merupakan hal mutlak dalam emosi. Bahwasanya emosi memancing
tindakan, tampak jelas bila kita mengamati binatang atau anak-anak, hanya
kepada orang-orang dewasa yang “beradap” kita begitu sering menemukan
perkecualian besar dalam dunia makhluk hidup, emosi dan dorongan untuk
1
William Darity, International Encyelopedia of the Social Sciences (America: The Gale Group, 2008),
70.
2
Daniel Goleman, Emotional Intelligence, 58.
12
13
bertindak terpisah dari reaksi-reaksi yang tampak di mata, Emotional
Intelligence (Kecerdasan Emosional) Goelman menyatakan:
“kemampuan seseorang mengatur kehidupan kehidupan emosinya
dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelligence)
menjaga keselarasan emosi dan mengunggapkanya (the
appropriateness of emotion and its expression) memalui ketrampilan
kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
ketrampilan sosial.”3
Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada porsi
yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi
suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang
pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat
berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosional yang baik dan
akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosoial serta
lingkungannya.
Sedangkan menurut David Wechsler, seseorang penguji kcerdasan,
dalam bukunya Makmun Mubaydh yang berjudul Kecerdasan Dan
Kesehatan Emosional Anak menurutnya “kecerdasan adalah, kemampuan
sempurna (komperhensif) seseorang untuk berperilaku terarah, berfikir logis,
dan berinteraksi secara baik dengan lingkungannya. Sejak tahun 1940, David
Wichsler mengisyaratkan akan adanya unsur intelektual dan non-intelektual
3
Ibid., 7.
14
yang dikandung oleh akal, yaitu unsur emosi dan faktor-faktor pribadi dan
sosial.4
Setelah mengetahui arti dari kecerdasan, perlu diketahui pula
pengertian dari emosi.
Menurut Devis dan rekan-rekannya menjelaskan bahwa “Intelligence
emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya
sendiri dan orang lain, membedakan satu emosinya dengan lainnya, dan
menggunakan informasi tersebut untuk menuntun proses berpikir serta
perilaku seseorang.” Mereka mengemukakan bahwa kemampuan ini suatu
yang amat penting dalam kemampuan psikologi seseorang.5
Beck mengungkapkan pendapat James dan Lange yang di kutip dari
buku Hamzah B. Uno yang menjelaskan bahwa emosi adalah “presepsi
perubahan jasmani yang terjadi dalam memberi tanggapan (respon) terhadap
suatu peristiwa. Devinisi ini bermaksud menjelaskan bahwa pengalaman
emosi merupakan presepsi dari reaksi terhadap situasi.” 6
Kata emosi sejak lama dianggap memiliki kedalaman dan kekuatan
sehingga dalam bahasa lain, emosi di jelaskan sebagai motus anima yang
artinya jiwa yang menggerakkan kita. Emosi bukan sesuatu yang bersifat
positif atau negatif, tetapi emosi berlaku sebagai sumber energi autentisitas,
4
Makmun Mubayidh, kecerdasan & kesehatan emosional anak (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), 13.
5
Monti P. Satia Darma, Mendidik Kecerdasan (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), 27.
6
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran , 62.
15
dan semangat manusia yang paling kuat. Emosi pada dasarnya adalah
dorongan untuk bertindak, oleh karena itu emosi merujuk pada suatu
perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis, psikologis,
dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak. 7 perasaan itu termasuk
gejala jiwa yang dimiliki oleh setiap orang, hanya corak dan tingkah lakunya
saja yang berbeda. Perasaan yang lebih erat hubungannya dengan pribadi
seseorang, oleh sebab itu tanggapan perasaan antara satu orang dengan orang
lainnya terhadap hal yang sama pastilah berbeda.8
Golongan utama emosi dan beberapa anggota kelompoknya sebagai
berikut:
a. Amarah : beringas, mengamuk marah besar, jengkel, kesal hati.
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, putus asa, depresi berat.
c. Rasa takut : cemas, takut, gugup, khwatir, was-was, perasaan
takut sekali, waspada sedih, tidak tenang, ngeri.
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, puas, riang, senang, terhibur,
bangga, takjub, rasa terpesona.
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati,
rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
f. Terkejut : terkesiap, terkejut.
g. Jengkel : hina, jijik, muak, benci, tidak suka.
7
Ibid., 62.
8
Akhyas Azhari, Psikologi umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2004), 149.
no reviews yet
Please Login to review.