Authentication
359x Tipe PDF Ukuran file 0.12 MB Source: media.neliti.com
INDONESIAN JOURNAL PHARMACEUTICAL AND HERBAL MEDICINE (IJPHM) Akademi Farmasi Yannas Husada Bangkalan Volume 1, No 1, Oktober 2021 e-ISSN xxxx-xxxx PROFIL PENGETAHUAN HIGH ALERT MEDICATION TENAGA KEFARMASIAN DI RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU KOTA BANGKALAN 1 2 Nur Hasanah , Errisa Sulfiana 1,2 Akademi Farmasi Yannas Bangkalan Email: Nur.ajah074@gmail.com ABSTRAK Rumah sakit adalah tempat penyelenggaraan upaya kesehatan pelayanan kefarmasian bertujuan meningkatkan keselamatan pasien yang lebih baik seperti penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, termasuk pelayanan farmasi klinik. Salah satu faktor kesalahan yang sering terjadi di rumah sakit adalah pemberian obat, kesalahan pemberian obat berbahaya jika diberikan adalah obat-obat High Alert. Penanganan yang paling efektif untuk obat High Alert meningkatkan kewaspadaan dalam penyimpanan seperti pemberian label, pemisahan penyimpanan obat-obat LASA (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip), serta penyimpanan khusus untuk elektrolit konsentrat tinggi. Upaya mencegah pemberian yang tidak sengaja atau kurangnya ketelitian, oleh karena itu rumah sakit khususnya instalasi farmasi dituntut untuk melakukan pengelolaan serta pemberian obat dengan baik dan benar. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan data quisioner. Subyek penelitian adalah apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Pengumpulan data menggunakan metode kuisioner (memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab) kepada responden tenaga kefarmasian di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Pengelolaan data angket profil pengetahuan tenaga kefarmasian tentang High Alert Medication di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan, 96% tenaga kefarmasian mampu menganalisis tentang High Alert Medication dengan interpretasi pengetahuan tinggi karna hasil lebih dari 75%. Kata Kunci : Sistem pengelolaan obat, high alert medication, keselamatan pasien ABSTRACT The hospital is a place where healthcare efforts for pharmaceutical services are aimed at improving patient safety, such as providing pharmaceutical supplies, medical devices, quality consumables and affordable for all levels of society, including clinical pharmacy services. One of the factors of mistakes that often occur in hospitals is the administration of drugs, mistaken administration of dangerous drugs if given is High Alert drugs. The most effective treatment for High Alert drugs is increasing vigilance in storage such as labeling, separation of storage of LASA (Look Alike Sound Alike) drugs, and special storage for high concentrated electrolytes. Efforts to prevent inadvertent giving or lack of thoroughness, therefore hospitals, especially pharmaceutical installations, are required to manage and administer the drug properly and properly. Type of quantitative research with questionnaire data design. The research subjects were pharmacists 10 and pharmaceutical technical personnel. Data collection using questionnaires methods (giving a set of written questions to respondents to be answered) to pharmaceutical staff respondents at Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Regional Hospital. Data management of pharmaceutical personnel knowledge profile data about High Alert Medications in Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Regional Hospital, 96% of pharmaceutical staff were able to analyze High Alert Medication with interpretation of high knowledge because the results were more than 75%. Keywords: Drug management system, high alert medication, patient safety Diterima Redaksi : 14-10-2021 Selasai Revisi : 14-10-2021 Diterbitkan : 14-10-2021 PENDAHULUAN yang fatal, seperti saat melakukan Pemberian obat adalah salah satu pengambilan obat yang kemasannya hampir faktor yang dapat berakibat fatal pada sama yang penyimpanannya tidak dipisahkan, keselamatan pasien, terutama obat-obat hal ini bisa menyebabkan efek terapi yang High Alert Medication. Kesalahan pada diinginkan