Authentication
375x Tipe DOCX Ukuran file 0.03 MB Source: sista.polindra.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat. Keperawatan sendiri terdiri dari keperawatan anak, keperawatan jiwa,
keperawatan medikal bedah, keperawatan keluarga dan keperawatan maternitas
(UU RI, 2014). Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (DPR & Presiden Republik
Indonesia, 2014).
Keperawatan anak adalah dasar dalam memberikan asuhan keperawatan
yang aman dan efektif bagi anak (infant, toddler, prasekolah, sekolah dan remaja)
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan, baik sehat maupun sakit,
baik langsung maupun tidak langsung, baik dirumah maupun dirumah sakit
dengan penerapan berbagai teori, konsep dan prinsip perawatan anak
(Hockenberry, M., Wilson, 2011).
Proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah,
sistematis, dinamis, dan terus menerus serta berkesinambungan dalam rangka
pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari pengkajian
(pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah), diagnosa keperawatan,
pelaksanaan dan penilaian tindakan keperawatan evaluasi (Ali H.Zaidin, SKM,
2001).
Sedangkan (Yura, H., & Walsh, 1988), mengatakan proses keperawatan
adalah langkah sistematis untuk menentukan dan merencanakan penyelesaian
masalah klien, lalu mengimplementasikan dan mengevaluasi apakah rencana yang
dibuat cukup efektif dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Langkah
sistematis tersebut dibagi dalam empat tahap, meliputi: Pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
1
(KDM), dengan menggunakan metodologi proses keperawatan dan berpedoman
pada standar keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan (D. PPNI, 2016).
Disentri merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan
penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai kematian.
Penyakit ini tidak hanya terdapat di negara berkembang saja, akan tetapi dijumpai
pula di negara industri dan di negara yang sudah maju sekalipun, hanya saja
kejadian Disentri karena infeksinya pun jauh lebih kecil.
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka dan
menyebabkan tukak yang terbatas di colon yang ditandai dengan gejala paling
khas yang disebut sebagai sindroma Disentri, yakni sakit di perut yang sering
disertai dengan tenesmus, berak, dan tinja mengandung darah dan lendir yang
berasal dari bakteri Shigella dysentriae. Adanya darah dan lekosit dalam tinja
merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus
dinding colon dan bersarang di bawahnya sehingga terjadilah diare yang disertai
dengan perdarahan (Wardoyo, 2011).
Di Indonesia sampai saat ini masih jarang terjadi, akan tetapi Disentri
basiler di laporkan 5% dari 3.848 orang penderita diare berat menderita Disentri
basiler (Sya’roni A., 2006). Angka kasus diare akut pada anak di dunia telah
mencapai 1 miliar kasus tiap tahun, dengan korban meninggal sekitar 4 juta jiwa.
Kasus disentri pada tahun 2015 terjadi pelonjakan 18 kali, memperkirakan
bahwa jumlah penderita disentri di fasilitas kesehatan sebanyak 5.097.247 orang,
sedangkan jumlah penderita diare yang dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan
sebanyak 4.017.861 orang atau 74,33% dan targetnya sebesar 5.405.235 atau
100% (Sulistyawati, D. dan Mulyati, n.d.).
Penyebab utama Disentri di Indonesia adalah bakteri Shigella sp.,
Salmonella sp., Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba
histolytica. Disentri berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentriae, Shigella
flexneri, Salmonella sp. dan Escherichia coli. Perbandingan persentase anggota
genus Shigella yang menjadi penyebab Disentri yaitu S. flexneri 70,6 %, S. sonnei
17,6 %, S. Boydii 5,9 %, dan S. dysenteriae 2 5,9 %. Anggota genus Shigella yang
memiliki persentase tertinggi sebagai penyebab Disentri adalah Shigella flexneri.
2
(Ainurrochmah, A., 2013) Shigella flexneri dapat menyebabkan infeksi
Shigellosis (Disentri basiler).
Manusia yang terinfeksi akan mengalami peradangan usus, diare dengan
bercak darah, demam, dan kram perut. Bakteri ini ditemukan pada air yang
tercemar kotoran manusia kemudian ditransmisikan ke dalam air atau makanan
yang terkontaminasi dan dapat melalui kontak antar manusia (Ainurrochmah, A.,
2013) Shigella flexneri merupakan bakteri gram negatif, nonmotile, dan berbentuk
batang. Bakteri ini menyebabkan Shigellosis (Disentri basiler) dengan cara
menginvasi epitel usus besar.
RSUD Indramayu merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang terletak di
wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Rumah sakit ini memberikan
pelayanan di bidang kesehatan yang didukung oleh layanan dokter spesialis dan
sub spesialis, serta ditunjang dengan fasilitas medis yang memadai. Selain itu,
RSUD Indramayu juga sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah Indramayu dan
sekitarnya.
Pada tahun 2021 dari bulan Agustus - November angka kejadian Disentri di
RSUD Indramayu mencapai 4 kasus. Berdasarkan Data Instalansi medik RSUD
Indramayu, angka kejadian Disentri di tahun 2021 dapat dilihat dari data dibawah
ini:
Tabel 1.1 Jumlah Kasus Disentri di Ruang Golek
Bulan Jumlah pasien Jumlah Pasien Rawat Persentase
rawat inap Inap Dengan
Disentri di
Ruang Golek
Agustus 80 2 2,5%
Septembe 78 0 0%
r
Oktober 76 1 1,3%
November 70 1 1,4%
Sumber: Instalasi rekam medik RSUD Indramayu
Anak penderita Disentri sangat memerlukan penanganan cepat agar tidak
terjadi masalah yang lebih berat lagi. Peran orang tua juga sangat penting untuk
menangani anak dengan Disentri agar dapat mencegah perburukan keadaan pada
3
anak dengan Disentri. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kesejahteraan kesehatan anak dengan Disentri.
Berdasarkan uraian diatas, penanganan anak dengan Disentri perlu
mendapatkan pengangan yang cepat dan tepat. Untuk itu penulis tertarik untuk
melakukan perawatan secara maksimal yaitu dengan memberikan asuhan
keperawatan pada anak dengan Disentri.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan masalah, bagaimanakah
gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Disentri Di
RSUD Indramayu?
1.3. Batasan Masalah
Sehubungan dengan ditemukannya kasus Disentri di RSUD Indramayu dan
agar mendapatkan hasil penelitian yang baik, terarah dan tidak menyimpang dari
tujuan, maka penelitian harus dibatasi. Sesuai dengan rumusan yang telah
dipaparkan diatas, maka dalam Tugas Akhir ini penulis hanya membatasi
mengenai kemampuan menerapkan pada Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Disentri secara komprehensif meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual dengan pendekatan proses keperawatan.
1.4. Tujuan
1.4.1 Tujuan umum
Penulis mampu memahami konsep penyakit Disentri dan mampu
melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif mencakup
aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual dengan pendekatan proses keperawatan
dan standar asuhan keperawatan
1.4.2 Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan, diharapkan penulis mampu:
a. Melakukan pengkajian pada Anak dengan Disentri
b. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan pada Anak dengan Disentri
c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada Anak dengan Disentri
4
no reviews yet
Please Login to review.