Authentication
273x Tipe PDF Ukuran file 0.27 MB Source: oseanografi.lipi.go.id
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Oseana, Volume XXV, Nomor 2, 2000:13-20 ISSN 0216-1877
DAMPAK PERILAKU MANUSIA PADA
EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI INDONESIA
oleh
*)
Pramudji
ABSTRACT
IMPACTS OF HUMAN ACTIVITIES ON THE MANGROVE FOREST ECOSYS-
TEM IN INDONESIA. Overexploitation can happen as the result of commercial
exploitation. It is true that the larger proportion of the population living along the
coastal area are economically poor and very often that they are dependent on the
mangrove forest product to supplement their meagre earning or to meet their energy
need. Illegal cutting of the mangrove forest are common sight, leading to forest
degradation and destruction. They have some idea that what they are doing can
bring about undesired consequences, but may have no option, because survival
seems to be their prime motivation. Presents in sufficient amount of petroleum
hydrocarbon and other pollutants also can be detrimental to mangrove ecosystem. The
effect was defoliation and eventual death of hundred hectares of mangrove forest.
PENDAHULUAN Keberadaan hutan mangrove ini
bergantung kepada adanya aliran air pasang-
Hutan mangrove didefinisikan sebagai surut, aliran air tawar dan sungai dan
suatu kelompok tumbuhan yang terdiri atas sedimentasi dari darat termasuk didalamnya
berbagai macam jenis dari suku yang berbeda, limbah akibat kegiatan manusia seperti
tetapi mempunyai persamaan adaptasi pencemaran, perkebunan dan pertanian.
morfologi dan fisiologi yang sama terhadap Namun faktor yang paling berpengaruh adalah
habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut akumulasi tanah dan perluasan daratan yang
(SUKARDJO 1999). Hutan mangrove juga diokontrol oleh angin, arus, relief bawah laut
dikenal sebagai sumberdaya alam yang sangat dan sejumlah materi yang terbawa oleh aliran
potensial, dan biasanya tumbuh dan sungai (PERCIVAL & WOMERSLEY 1975).
berkembang dengan baik di daerah tropik, Karena mangrove tumbubnya pada areal
khususnya pada daerah pesisir yang relatif perbatasan antara laut dan darat yang selalu
terlindung. dipengaruhi pasang-surut, maka hutan
*)
Balai Litbang Biologi, Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta
13
Oseana, Volume XXV no. 2, 2000
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
mangrove dikenal sebagai ekosistem yang
organisme, yang pada gilirannya bermanfaat
sangat unik dan mempunyai kaitan yang erat bagi kehidupan manusia. Untuk lebih
dengan ekosistem darat maupun ekosistem mempermudah mengetahui tentang peranan
laut. hutan mangrove, pada gambar 1, dipertelakan
Hutan mangrove juga dikenal sebagai gambaran secara skematis tentang peranan
hutan yang memiliki daya adaptasi morfologi hutan mangrove dilihat dari aspek perikanan.
yang tinggi terhadap lingkungan yang ada di Perputaran bahan-bahan dalam
sekitarnya dan mampu menahan sedimen yang ekosistem mangrove, digerakkan oleh faktor
terbawa oleh sungai akibat banjir, serta fisik dan biologi yang mengendalikan besarnya
memperlihatkan adanya zonasi atau impor dan ekspor senyawa-senyawa organik
permintakatan yang sangat jelas, bila dan anorganik. Faktor fisik adalah meliputi
dibandingkan dengan hutan lainnya. pasang-surut, aliran arus permukaan serta
Permintakatan pada hutan mangrove adanya curah hujan. Sedangkan proses biologi
disebabkan oleh adanya beberapa faktor, antara yang sangat penting dalam perputaran bahan
lain frekuensi genangan, salinitas, dominasi adalah gugur serasah, dekomposisi,
tumbuhan, gerakan air pasang surut dan mikroorganisme serta aktifitas beberapa biota
keterbukaan lokasi mangrove terhadap angin laut yang hidup di sekitar perairan mangrove.
dan ombak serta jarak dari laut (WATSON
1928; KARTAWINATA & WALUYO 1977;
STODDART 1980; TEE 1982). BUDIMAN &
SUHARDJONO (1993) menambahkan, bahwa
permintakatan pada tumbuhan mangrove dapat
dilihat sebagai suatu proses suksesi dan
hanya merupakan hasil reaksi ekosistem
terhadap kekuatan yang datangnya dari luar.
