jagomart
digital resources
picture1_Laktasi Pdf 60749 | 233266 Calving Interval Sapi Perah Laktasi Di B A4d33188


 213x       Tipe PDF       Ukuran file 0.13 MB       Source: media.neliti.com


File: Laktasi Pdf 60749 | 233266 Calving Interval Sapi Perah Laktasi Di B A4d33188
jurnal ilmiah peternakan terpadu vol 3 1 7 14 feb 2015 yuli prasetyo et al calving interval sapi perah laktasi di balai besar pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan ternak ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 24 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                 Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(1): 7-14, Feb 2015                                                Yuli Prasetyo et al. 
                  
                     CALVING INTERVAL SAPI PERAH LAKTASI DI BALAI BESAR PEMBIBITAN 
                 TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK (BBPTU-HPT) BATURRADEN 
                                                       PURWOKERTO JAWA TENGAH 
                                                                                
                       CALVING INTERVAL AT LACTATING DAIRY CATTLE IN BALAI BESAR PEMBIBITAN 
                          TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TENAK (BBPTU-HPT) BATURRADEN 
                                                          PURWOKERTO CENTRAL JAVA 
                                                                                
                                                                     a                 b                b 
                                                      Yuli Prasetiyo , Madi Hartono , dan Siswanto
                                                                                
                               a     
                                TheStudent of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University 
                              b      
                                TheLecture of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University 
                                       Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University 
                                           Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 
                                          Telp (0721) 701583. e-mail: kajur-jptfp@unila.ac.id. Fax (0721)770347 
                                                                                
                                                                                
                                                                        ABSTRACT 
                  
                 The aim of this research are to know calving interval and factor´s at lactation dairy cattle in BBPTU-HPT 
                                                                                                              th            th 
                 Baturraden Purwokerto Central Java.  This research was conducted on April 29                  -- May 13 2014 to on 151 
                 heads lactating dairy cattle.  This research used sensus method, data obtained was real data that present and 
                 accuread in BBPTU-HPT Baturraden.  Analysis data used regression analysis with SPSS (Statistik Packet 
                 for  Social Science). The result showed that the calving interval at lactating dairy cattle in BBPTU-HPT 
                 Baturraden is 14.80 ± 3.36 months.  Factor that effect calving interval at lactating dairy cattle in BBPTU-
                 HPT Baturraden from the herds man level are the number of cattle that maintain positively associated with 
                 factor value 0.177 and the distance between the cow shed with office that negatively assosiated with factor 
                 value 0.243.  factor that efect calving interval on dairy cattle at the level of cattle are the age dairy cattle that 
                 positively associated with factor value 0,247;, periode lactation that negatively assosiated with factor value 
                 0,287;, mating partus  that positively associated  with factor value 0,057;, lactating period that positively 
                 associated with factor value 0,904;, and dry priod that positively associated  with factor value 0,961. 
                  
                 (Keywords:  Calving interval, Lactating dairy cattle, Factors and value) 
                            
