Authentication
386x Tipe DOC Ukuran file 0.91 MB Source: staff.ui.ac.id
1
PENGEMBANGAN MODEL HEWAN COBA (TRANSGENIC
MICE)
DALAM MENUNJANG PENELITIAN KANKER **
dr. Ahmad Aulia Jusuf, PhD
Bagian Histologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2009
PENDAHULUAN
Tikus transgenik telah banyak digunakan secara luas di dalam penelitian
biomedik. Riwayat tikus transgenik dimulai ketika Palmitter pada tahun 1981
memasukan gen thymidine kinase dari virus herpes ke dalam sel telur tikus yang telah
dibuahi (zygot).2,3 Beberapa makalah tentang tikus transgenik telah dipublikasikan oleh
Palmitter (1986)4, Jaenisch (1988)5 dan Hanahan (1989)6. Gordon dkk pada tahun 1983
telah mengembangkan tehnik yang lebih baik dan fleksibel yaitu dengan menyuntikkan
gen yang akan diamati secara langsung ke dalam pronucleus telur tikus yang telah
dibuahi (zigot)7. Metode untuk membuat tikus transgenik makin disempurnakan oleh
Hogan dkk pada tahun 1994.8
Tikus transgenik digunakan sebagai model hewan coba untuk mempelajari
regulasi gen-gen yang terkait dengan perkembangan jaringan tubuh dan gen-gen yang
spesifik yang berperan dalam pertumbuhan jaringan tubuh tertentu serta mempelajari
fenotif gen pada jaringan tubuh. Disamping itu tikus transgenik juga dapat digunakan
untuk mempelajari regulasi gen-gen yang berperan dalam proses terjadinya kanker
(oncogenesis) dan mempelajari efek zat atau senyawa tertentu dalam terapi penyakit.1,2,3,10
Makalah ini akan menguraikan pengertian tikus transgenik dan kegunaannya,
metoda untuk membuat tikus transgenik, peran tikus transgenik sebagai hewan model
untuk mempelajari proses karsinogenesis dan penggunaan tikus transgenik dalam
mencari bahan-bahan herbal yang dapat digunakan dalam terapi kanker.1,2,20
** Disampaikan pada Simposium Penelitian Bahan Obat Alami XIV dan Muktamar XI Perhipba,
Jakarta 11-12 Agustus 2009
DEFINISI
2
Tikus transgenik adalah tikus yang mempunyai genom (susunan gen) yang telah
dimodifikasi secara artifisial melalui rekayasa genetik (genetic engineering) dan dapat
diteruskan kepada turunannya.1,2
Fragmen DNA atau gen yang dimasukkan kedalam suatu sel akan diligasikan
secara ujung ke ujung (end to end) kesuatu tempat tertentu di dalam suatu kromosom
secara acak oleh ensim ligasi intraselular sehingga gen atau fragmen DNA itu akan
2,9
tersusun secara tandem (Gb-1). Telur tikus yang telah dibuahi (fertilized eggs/zigot)
yang kedalam pronukleusnya telah disuntikkan fragmen DNA akan berkembang menjadi
tikus dengan banyak sel-sel tubuhnya mengandung fragmen DNA atau gen yang
dimasukkan tersebut. Fragmen DNA atau gen yang injeksikan kedalam pronukleus telur
tikus yang telah dibuahi ini dikenal sebagai transgen.3 Transgen ini bisa merupakan gen
yang tidak dipunyai oleh tikus (gen eksogen/exogenous gene) atau gen yang sudah ada
pada tikus (gen endogen/endogenous gene) Transgen yang diinjeksikan ini akan
menempel dan tersusun secara tandem pada tempat tertentu di dalam suatu kromosom
individu transgenik (host) tersebut secara random.2,3 Bila kromosom yang telah
dimodifikasi ini hadir pada sel-sel kelamin (sel telur dan sperma) maka tikus tersebut
akan meneruskan kromosom yang telah dimodifikasi ini ke tikus turunannya. Tikus yang
susunan gennya telah berubah secara permanen ini dikenal sebagai tikus transgenik
(transgenic mice).3 Tikus transgenik yang membawa gen-gen yang terlibat dalam proses
18
onkogenesis dikenal sebagai ”oncomice”.