Hutan mangrove memiliki berbagai
macam peran dan manfaat, baik itu ditinjau
dari aspek ekologi, sosial maupun aspek
ekonomi. Besarnya peranan hutan mangrove
bagi kehidupan biota laut tersebut, dapat
diketahui dari banyaknya jenis ikan, udang,
kepiting bahkan manusia sekalipun yang Budidaya ikan
tinggal di sekitar hutan mangrove dan hidupnya dll, produksi ikan
bergantung dari keberadaannya. tinggi
Peranan mangrove yang cukup penting
bagi ekologi perairan di sekitarnya adalah
didasarkan kepada produksi bahan organik Gambar 1. Peranan hutan mangrove dilihat
yang berupa serasah dan seterusnya dapat dari aspek perikanan.
mendukung kelestarian berbagai macam
kehidupan hewan aquatik (BOTTO & BUNT Serasah yang merupakan hasil
1981; COULTER & ALLAWAY 1979; ODUM tumbuhan mangrove merupakan sumber utama
& HEALD 1972; SNEDAKER 1978). Ditinjau karbon dan nitrogen yang sangat diperlukan
dari aspek energi, ekosistem mangrove oleh ekosistem mangrove itu sendiri, maupun
merupakan tempat yang memiliki perputaran ekosistem perairan di sekitar hutan mangrove.
bahan-bahan yang sangat dibutuhkan oleh
14
Oseana, Volume XXV no. 2, 2000
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Berkaitan dengan serasah mangrove adalah yang sering terjadi adalah adanya
proses dekomposisi serasah, di mana kece- ketergantungan kehidupan masyarakat pantai
patan proses tersebut sangat bergantung terhadap hutan mangrove, karena hutan man-
kepada banyaknya oksigen yang tersedia, grove dapat menyediakan kayu bangunan,
tipe lumpur dan peranan hawan serta detritus kayu bakar, tempat mencari ikan, kepiting,
(mikro-organisme). Di samping berperan dalam udang maupun tempat usaha pertambakan
dekomposisi, mikro-organisme (bakteri) dalam sebagai sumber nafkah mereka.
perairan mangrove juga berperan dalam rantai Terkait dengan uraian di atas, kegiatan
makanan. HEALD (1971) menyatakan, bahwa masyarakat pantai pada akhirnya akan
serasah yang mulai terurai (membusuk) memanfaatkan hutan mangrove secara tidak
mengandung 3,1% protein dan setelah satu ramah lingkungan, dan dampaknya hutan
tahun, kandungan ini meningkat menjadi 21%. mangrove akan terdegradasi dan rusak, bahkan
Dengan demikian biota pemangsa partikel, sumber daya alam tersebut akan punah.
seperti zooplankton, larva ikan, kerang dan Sebenarnya, masyarakat pantai sudah
udang memperolah makanan yang berprotein mengetahui tentang peran dan manfaat hutan
tinggi. mangrove terhadap lingkungannya, tetapi
Beberapa tahun terakhir ini, khususnya mereka tidak ada pilihan lain karena untuk
di Pulau Jawa hutan mangrove dijadikan mempertahankan kehidupan mereka bersama
sasaran manusia untuk dijadikan berbagai keluarganya harus memanfaatkan hutan
macam aktivitas, baik itu secara langsung tersebut.
maupun tidak langsung. Berakaitan dengan Beberapa tahun terakhir ini, dampak
kepentingan dan kelestarian daerah perairan dari pemanfaatan hutan mangrove dalam skala
pesisir, pengrusakan atau pengurangan areal besar sudah banyak dilaporkan oleh
hutan mangrove mempunyai dampak terhadap SUNARYO (1982), NURKIN (1979) dan
beberapa komponen yang pada akhimya semua PRAMUDJI (1999), antara lain di daerah
biota yang hidup di perairan sekitar hutan pantai utara Pulau Jawa, Cilacap, Madura,
mangrove tersebut akan punah. Indragiri hilir (Riau), Luwu (Sulawesi Selatan),
pantai barat Pulau Lombok, Paso dan Tawiri
(Ambon), Sidangoli (Halmahera). Biasanya,
EKPLOITASI HUTAN MANGROVE penebangan yang tidak memperdulikan
lingkungan akan menyebabkan munculnya
Ekploitasi yang berlebihan terhadap jenis terna yang tumbuh merayap, antara lain
hutan mangrove yang dilakukan untuk seperti Acrostichum aureum, Achantus
keperluan kayu, kayu bakar, kertas, kayu lapis, ilicifolius, Ipomoea prescapre, Deris
tatal, bubur kayu, arang maupun yang heterophyla, Nypa fruticans, Pandanus
diperuntukkan sebagai lahan pertanian, tectorius. Sedangkan jenis khas yang lain
pertambakan, penambangan dan pemukiman adalah Cyperus stoloniferus, Spinifex littoreus,
pada akhirnya mempunyai dampak negatif Thuarea involuta, Euphorbia atoto,
terhadap sumber daya alam tersebut. Semua Fimbrystylis sericea, Vigna marina,
aktivitas manusia dalam kaitannya dengan Canavalia obtusifolia dan C. marina.
penggunaan areal mangrove dalam skala besar, Komposisi komunitas ini dapat berbeda
adalah sangat berkaitan dengan tingginya kombinasi jenis-jenisnya antara satu daerah
populasi dan rendahnya tingkat perekonomian dengan daerah lain, hal ini karena setiap jenis
masyarakat setempat, misalnya di sepanjang akan berkaitan erat dengan tipe substrat
pantai utara Pulau Jawa (Pantura). Kondisi sebagai tempat tumbuhnya.
