jagomart
digital resources
picture1_Penggunaan Antibiotik Sistemik Pada Penyakit Mat Ester Grace Sillya Aprinona Gurning


 259x       Tipe PDF       Ukuran file 0.41 MB       Source: perpustakaanrsmcicendo.com


File: Penggunaan Antibiotik Sistemik Pada Penyakit Mat Ester Grace Sillya Aprinona Gurning
departemen ilmu kesehatan mata fakultas kedokteran universitas padjadjaran pusat mata nasional rumah sakit mata cicendo bandung sari kepustakaan penggunaan antibiotik sistemik pada penyakit mata penyaji ester grace sillya aprinona gurning ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 25 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                       DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA 
                       FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 
                       PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO 
                       BANDUNG 
                        
                        
                          Sari Kepustakaan           :  Penggunaan Antibiotik Sistemik pada Penyakit Mata  
                           
                          Penyaji                           :  Ester Grace Sillya Aprinona Gurning 
                           
                          Pembimbing                   :  Dr. M. Rinaldi Dahlan, dr., SpM (K) 
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                                              Telah diperiksa dan disetujui oleh 
                        
                                                        Pembimbing 
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                                             Dr. M. Rinaldi Dahlan, dr., SpM (K) 
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                        
                                                  Senin, 12 November 2018 
                                                    Pukul 07.30 WIB
                                
                        I.  Pendahuluan 
                             Antibiotik  adalah  substansi  kimiawi  yang  umumnya  digunakan  untuk 
                        mengobati infeksi oleh bakteri. Efek utama antibiotik terbagi menjadi dua yaitu 
                        bakteriostatik  sebagai  penghambat  pertumbuhan  bakteri  dan  bakterisidal  untuk 
                        membunuh bakteri. Pemilihan antibiotik untuk tatalaksana infeksi salah satunya 
                                                                                  1,2
                        berdasarkan pada pertimbangan akan efektivitas antibiotik.   
                            Efektivitas  antibiotik  dipengaruhi  oleh  farmakodinamika,  farmakokinetika, 
                        konsentrasi  di  jaringan,  dan  jalur  administrasi  antibiotik.  Antibiotik  dalam 
                        penanganan kasus-kasus penyakit mata dapat diberikan melalui jalur lokal seperti 
                        topikal,  subkonjungtival,  subtenon,  intravitreal,  dan  melalui  jalur  sistemik. 
                        Antibiotik di bidang oftalmologi umumnya diberikan melalui jalur topikal, namun 
                        pemberian  antibiotik  melalui  jalur  sistemik  juga  digunakan  dalam  tatalaksana 
                                                      3-5
                        beberapa kasus penyakit mata.    
                           Antibiotik  sistemik  akan  melewati  sistem  sirkulasi  seluruh  tubuh,  sehingga 
                        dapat  menimbulkan  efek  samping  terhadap  organ  lain.  Informasi  lengkap 
                        mengenai fungsi hati dan ginjal, riwayat alergi obat, dan status imunologi pasien 
                        dibutuhkan dalam pertimbangan pemberian antibiotik sistemik. Sari kepustakaan 
                        ini  memaparkan  mengenai  penggunaan  antibiotik  sistemik  pada  penanganan 
                        penyakit mata.1,3,5 
                         
                        II. Penggunaan Antibiotik Sistemik pada Penyakit Mata 
                           Antibiotik  sistemik  pada  penyakit  mata  digunakan  untuk  mengobati  infeksi 
                        segmen  anterior,  segmen  posterior,  atau  segmen  orbita.  Dua  jalur  antibiotik 
                        sistemik  adalah  oral  dan  parenteral  yaitu  intravena.  Efektivitas  antibiotik  oral 
                        maupun intravena pada penanganan penyakit mata ditentukan oleh konsentrasi 
                        efektif  antibiotik  tersebut  di  intraokular,  yang  dipengaruhi  oleh  karakteristik 
                        antibiotik  dan  kemampuan  penetrasi  antibiotik  ke  intraokular  melewati  sawar 
                                   2,5,6,7
                        darah-mata.      
                             Sawar darah mata menghambat penetrasi molekul kapiler ke dalam mata dalam 
                        keadaan  normal.  Sawar  darah  mata  terdiri  dari  sawar  darah-akuos  dan  sawar 
                        darah-retina. Sawar darah-akuos pada ruang anterior dibentuk oleh tautan kuat 
                                                                1 
                         
                                                                                                                                    2 
                              yang terdapat di antara sel endotel vaskular iris dan sawar-darah akuos di ruang 
                              posterior dibentuk oleh tautan kuat di antara sel epitel tidak berpigmen di badan 
                                     6,7
                              silier.    
                                   Sawar darah-retina dibentuk oleh epitel pigmen retina dan endotel pembuluh 
                              darah retina. Sawar darah-akuos dan sawar darah-retina bersifat tidak permeabel 
                              terhadap  zat  larut  air  dan  molekul-molekul  besar  seperti  substansi  kapiler. 
                              Penetrasi antibiotik sistemik ke intraokular dapat terjadi pada keadaan inflamasi 
                              dimana sawar darah mata menjadi lebih permeabel terhadap substansi kapiler.5-7 
                               
                              III. Klasifikasi Antibiotik Sistemik Berdasarkan Mekanisme Kerjanya 
                                  Antibiotik  diklasifikasikan  berdasarkan  sumbernya,  jalur  administrasi, 
                              spektrum  aktivitas,  struktur  kimia,  dan  mekanisme  kerja.  Mekanisme  kerja 
                                                                                                                1,3
                              antibiotik dapat dipahami dengan mengetahui struktur sel bakteri.                     
                               