                            
                                  PENDAHULUAN                                       peningkatan  populasi  sapi  perah  dan  produksi 
                                                                                    susu.    Peningkatan  tersebut  dapat  ditempuh 
                         Perkembangan  dan  kemajuan  teknologi                     melalui  perbaikan  secara  eksternal  dan  internal.  
                 yang diikuti dengan kemajuan ilmu pengetahuan                      Salah  satu  faktor  internal  adalah  efisiensi 
                 mendorong meningkatnya taraf hidup masyarakat                      reproduksi pada sapi perah tersebut.  Reproduksi 
                 yang  ditandai  dengan  peningkatan  kebutuhan                     pada ternak perah sangat erat hubunganya dengan 
                 protein hewani.  Meningkatnya kesejahteraan dan                    perkembangan populasi dan kemampuan produksi 
                 tingkat kesadaran masyarakat tentang pemenuhan                     susu. 
                 gizi   khususnya  protein  hewani  juga  turut                             Pengukuran  efisiensi  kinerja  reproduksi 
                 meningkatkan        angka       permintaan       produk            pada  sapi  perah  dapat  dilakukan  dengan 
                 peternakan.  Salah satu produk peternakan sebagai                  mengukur  calving  interval.    Calving  interval 
                 sumber  protein  hewani  adalah  susu  yang                        merupakan  jumlah  hari  atau  bulan  antara 
                 dihasilkan oleh sapi perah.  Sapi perah merupakan                  kelahiran yang satu dengan kelahiran berikutnya 
                 salah satu penghasil protein hewani, yang dalam                    yang  sangat  berpengaruh  terhadap  efisiensi 
                 pemeliharaanya         selalu      diarahkan        pada           reprodusi  sapi  perah.    Menurut  Sudono  et  al., 
                 peningkatan produksi susu.                                         2003, calving interval yang bermasalah dan dapat  
                         Sapi perah adalah salah satu hewan ternak                  merugikan para peternak adalah >14 bulan.   
                 penghasil  susu,  tingginya  produksi  susu  yang                   
                 dihasilkan  mampu  menyuplai  sebagian  besar                       
                 kebutuhan  susu  di  dunia.    Jika  dibanding  jenis                           MATERI DAN METODE 
                 ternak penghasil susu yang lain seperti kambing,                    
                 domba dan kerbau, maka sapi perah mempunyai                                Penelitian  dilaksanakan  pada  29  April  -- 
                 kontribusi  besar terhadap  pemenuhan kebutuhan                    13 Mei 2014,  pada ternak yang ada di BBPTU-
                 susu yang terus meningkat dari tahun ke tahun.                     HPT Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah. 
                         Upaya  pemenuhan  kebutuhan  konsumsi                              Alat  dan  bahan  yang  digunakan  dalam 
                 susu    dalam  negeri  dapat  dicapai  melalui                     penelitian ini adalah sapi perah laktasi, kuisioner 
                 54 
                  
                Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(1): 7-14, Feb 2015                                        Yuli Prasetyo et al. 
                 
                untuk anak kandang, kuisioner ternak yang ada di              Analisis Data 
                BBPTU-HPT,  Baturraden,  Purwokerto,  Jawa                     
                Tengah.                                                               Analisis  data  yang  digunakan  dalam 
                                                                              penelitian ini adalah regresi.  Sebelum dilakukan 
                Teknik Pengambilan Data                                       analisis data, dilakukan pengkodean terhadap data 
                                                                              ternak  dan  anak  kandang  untuk  memudahkan 
                   Metode penelitian yang dipakai adalah metode               analisis       yang kemudian diolah dalam program    
                sensus.  Data yang digunakan adalah data primer               SPSS  (statistik  packet  for  social  science)   
                dan sekunder.  Data primer diperoleh dengan cara              (Sarwono, 2006). 
                mengamati ternak dan manajemen pemeliharaan                           Variabel  dengan  nilai  P  dikeluarkan  dari 
                sapi  perah  laktasi  serta  melakukan  wawancara             penyusunan  model  kemudian  dilakukan  analisis 
                kepada anak kandang.  Data sekunder adalah data               kembali sampai didapatkan model dengan nilai P 
                yang diperoleh dari rekording.  Pengambilan data              ” 
                menggunakan cara sensus dengan mendata semua                   
                sapi  perah  laktasi  yang  memiliki  nilai  calving                    HASIL DAN PEMBAHASAN 
                interval di BBPTU-HPT Baturraden.                              
                                                                              Gambaran Umum Peternakan di BBPTU-HPT 
                Variabel Yang Digunakan                                       Baturraden 
                                                                               