15
Oseana, Volume XXV no. 2, 2000
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Sedangkan dampak dari tebang habis pemukiman, fasilitas umum dan dermaga
(clearcutting) terhadap hutan mangrove akan (PRAMUDJI 1999).
menyebabkan terjadinya abrasi secara intensif Kejadian yang hampir sama juga terjadi
di sepanjang pantai, dan permudaan alami di daerah Waisiley, Teluk Kao (Pulau
umumnya tidak berjalan dengan baik, sehingga Halmahera). Hutan mangrove di daerah ini
akan menimbulkan penurunan nilai hutan. ditebang habis, kemudian digunakan sebagai
Kondisi seperti ini dapat dilihat di sepanjang pemukiman "transmigrasi ilegal" dan daerah
pesisir Indramayu (Jawa Barat), pesisir Pulau Sanger Talaut, Sulawesi Utara. Kondisi seperti
Lombok barat, pantai Tawiri (Ambon), pantai ini, akan menyebabkan nasib hutan mangrove
Waisiley (Halmahera) dan pantai Madura. di sekitar daerah Waisiley akan terganggu dan
bahkan sumber daya tersebut kemungkinan
KONVERSI HUTAN MANGROVE akan hilang, apabila tanpa ada partisipasi atau
UNTUK BERBAGAI PERUNTUKKAN larangan dan aparat pemerintah setempat.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh
Konversi hutan mangrove yang SOEMODIHARDJO (1984), bahwa hutan man-
dilakukan oleh masyarakat pantai atau grove di daerah Muara Angke, Jakarta sudah
siapapun yang digunakan untuk berbagai ditebang habis dan dirubah menjadi perumahan
macam kegiatan pada prinsipnya akan merusak real estate, kawasan industri, jalan tol, saluran
lingkungan. Di samping itu, tidak jarang drainase, fasilitas pelabuhan, tempat rekreasi
bahwa kegiatan manusia untuk memanfaatkan dan Air-port SUKARNO-HATTA, Cengkareng.
lahan mangrove dimotivasi oleh pola pemikiran Bahkan di Purwakarta, Jawa Barat, kurang
yang didasari karena kebutuhan ekonomi lebih sekitar 400 hektar lahan mangrove sudah
semata. Di negara kita, sejumlah kegiatan digunakan untuk berbagai peruntukan kegiatan
masyarakat pantai yang mengkonversi hutan (WIRJODARMODJO & HAMZAH 1984).
mangrove digunakan antara lain untuk lahan Konversi mangrove untuk kegiatan
pemukiman, pertanian atau perkebunan, penambangan
pertambakan udang atau ikan, pembuatan
garam, pertambangan dan kegiatan lainnya. Penambangan di kawasan pesisir
Konversi mangrove diperuntukkan sebagai khususnya daerah hutan mangrove, akan
tempat pemukiman mengakibatkan kerusakan total, sedangkan
penambangan di luar hutan mangrove dapat
Seirama dengan meningkatnya populasi menimbulkan berbagai macam masalah.
beberapa tahun terakhir ini, serta pesatnya Dampak yang paling menyolok adalah
pembangunan di berbagai propinsi, maka pengendapan bahan-bahan yang dibawa aliran
kebutuhan akan tempat tinggal juga sungai ke dalam hutan mangrove, misalnya di
bertambah. Namun dengan terbatasnya tanah daerah Portsite, Timika, Irian Jaya.
untuk pemukiman khususnya di wilayah yang Pengendapan yang berlebihan akan merusak
berpenduduk padat, maka masyarakat atau bahkan menyebabkan kematian tumbuhan
cenderung untuk melirik hutan mangrove dan mangrove, karena akan terjadi penghambatan
kemudian terpaksa digunakan untuk mendirikan pertukaran air, udara dan hara dalam substrat,
rumah. Misalnya di daerah pantai Paso, Batu selanjutnya kondisi seperti ini akan
Koneng dan Galala (Ambon), daerah Sidangoli menyebabkan kematian tumbuhan mangrove,
(Halmahera) sudah disulap menjadi daerah terutama anakan mangrove.
16
Oseana, Volume XXV no. 2, 2000
no reviews yet
Please Login to review.