gen gen gen gen
Gen yang tersusun secara tandem
Gambar 1- Susunan tandem dari gen yang diinsersikan secara acak pada
suatu kromosom tertentu pada setiap sel tubuh tikus
KEGUNAAN TIKUS TRANSGENIK
Tikus transgenik digunakan sebagai model hewan coba untuk mempelajari
regulasi gen-gen yang terkait dengan perkembangan jaringan tubuh dan gen-gen yang
3
spesifik yang berperan dalam pertumbuhan jaringan tubuh tertentu serta mempelajari
fenotif gen pada jaringan tubuh. Disamping itu tikus transgenik juga dapat digunakan
untuk mempelajari regulasi gen-gen yang berperan dalam proses terjadinya kanker
(oncogenesis) dan mempelajari efek zat atau senyawa tertentu dalam terapi penyakit.2,3,10
PROSES PEMBUATAN TIKUS TRANSGENIK
Gambar-2. Ada 2 metoda pembuatan tikus transgenik: (1) metoda insersi transgen kedalam ES cells
(kiri) dan (2) metoda pronuclear microinjection.
Pembuatan tikus transgenik merupakan proses yang sulit dan membutuhkan
waktu yang lama. Ada 2 metoda untuk membuat tikus transgenik yaitu19,20: (1)
Pronuclear microinjection yaitu transgen dimasukkan secara langsung kedalam
pronukleus telur tikus yang sudah difertilisasi (fertilized egg/zygote), (2) Embryonic
Stem (ES) cell electroporation and subsequent blastocyst injection yaitu insersi transgen
kedalam sel induk embrionik (embryonic stem cells/ES cells) yang dilanjutkan dengan
pemasukkan ES cells kedalam blastokista. Berikut ini akan diuraikan cara membuat tikus
transgenik dengan metoda pronuclear microinjection.
4
Sebelum membuat tikus transgenik serangkaian perisapan yang harus dilakukan
adalah (1) persiapan gen (transgen) yang akan dimasukkan ke dalam pronukleus telur
tikus yang telah dibuahi (fertilized eggs/zigotes), (2) persiapan tikus yang akan
digunakan, (3) persiapan alat dan bahan, (4) persiapan sistem deteksi ada tidaknya
transgen dalam susunan genom ”calon” tikus transgenik (tikus yang berkembang dari
zigot yang disuntikkan transgen).
1. Persiapan Transgen
Fragmen DNA atau gen yang akan dimasukkan ke dalam pronukleus zigot harus
mengandung promoter, complete protein coding region, sedikitnya satu intron dan
11
polyadenylation site.
Transgen ini didapatkan dan di amplifikasi dari suatu genom organisme tertentu
dengan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Produk PCR kemudian
ditanam pada daerah kloning (cloning site) vector tertentu misalnya plasmid dengan
menggunakan ensim ligase. Vektor yang mengandung transgen ini kemudian
ditransfeksikan kedalam bakteri tertentu dengan tehnik heat shock. Bakteri kemudian
ditanam dan ditumbuhkan pada media agar (agar plate). Setelah tumbuh, bakteri
kemudian diperbanyak (dibiakkan) pada media agar yang cair. Vektor yang mengandung
transgen kemudian diisolasi dari bakteri yang telah dilisiskan dengan tehnik tertentu.
Fragmen transgen ini kemudian diisolasi dari vektor dengan menggunakan ensim restriksi
(restriction enzyme) dikuti dengan pemisahan dan pemurnian pada gel agarosa dan
electroelution (Gb-3)
Ada 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan transgen yang akan
diinjeksikan kedalam pronukleus fertilized eggs yaitu konsentrasi, ukuran dan kemurnian
DNA.19 Walaupun sekuens (fragmen DNA) dari vector prokariotik tampaknya tidak
mengganggu integrasi transgen pada hostnya tetapi sekuens tersebut dapat menghambat
ekspresi dari transgen tersebut.10,12 Karenanya konstruksi gen yang akan ditransfer
(transgen) tersebut harus dipurifikasi dahulu sebelum diinsersikan ke dalam pronukleus
zigot untuk menghindari hal tersebut. Tak diketahui apakah hambatan ekspresi transgen
ini akibat adanya susunan nukleotida tertentu dalam sekuens vektor prokariotik tersebut
atau merupakan sifat umum dari sekuens DNA vektor prokariotik tersebut.10,12 Panjang
DNA pada transgen tidak dibatasi, bisa dari beberapa kilo base pair (Kbp) hingga 1000
no reviews yet
Please Login to review.