                       Variabel yang digunakan dalam penelitan                        Dari hasil sensus yang dilakukan diperoleh 
                ini  adalah  variabel  dependent  dan   independent.          8 perawat ternak dengan jumlah sapi perah laktasi 
                Variabel dependent yang digunakan adalah nilai                151  ekor.    Data    perawat  ternak  menunjukkan 
                calving   interval    pada   sapi    perah    laktasi,        bahwa sebanyak 4 orang lulus SMA (50%), dan 4 
                sedangkan      variabel      independent      adalah          orang peternak lulus SD (50%).  Perawat ternak 
                pendidikan  anak  kandang,  pernah  mengikuti                 yang pernah mengikuti kursus sebanyak  (100%).  
                kursus, pengetahuan birahi dan perkawinan, cara               Semua  perawat  ternak  memelihara  sapi  sebagai 
                perkawinan,  waktu  pemeriksaan  kebuntingan                  pekerjaan      utama     (100%).         Pada     saat 
                sapi,  frekuensi  pemerahan  yang  dilakukannya,              dilaksanakanya  penelitian,  lama  perawat  ternak 
                frekuensi  pemberian  hijauan,  jumlah  pemberian             memelihara  sapi  perah  laktasi  rata-rata  adalah 
                hijauan,  frekuensi  pemberian  konsentrat,  jumlah           20,75±4,03 tahun.   
                pemberian  konsentrat,  sistem  pemberian  air                        Para perawat ternak memiliki pengetahuan 
                minum,  jumlah  pemberian  air  minum,  letak                 cara  beternak  secara  turun-temurun  sebanyak  2 
                kandang,  bentuk  dinding  kandang,  bahan  lantai            perawat  ternak  (25%),  sedangkan  6  perawat 
                kandang,    luas  kandang  perekor,  umur  sapi,              ternak  (75%)  mengetahui  cara  beternak  dari 
                periode   laktasi   sapi,   produksi    susu    yang          belajar.    Semua perawat ternak mengetahui cara 
                dihasilkan per hari, lama waktu kosong sapi, skor             mengawinkan dan birahi pada sapi perah laktasi 
                kondisi  tubuh  sapi,  jumlah  perkawinan  yang               laktasi (100%).   Pemeriksaan kebuntingan pada 
                menghasilkan  kebuntingan,  penyusuan  secara                 ternak dilakukan oleh semua perawat ternak.   
                langsung oleh pedet secara langsung hingga sapih,                     Ternak  diberi  hijauan  2  kali/hari  dengan 
                umur penyapihan pedet, lama masa laktasi sapi,                jumlah      pemberian     hijauan     sebanyak     50 
                lama    masa  kering  sapi,  penyakit-penyakit                kg/ekor/hari.    Pemberian  konsentrat  dengan 
                reproduksi yang dialami sapi.                                 frekuensi     2   kali/hari   dengan     jumlah    10 
                                                                              kg/ekor/hari.  Sistem pemberian air minum secara 
                Pelaksanaan Penelitian                                        takterbatas (adlibitum).   
                                                                                  Bentuk dinding kandang yang digunakan yaitu 
                       Dalam penelitian ini langkah pertama yang              terbuka.    Letak  kandang  10,77±5,33  meter  dari 
                dilakukan  dalam  pengumpulan  data  adalah                   kantor dengan luas kandang 5,60 m2/ekor.  Bahan 
                melakukan  sensus  terhadap    sapi  perah  betina            lantai kandang tersebut terbuat dari karpet.  Bahan 
                produktif  yang  ada  di  BBPTU-HPT Baturraden.               atap kandang yang digunakan adalah asbes.   
                Data-data yang dibutuhkan diperoleh dengan cara                
                pengisian  kuisioner  kepada  perawat  ternak  dan            Gambaran  Umum  Ternak  Di  BBPTU-HPT 
                melihat  catatan  yang  ada  di  BBPTU-HPT                    Baturraden 
                Baturraden.    Pengisian  kuisioner  dilakukan                 
                dengan  cara  mewawancarai  secara  langsung                          Dari  151  ekor  sapi  perah  laktasi  yang 
                terhadap  anak  kandang  dan  melihat  rekording              disensus,  rata-rata  calving  interval  (CI)  yaitu 
                yang     ada,    dan     mengamati       manajemen            14,80±3,36  bulan.    Rata-rata  umur  sapi  yang 
                pemeliharaan  sapi  perah  yang  ada  dilokasi                dipelihara  adalah  4,37±1,65  tahun  dengan  rata-
                penelitian.                                                   rata  produksi  susu  perhari  11,89±6,98  liter.  
                                                                              Kondisi tubuh sapi perah dengan skor 2 yaitu 30 
                                                                              ekor  (19,87%),  skor  kondisi  tubuh  3  yaitu  121 
                55 
                 
                Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(1): 7-14, Feb 2015                                        Yuli Prasetyo et al. 
                 
                ekor  (80,3%).    Sapi  perah  laktasi  yang  berada          pemberian  air  minum,  bentuk  dinding  kandang, 
                pada laktasi ke- 2 sebanyak 112 ekor (74,17%),                bahan  lantai  kandang,  bahan  atap  kandang,  dan  
                laktasi ke- 3 sebanyak 20 ekor ( 13,25 %), laktasi            luas  kandang  perekor  tidak  memengaruhi  CI  di 
                ke-4 sebanyak 8 (5,30%), laktasi ke-5 sebanyak 3              BBPTU-HPT Baturraden Purwokerto. 
                (1,99%), laktasi ke-6 sebanyak 4 (2,65%), laktasi              
                ke-7 sebanyak    3 ekor (1,99%), dan laktasi ke-8             Jumlah sapi yang dipelihara 
                sebanyak          1  ekor  (0,66%),  dengan  rata-rata         
                berada pada laktasi ke  2,54±1,18.  Lama waktu                        Jumlah sapi perah laktasi yang dipelihara 
                kosong  sapi  perah  laktasi    selama  5,58±2,95             bermakna  (  P  =  0,000)  dan  berasosiasi  positif 
                bulan.    Kejadian    service  per  conception  (S/C)         terhadap  calving  interval,  dengan  besar  faktor 
                yang  terjadi  sebesar  2,11±1,24.    Panjang  masa           0,177  yang  berarti  semakin  banyak  jumlah  sapi 
                laktasi  11,01±1,17  bulan  dengan  lama  kering              perah  laktasi     yang  dipelihara  maka  akan 
                3,79±3,12  bulan.    Penyapihan  dilakukan  secara            memperpanjang  lama calving interval.  Rata-rata 
                langsung setelah induk beranak.  Kasus penyakit               jumlah sapi perah laktasi yang dipelihara setiap 
                reproduksi yang terjadi antara lain adalah retensio           perawat ternak di BBPTU-HPT Baturraden adalah 
                secundinae sebanyak      2 ekor (1,32%), abortus              18,88±7,74  ekor/perawat  ternak.    Hasil  ini 
                sebanyak  2  ekor  (1,32%),  dan  endometritis                berbeda  dengan hasil  penelitian  Hartono  (1999) 
                sebanyak 11 ekor (7,28%).                                     bahwa  semakin  banyak  jumlah  sapi  yang 
                                                                              dipelihara     maka      selang     beranak     dapat 
                Faktor-faktor       Perawat       Ternak        yang          diperpendek.  Hal ini dikarenakan peternak sangat 
                Memengaruhi Calving Interval                                  memperhatikan ternaknya  karena  peternak  telah 
                                                                              merasakan  hasil  dari  memelihara  ternak  di 
                       Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  bahwa             BBPTU-HPT Baturraden perawat ternak kurang 
                panjang CI pada sapi perah laktasi di  BBPTU-                 termotivasi untuk merawat ternak dengan jumlah 
                HPT Baturraden adalah 14,80±    3,36 bulan.  Hal              banyak    karena  perawat  ternak  digaji  perbulan 
                ini menunjukkan bahwa CI pada sapi perah laktasi              tidak berdasarkan hasil yang diperoleh.  Apabila 
                di  Baturraden  berada  dalam  kondisi  yang                  jumlah ternak yang dipelihara lebih sedikit, maka 
                merugikan.    Menurut  Sudono  et  al.,2003,    CI            perawat ternak akan lebih memperhatikan ternak 
                yang  bermasalah  dan  dapat  merugikan  para                 yang dipelihara dengan baik.  Dengan demikian 
