Authentication
358x Tipe PDF Ukuran file 0.16 MB Source: sc.syekhnurjati.ac.id
Pertemuan ke 4
Tujuan Pembelajaran
- Mahasiswa mampu menjelaskan tentang ekologi dan lingkungan serta peranannya dalam kehidupan
- Mahasiswa mampu menunjukkan hubungan antara kehidupan danlingkungan
Materi
EKOLOGI DAN LINGKUNGAN
Lingkungan Abiotik-Biotik (Ekosistem) sebagai Sumber Daya Kehidupan
Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang di dalamnya
terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi. Ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dalam suatu ekosistem disebut
ekologi. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos (rumah atau tempat hidup) dan logos (ilmu), jadi
ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antarmakhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup
dan lingkungannya. Dalam ekologi, kamu akan mempelajari makhluk hidup sebagai satu kesatuan dengan
lingkungannya.
Gambar 3.1Komponen Penyusun Ekosistem
Suatu ekosistem disusun oleh dua komponen utama yaitu komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk
hidup dankomponen abiotik meliputi lingkungan fisik dan kimia (lingkungan tak hidup).
a. Komponen Biotik
Komponen biotik suatu ekosistem meliputi semua jenis makhluk hidup, baik berupa tumbuhan, hewan,
jamur, maupun mikroorganisme lain. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan
berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Berdasarkan
peranannya, komponen biotik dibedakan menjadi komponen autotrof, heterotrof, dan pengurai.
1) Komponen autotrof
Komponen autotrof adalah organisme yang mampu mensintesis makanan sendiri berupa bahan organik
dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti energi cahaya matahari dan kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen yang menyediakan makanan bagi organisme heterotrof. Komponen autotrof
yang utama adalah berbagai tumbuhan hijau.
2) Komponen heterotrof
Komponen heterotrof merupakan organisme yang memperoleh makanan atau bahan organik dengan
memakan organisme lain atau sisa-sisanya. Organisme heterotrof tidak dapat mensintesis makanan sendiri,
sehingga makanan selalu diperoleh dari organisme lain, misalnya herbivora memperoleh makanan dari
tumbuh-tumbuhan dan karnivora memperoleh makanan dari mangsanya. Contoh komponen heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
3) Detrivor dan Pengurai (dekomposer)
Detrivor adalah komponen ekosistem yang memakan detritus atau sampah, sedangkan pengurai adalah
organisme heterotrof yang memperoleh makanan dengan menguraikan bahan organik berupa sisa-sisa
organisme yang telah mati. Organisme ini menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan
bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Contoh detrivor adalah cacing
tanah, sedangkan contoh pengurai adalah bakteri dan jamur saprofit.
b. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah segala sesuatu di luar makhluk hidup, terdiri dari komponen fisik dan kimia.
Komponen fisik meliputi substrat, media, atau faktor fisik yang diperlukan untuk menunjang kehidupan,
sedangkan komponen kimia berupa kondisi-kondisi yang mendukung kehidupan makhluk hidup.
Beberapa komponen abiotik yang memengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.
1) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk
hidup. Suhu memengaruhi reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam makhluk hidup. Setiap jenis makhluk
hidup memerlukan suhu optimum untuk kehidupannya sehingga ada jenis-jenis organisme yang hanya
dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. Pada hewan poikiloterm, suhu tubuhnya dapat berubah-ubah
sesuai dengan suhu lingkungannya. Sedangkan hewan homeoterm suhu tubuhnya relatif tetap meskipun
suhu lingkungan berubah-ubah.
2) Sinar matahari
Sinar matahari memengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu Bumi. Sinar
matahari juga diperlukan oleh tumbuhan (produsen) untuk melakukan fotosintesis.
3) Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi
tumbuhan, air diperlukan untuk tumbuh, berkecambah, dan penyebaran biji. Bagi hewan dan manusia, air
diperlukan untuk minum, sarana hidup, dan tempat hidup bagi hewan air. Bagi unsur abiotik lain, misalnya
tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
4) Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang
hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsurunsur penting bagi kehidupan organisme,
terutama tumbuhan.
5) Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang
berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
6) Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan
tertentu.