tidak tercapai dan belum ada pemberian obat High Alert Medication, penelitian khusus tentang pengetahuan obat High Alert. cukup berbahaya dan sering terjadi (Permenkes, R, I. 2016) Untuk menghindari terjadinya hal-hal High Alert Medications adalah obat- tersebut yaitu dengan meningkatkan obatan yang memiliki resiko tinggi kewaspadaan saat proses penyimpanan, mulai menyebabkan kerusakan yang signifikan saat pemberiaan label, memisahkan obat-obat pada pasien ketika digunakan dengan LASA, serta saat menyimpan elektrolit kesalahan konsekuensi yang diterima oleh berkonsentrat tinggi. Secara kolaboratif, pasien lebih merusak (Paparella, S, F. Rumah Sakit mengembangkan suatu 2018). Obat-obat yang sudah dibuktikan kebijakan dengan membuat daftar obat yang aman dan efektif tetapi sangat berbahaya harus diwaspadai. Kebijakan ini akan jika tidak digunakan segera (Tanzi, M, G. mengidentifikasi area mana saja yang dapat 2020). Jadi pasien dan tenaga kefarmasian menyimpan atau membutuhkan elektrolit harus paham bahwa semua langkah harus konsentrat tinggi serta bagaimana dipatuhi saat mengkonsumsi obat ini. penyimpanannya pada area tersebut, hal ini dilakukan untuk mencegah pemberian yang Obat dengan nama dan ucapan hamper tidak sengaja atau kurang teliti. (Permenkes, sama, konsentrat elektrolit tinggi seperti RI. 2017). kalium klrorida 2meq/ml yang lebih pekat, METODE PENELITIAN kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9% dan magnesium sulfat =50% 1. Teknik Penelitian atau lebih pekat), obat anestesi, obat anti Teknik dalam penelitian ini adalah koagulan, obat aritmia, insulin/ hipoglikemik, obat penenang membagikan kuisioner kepada responden (sedative),dan narkotika, termasuk tenaga kefarmasian di RSUD Syarifah kelompok obat High Alert (Permenkes, R, Ambami Rato Ebu Bangkalan. Metode I. 2017). kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi Rumah Sakit umum daerah Syarifah seperangkat pertanyaan tertulis kepada Ambami Rato Ebu Bangkalan termasuk yang responden untuk dijawab. Peneliti menyusun memiliki obat High Alert. Kesalahan dalam dan membagikan daftar pertanyaan penyimpanan obat dapat mengakibatkan hal (kuisioner) untuk memperoleh data primer 11 mengenai permasalahan yang diteliti dan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu responden diminta mengisi, yang nantinya Bangkalan Madura. data dari tenaga kefarmasian tersebut di Metode penilaian kuisioner pengetahuan analisis untuk mendapatkan hasil pengetahuan tentang High Alert Medication. tenaga kefarmasian tentang High Alert 2. Instrumen Penelitian Medication di RSUD Syamrabu Bangkalan dengan cara nilai pilihan jawaban ya, Instrumen penelitian ini menggunakan mendapatkan nilai 1 dan nilai pilihan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. jawaban tidak mendapatkan nilai 0. Model kuisioner dalam penelitian ini Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : menggambarkan pengetahuan tenaga A. Bagian pengenalan berupa kefarmasian tentang High Alert Medication pernyataan yang menjelaskan tentang di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. identitas peneliti, tujuan peneliti, dan permintaan ketersediaan responden Analisis deskriptif bertujuan untuk untuk partisipasi dalam pengisian menggambarkan profil responden dan kuisioner penelitian ini. karakteristik data disajikan dalam bentuk tabel dan presentase. B. Batang tubuh kuisioner terdiri dari pertanyaan yang terdiri dari dua bagian Data dipersentasekan dengan menggunakan pertanyaan, yaitu: rumus: F a. Bagian pertama terdiri dari 2 = n x 100% pertanyaan menegenai demografi Ket responden yaitu meliputi nama, usia, P =hasil persentase. jenis kelamin, pendidikan terakhir, F=hasil pencapaian atau skor total dan masa kerja di RSUD Syarifah responden. Ambami Rato Ebu Bangkalan. n =hasil pencapaian maksimal responden. b. Bagian kedua terdiri dari Kemudian hasil kuisioner pengetahuan pertanyaan mengenai pengetahuan tenaga kefarmasian dapat dikategorikan responden terhadap pengetahuan sebagai berikut: tentang High Alert Medication. Tabel Interval Penelitian 3. Teknik Pengolahan Data Skor Interpretasi >75% Pengetahuan tinggi Pada penelitian ini pengolahan data 60 ± 75% Pengetahuan sedang <60% Pengetahuan rendah yang dilakukan adalah analis deskriptif. (Notoatmodjo, 2010 Analis ini untuk mendeskripsikan data demografi responden dan distribusi butir HASIL DAN PEMBAHASAN pertanyaan tiap indikator. Data yang Profil Pengetahuan High Alert dikumpulkan dianalisis dalam tabel, Medication Tenaga Kefarmasian kemudian pembahasan data dalam angka Keterangan Tingkat dan persentase. Kemudian dilakukan MENGETAHUI perhitungan nilai dari tiap pertanyaan yang Dari 45 tenaga kefarmasian di RSUD menggambarkan pengetahuan tenaga Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan kefarmasian terhadap obat High Alert di 12 pada soal no.3 (Apakah golongan High Dari 45 tenaga kefarmasian di RSUD Alert adalah KCl 7,46%, Na Bicarbonat Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan 8,4%, NaCl 3%, Epinefrin, Norepinefrin?) untuk pertanyaan soal no.5 (Apakah dan no.10 (Apakah alur penyimpanan obat Double Check cara pengecekan ulang High Alert dilakukan tenaga kefarmasian?) untuk menurunkan kesalahan terkait obat Semua menjawab benar, sedangkan no.4 High Alert?) no.16 (Apakah penyimpanan (Apakah obat Look Alike Sound Alike obat (LASA) amlodipin 5mg dan (LASA) = Nama Obat Rupa Mirip amlodipin 10mg harus diberi jarak nama (NORUM) adalah Epinefrin dan Vit K?) obat lainnya?) dan no.18 (Apakah anda 38 menjawab benar, dan no.17 (Apakah mengetahui Standar Operasional klopidogrel tablet termasuk obat High Prosedur (SOP) mengenai obat High Alert?) 30 menjawab benar. Hasil rata-rata Alert?) semua menjawab benar, serta no.8 yang di dapat berdasarkan profil (Apakah depo farmasi dan ruang rawat pengetahuan High Alert Medication tenaga inap harus memiliki daftar obat High Alert kefarmasian untuk tingkat mengetahui untuk mengetahui jumlah obat High sebesar 88%. Dimana nilai tersebut di dapat Alert?) 44 menjawab benar. Hasil rata- dari hasil persentase jawaban responden rata yang di dapat berdasarkan profil terhadap 4 soal diatas. pengetahuan High Alert Medication Profil Pengetahuan High Alert tenaga kefarmasian untuk tingkat Medication Tenaga Kefarmasian mengetahui sebesar 99%. Dimana nilai Keterangan Tingkat tersebut di dapat dari hasil persentase jawaban responden terhadap 4 soal diatas. MEMAHAMI Profil Pengetahuan High Alert Dari 45 tenaga kefarmasian di RSUD Medication Tenaga Kefarmasian Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Keterangan Tingkat untuk pertanyaan soal no.1 (Apakah obat MENGANALISA High Alert dapat beresiko tinggi menyebabkan kesalahan dan kejadian yang Dari 45 tenaga kefarmasian di RSUD tidak diinginkan?) dan no.13 (Apakah Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan cefotaxim dan cerftriaxon termasuk obat untuk pertanyaan soal no.6 (Apakah obat LASA?) semua menjawab benar, sedangkan High Alert disimpan di tempat terpisah, no.2 (Apakah sentinel event adalah kejadian akses terbatas, dalam lemari/box bertanda yang mengakibatkan kematian atau cedera High Alert terbingkai merah, dan diberi yang serius?) 43 menjawab benar, dan no.19 label berupa stiker High Alert?) no.22 (Apakah elektrolit pekat KCl boleh disimpan (Apakah penyimpanan obat High Alert di di ruang perawatan?) 36 menjawab ruang perawatan selain di lemari yang menjawab benar. Hasil rata-rata yang di berbingkai merah dan harus di kunci?) dan dapat berdasarkan profil pengetahuan High no.24 (Apakah tenaga kefarmasian Alert Medication tenaga kefarmasian untuk melaksanakan kepastian pemberian tepat tingkat mengetahui sebesar 94%. Dimana sediaan obat dan tepat dosis?) semua nilai tersebut di dapat dari hasil persentase jawaban benar, serta no.9 (Apakah jawaban responden terhadap 4 soal diatas. peresepan obat High Alert memeriksa kelengkapan resep seperti nama pasien, Profil Pengetahuan High Alert nama obat, dosis obat, dan pemberian Medication Tenaga Kefarmasian obat?) 44 menjawab benar. Hasil rata-rata Keterangan Tingkat yang di dapat berdasarkan profil MENGAPLIKASIKAN pengetahuan High Alert Medication tenaga kefarmasian untuk tingkat 13
no reviews yet
Please Login to review.