                                                                                             Dinding Peptidoglikan 
                                                                                                Membran Sel 
                                                                                                Dinding Sel 
                                                                                         Ribosom           
                                                               Gambar 3.1 Skema Struktur Bakteri 
                                                                                   Dikutip dari: Bartlett et al3 
                                   
                                  Struktur sel bakteri seperti terlihat pada gambar 3.1, menyebabkan toksisitas 
                              selektif saat antibiotik bekerja karena terdapat banyak perbedaan antara sel bakteri 
                              dan sel manusia. Bakteri memiliki dinding sel, yang tidak ditemukan pada sel 
                              manusia.  Bakteri  memiliki  lapisan  peptidoglikan  untuk  mempertahankan 
                              integritas  dinding  sel  bakteri.  Ribosom  bakteri  berbeda  dengan  ribosom  sel   
                              manusia, sehingga antibiotik yang bekerja dengan menghambat sintesis protein 
                              bakteri  tidak  akan  mengganggu  sintesis  protein  pada  sel-sel  manusia.  Bakteri 
                              melakukan sintesis asam folat sendiri. Bakteri juga memiliki enzim DNA gyrase 
                              dan topoisomerase IV yang berperan dalam sintesis DNA bakteri. Mekanisme 
                                        
                                                                                               3 
                      kerja  antibiotik  bertujuan  untuk  menghambat  pembentukan  struktur  dan  
                      pertahanan diri bakteri.2,3 
                       
                      3.1 Penghambat Sintesis Dinding Sel Bakteri 
                        Dinding sel bakteri terbuat dari struktur kompleks berupa peptidoglikan yang 
                      tersusun dari asam amino dan gula amino. Bakteri gram positif adalah bakteri 
                      yang  memiliki  lapisan  peptidoglikan  yang  tebal.  Bakteri  gram  negatif  adalah 
                      bakteri dengan lapisan peptidoglikan yang tipis tetapi memiliki lapisan fosfolipid 
                      dan lipopolisakarida sebagai penyusun dinding selnya. Dinding sel bakteri sangat 
                      penting  untuk  kelangsungan  hidup  bakteri,  sehingga  kerusakan  peptidoglikan 
                      akan menyebabkan kematian sel bakteri. Antibiotik golongan penghambat sintesis 
                      dinding  sel  bakteri  berikatan  dengan  komponen  kimia  bakteri  sehingga 
                      mengganggu proses pembentukan dinding sel bakteri. Antibiotik yang termasuk 
                      dalam golongan tersebut adalah antibiotik golongan penisilin, sefalosporin, dan 
                                 2-4,8
                      vankomisin.    
                       
                      3.1.1 Penisilin 
                        Penisilin  secara  alami  dihasilkan  oleh  jamur  Penicillin  chrysogenum  dan 
                      berdasarkan  struktur  kimianya  termasuk  golongan  β-laktam  karena  memiliki 
                      struktur  cincin  β-laktam  sebagai  komponen  penyusunnya.  Salah  satu  tahapan 
                      dalam sintesis peptidoglikan bakteri difasilitasi oleh enzim D-alanyl-D-alanine-
                      transpeptidase atau “penicillin-binding protein” (PBP). Gambar 3.2 menunjukkan 
                      sisi aktif PBP akan berikatan dengan β-laktam sehingga menyebabkan kegagalan 
                                               2,3,8
                      pembentukan peptidoglikan.   
                           Penisilin  efektif  terhadap  beberapa  bakteri  gram  positif,  gram  negatif,  dan 
                      spiroseta. Penisilin memiliki kemampuan penetrasi yang baik ke margo palpebra, 
                      kantung  konjungtiva,  kornea,  kantung  lakrimasi,  serta  melintasi  plasenta  dan 
                      dieksresikan di air susu.3,8    
                        Penisilin terbagi menjadi penisilin alami dan penisilin sintetis. Penisilin alami 
                      adalah  benzil-penisilin  atau  penisilin  G,  penisilin  V,  penisilin  prokain,  dan 
                      penisilin  benzatin.  Penisilin  semi-sintetik  antara  lain  adalah  ampisilin, 
                      amoksisilin,  ampisilin/sulbaktam,  amoksisilin/klavulanat,  dan  metisilin.  Bakteri 
                             
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Departemen ilmu kesehatan mata fakultas kedokteran universitas padjadjaran pusat nasional rumah sakit cicendo bandung sari kepustakaan penggunaan antibiotik sistemik pada penyakit penyaji ester grace sillya aprinona gurning pembimbing dr m rinaldi dahlan spm k telah diperiksa dan disetujui oleh senin november pukul wib i pendahuluan adalah substansi kimiawi yang umumnya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri efek utama terbagi menjadi dua yaitu bakteriostatik sebagai penghambat pertumbuhan bakterisidal membunuh pemilihan tatalaksana salah satunya berdasarkan pertimbangan akan efektivitas dipengaruhi farmakodinamika farmakokinetika konsentrasi di jaringan jalur administrasi dalam penanganan kasus dapat diberikan melalui lokal seperti topikal subkonjungtival subtenon intravitreal bidang oftalmologi namun pemberian juga beberapa melewati sistem sirkulasi seluruh tubuh sehingga menimbulkan samping terhadap organ lain informasi lengkap mengenai fungsi hati ginjal riwayat alergi obat stat...

no reviews yet
Please Login to review.