7) Garis lintang
Perbedaan garis lintang menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak
langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada jenis-jenis organisme
yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
1. Tingkatan Organisasi dalam Ekosistem
Tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup di dalam ekosistem akan saling berinteraksi dan saling
memengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan satu kesatuan. Secara lebih terperinci,
tingkatan organisasi makhluk hidup dalam ekosistem adalah sebagai berikut.
a. Individu
Individu berasal dari kata Latin in (tidak) dan dividus (dapat dibagi), jadi individu adalah organisme tunggal
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Seekor rusa, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon
kelapa, dan seorang manusia disebut individu dalam ekosistem. Individu merupakan satuan fungsional
terkecil penyusun ekosistem. Setiap individu melakukan proses hidup yang masing-masing berjalan
terpisah dan berbeda dengan individu lainnya.
Di dalam lingkungan, setiap jenis selalu dihadapkan pada masalah-masalah hidup, misalnya ketersediaan
makanan, ancaman predator, berkembang biak, memelihara anak, dan sebagainya. Oleh karena itu setiap
jenis mengembangkan struktur dan tingkah laku tertentu yang disebut adaptasi.
b. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi. Setiap
individu dalam populasi selalu tumbuh dan berkembang, sehingga populasi juga mengalami pertumbuhan.
Namun demikian populasi tidak tumbuh terus menerus. Batas kemampuan ekosistem untuk mendukung
kehidupan suatu populasi disebut daya tampung yang dipengaruhi oleh makanan, predator, ketersediaan
tempat, penyakit, dan faktor lingkungan lain. Setiap populasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu
kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, sebaran umur,
penyebaran anggota populasi, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas dan mortalitas merupakan penentu
utama pertumbuhan populasi. Selain itu dinamika populasi juga dipengaruhi oleh imigrasi dan emigrasi
terutama untuk organisme yang dapat bergerak aktif. Imigrasi adalah masuknya satu atau lebih organisme
ke dalam populasi di daerah yang berbeda. Imigrasi akan meningkatkan populasi.Emigrasiadalah peristiwa
ditinggalkannya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara
garis besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi
akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan
tidak selalu menyolok. Pertambahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis
dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama.
Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam populasi ini disebut dinamika
populasi. Perubahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus perubahan jumlah dibagi waktu.
Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam populasi. Misalnya, tahun 2001 populasi akasia di Kedungbaru
adalah 700 batang. Kemudianpada tahun 2006 dihitung lagi ada 500 batang. Dari data tersebut kamu dapat
mengetahui bahwa dalam waktu 2 tahun terjadi pengurangan pohon akasia sebanyak 200 batang pohon.
Untuk mengetahui laju perubahan, kamu dapat membagi jumlah batang pohon yang berkurang dengan
lamanya waktu pengamatan sebagai berikut.
= = 40 batang/tahun
Dari perhitungan di atas, kamu dapat mengambil kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya pohon akasia
di Kedungbaru tiap tahun adalah 40 batang.
c. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang
saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Jadi organisme dalam suatu ekosistem saling
berhubungan dan berinteraksi. Selain itu, lingkungan juga memengaruhi kehidupan organisme.
d. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi
yangdisebut ekosistem.
Komponenpenyusunekosistem
adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen ( herbivora, karnivora, danomnivora), dan
dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Hal-hal yang menyebabkan suatu ekosistem berbeda dengan
ekosistem yang lain adalah jumlah dan jenis produsen, jumlah dan jenis konsumen, keragaman
mikroorganisme, jumlah dan macam komponen abiotik, kompleksitas interaksi, dan berlangsungnya
berbagai proses dalam suatu ekosistem.
2. Interaksi Antarkomponen Ekosistem
Komponen ekosistem selalu berhubungan dan berinteraksi menurut dinamika tertentu. Interaksi
antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.
a. Interaksi Antarorganisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu
berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau
individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi
antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
1) Netral, yaitu hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang
bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya antara
capung dan sapi.
2) Predasi, yaitu hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab
tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi
mangsa. Contoh harimau dengan mangsanya yaitu rusa, burung hantu dengan tikus.
3) Parasitisme, yaitu hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme
hidupnya tergantung pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat
merugikan inangnya. Contoh Plasmodium dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi, dan benalu
dengan pohon inang.
4) Komensalisme, yaitu hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk
kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan, jadi salah satu spesies diuntungkan dan spesies
lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
5) Mutualisme, yaitu hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar
kacang-kacangan, kupu dengan bunga, dan sebagainya.
b. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung
dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
1) Alelopati, merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut jarang ditumbuhi tumbuhan
lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme, istilah alelopati
dikenal sebagai anabiosa. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotik yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
2) Kompetisi,merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama
sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
c. Interaksi Antara Komponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme
dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di
dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta daur materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya.
Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila
keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk
mencapai keseimbangan baru.
no reviews yet
Please Login to review.