                peternak  adalah  lebih  dari  14  bulan.    Hasil            secara  tidak  langsung  siklus  reproduksi  akan 
                penelitian ini menunjukkan bahwa dari 151 ekor                menjadi lebih baik seperti dalam hal deteksi birahi 
                sapi  perah  laktasi  yang  disensus  hanya  59  ekor         yang  lebih  terawasi  sehingga  nilai  S/C  nya 
                DWDXVDSLSHUDKODNWDVL\DQJ&,Q\D•              menjadi  lebih  rendah,  penanganan  penyakit-
                bulan.  Hasil ini ternyata lebih kecil dibandingkan           penyakit reproduksi yang lebih cepat, dan secara 
                dengan  asumsi  bahwa  CI  di  BBPTU-HPT                      tidak langsung akan dapat memperpendek calving 
                Baturraden lebih dari 14 bulan adalah 55,7%.                  interval. 
                       Faktor-faktor yang memengaruhi CI pada                  
                tingkat      perawat    ternak    di   BBPTU-HPT              Letak kandang dari kantor 
                Baturraden  adalah  jumlah  sapi  yang  dipelihara             
                berasosiasi positif dengan besar faktor 0,177, dan                    Letak  kandang  dari  kantor  mempunyai 
                letak  kandang  yang  berasosiasi  negatif  dengan            makna  (P  =  0,00)  dan  berasosiasi  negatif  pada 
                besar  faktor  0,243.    Persamaan  regresi  yang             calving interval, dengan besar faktor 0,243 yang 
                didapat pada tingkat perawat ternak adalah:                   berarti  semakin  jauh  kandang  tersebut  didirikan 
                Ó  =  15,676  +  0,177(JMLSAPI)  ±  0,243                     dari  kantor maka calving interval akan semakin 
                       (LTKKDG)                                               pendek.  Jarak letak kandang dari kantor di lokasi 
                                                                              penelitian  adalah  18,50  ±  5,73  meter.    Letak 
                Keterangan :                                                  kandang  yang  terpisah  dengan  kantor  akan 
    Ó            : nilai duga calving interval                                mempermudah  terjadinya  sirkulasi  udara  dan 
                JMLSAPI : jumlah sapi yang dipelihara                         proses  fisiologis  dapat  berjalan  normal  dan 
                LTKKDG : letak kandang dari kantor                            kejadian stress pada sapi dapat dicegah sehingga 
                                                                              tidak mengganggu siklus reproduksi.   
                       Pada tingkat perawat ternak, umur perawat                      Menurut  Sudono  et.al.  (2003),  kandang 
                ternak,  pendidikan  perawat  ternak,  lama  kerja            yang baik harus memiliki siklus udara yang cukup 
                perawat    ternak,   pernah     mengikuti    kursus,          dan mendapat sinar matahari serta tidak lembab.  
                pengetahuan  beternak,  pengetahuaan  birahi  dan             Keadaan       kandang      yang     terpisah     akan 
                perkawinan,     cara   perkawinan,      pemeriksaan           memudahkan  penanganan  ternak  dan  deteksi 
                kebuntingan,      lama       thawing,      frekuensi          birahi  sehingga  meningkatkan  tingkat  konsepsi 
                pemerahaan, frekuensi pemberian hijauan, jumlah               yang berakibat jarak beranak semakin pendek.   
                pemberian      hijauan,     frekuensi     pemberian            
                konsentrat,  jumlah  pemberian konsentrat, sistem 
                56 
                 
                Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 3(1): 7-14, Feb 2015                                        Yuli Prasetyo et al. 
                 
                Faktor-faktor  Ternak  Yang  Memengaruhi                      pertumbuhan pada saat  bunting  sehingga terjadi 
                Calving Interval:                                             persaingan untuk mendapatkan makanan dengan 
                                                                              fetus,   akibatnya    setelah    melahirkan  waktu 
                       Faktor-faktor yang memengaruhi CI pada                 kosongnya lebih panjang.     
                tingkat  ternak  adalah  umur  yang  berasosiasi               
                positif dengan besar faktor 0,247, periode laktasi            Periode laktasi 
                yang  berasosiasi  negatif  dengan  besar  faktor              
                0,287,  perkawinan  postpartus  yang  berasosiasi                     Periode laktasi bermakna ( P = 0,013) dan 
                positif  dengan  besar  faktor  0,059,  lama  laktasi         berasosiasi  negatif  terhadap  calving  interval 
                yang  berasosiasi  positif  dengan  besar  faktor             dengan  besar  faktor  0,287.    Hal  ini  bermakna 
                0,904, dan lama waktu kering berasosiasi positif              bahwa semakin banyak periode laktasi seekor sapi 
                dengan besar faktor 0,961.                                    maka  calving  interval  akan  semakin  pendek.  
                       Persamaan  regresi  pada  tingkat  ternak              Pada  saat  dilakukan  penelitian  rata-rata  periode 
                yang didapat adalah :                                         laktasi  sapi  perah  di  BBPTU-HPT  Baturraden 
                                                                              adalah  2,54.    Panjangnya  CI  di  BBPTU-HPT 
                Ó = 0,869+0,247( UMUR)± 0,287(PERLAK) +                       Baturraden  dikarenakan  sebagian  besar  sapi 
                       0,059  (PKWNPOSTPART)             +     0,904          tersebut berada pada laktasi kedua.  Hal ini sesuai 
                       (LAMLAK) + 0,961 (KERING)                              dengan  pendapat    Werth  et  al.,  (1995),  bahwa 
                                                                              calving interval paling lama ditemukan pada sapi 
                Keterangan :                                                  laktasi  pertama  dan  kedua,  dan  selang  beranak 
                Ó                    : nilai duga calving interval            paling  singkat  pada  sapi  laktasi  ke  lima  dan  ke 
                UMUR                 : umur ternak                            enam.  Hal ini disebabkan sapi yang bunting pada 
                PERLAK               : periode laktasi                        periode laktasi  pertama dan kedua masih dalam 
                PKWNPOSTPART  :  perkawinan  kembali                          fase  pertumbuhan  sehingga  terjadi  persaingan 
                                       setelah beranak                        untuk  mendapatkan  makanan  dengan  fetus,  
                LAMLAK               : lama masa sapi laktasi                 sedangkan  pada  periode  laktasi  ke  lima  dan 
                KERING               : lama masa kering sapi                  keenam fertilitas akan meningkat dan akan turun 
                                                                              setelah periode ke enam.   
                       Faktor produksi susu, lama waktu kosong,                       Berdasarkan  penelitian  Nieuwhof  et  al. 
                skor  kondisi  tubuh,  service  perkonsepsi  dan              (1989)  di  Amerika  serikat  menunjukkan  bahwa 
                gangguan reprodusi  tidak memengaruhi  panjang                rata-rata selang beranak sapi Holstein pada laktasi 
                CI pada sapi perah laktasi yang ada di BBPTU-                 pertama  adalah  394,2  hari,  menurun  menjadi 
                HPT Baturraden.                                               392,8  hari  pada  laktasi  kedua,  kemudian 
                                                                              meningkat lagi pada laktasi ketiga menjadi 394,6 
                Umur ternak                                                   hari, 398,1 hari pada laktasi keempat, 400,4 hari 
                                                                              pada  laktasi  kelima,  dan  pada  laktasi  keenam 
                       Umur ternak  bermakna  (P  =  0,007)  dan              meningkat menjadi 404,7 hari.   
                berasosiasi  positif  terhadap  calving  interval              
                dengan  besar  faktor  0,247.    Hal  ini  bermakna            Perkawinan postpartus 
                bahwa  semakin  tua  umur  ternak  maka  akan                  
                memperpanjang calving interval.  Rata-rata umur                       Perkawinan  postpartus  bermakna  (  P  = 
                sapi  perah  laktasi  di  BBPTU-HPT  Baturraden               0,036)    berasosiasi    positif  terhadap    calving 
                adalah  4,37±1,65  tahun.    Calving  interval  akan          interval  dengan  besar  faktor  0,059.    Hal  ini 
                semakin panjang pada ternak sapi yang sudah tua.              bermakna  bahwa  semakin  lambat  perkawinan 
                Panjangnya calving interval tersebut dikarenakan              yang  dilakukan  setelah  beranak  maka  calving 
                terjadinya    penurunan      fungsi     organ-organ           interval  akan  semakin  panjang.    Perkawinan 
                reproduksi  dalam  memproduksi hormon-hormon                  postpartus  di  BBPTU-HPT  Baturraden  rata-rata 
                reproduksi  sehingga  menyebabkan  penurunan                  adalah 3,51 ± 1,74 bulan.  Berdasarkan penelitian 
                fertilitas (Pohan dan Talib, 2004).                           Kurniawan  (2009)  di  Koperasi  peternakan 
                       Menurut  Van  Denmark  dan  Salisbury                  Bandung Selatan lamanya perkawinan postpartus 
                (1950), pada sapi betina fertilitas akan meningkat            yaitu 2,98±0,85 bulan.    
                secara  terus  menerus  sampai  umur  4  tahun  dan                   Lamanya      perkawinan      postpartus    ini 
                akan melambat sampai umur 6 tahun, dan pada                   kemungkinan disebabkan perawat ternak kurang 
                akhirnya  akan  menurun  secara  bertahap  apabila            memperhatikan munculnya birahi pada sapi yang 
                induk  tersebut  semakin  tua.    Berdasarkan                 dipelihara  karena  jumlah  sapi  yang  dipelihara 
                penelitian  Werth  et  al.  (1995)  bahwa  sapi-sapi          cukup  banyak,  sehingga  pengamatan  terhadap 
                yang berumur 4 tahun mempunyai selang beranak                 munculnya  estrus  banyak  yang  tidak  teramati 
                lebih pendek apabila dibandingkan dengan sapi-                sehingga  pelaksanaan  IB  tidak  tepat  dan  tidak 
                sapi yang bunting pada umur 2 dan 3 tahun.  Sapi              terjadi kebuntingan.  Apabila perkawinan setelah 
                yang  berumur  2  tahun  masih  mengalami                     beranak terlambat  berarti harus menunggu siklus 
                57 
                 
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Jurnal ilmiah peternakan terpadu vol feb yuli prasetyo et al calving interval sapi perah laktasi di balai besar pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan bbptu hpt baturraden purwokerto jawa tengah at lactating dairy cattle in tenak central java a b prasetiyo madi hartono siswanto thestudent of department animal husbandry faculty agriculture lampung university thelecture soemantri brojonegoro no gedung meneng bandar telp e mail kajur jptfp unila ac id fax abstract the aim this research are to know and factor s lactation th was conducted on april may heads used sensus method data obtained real that present accuread analysis regression with spss statistik packet for social science result showed is months effect from herds man level number maintain positively associated value distance between cow shed office negatively assosiated efect age periode mating partus period dry priod keywords factors pendahuluan peningkatan populasi produksi susu tersebut dapat ditempuh perkembangan kemajuan t...

no reviews yet
Please Login to review.