Authentication
378x Tipe PDF Ukuran file 0.50 MB Source: eprints.umbjm.ac.id
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pemasangan Infus
2.1.1 Definisi Pemasangan Infus
Pemasangan infus adalah pemasukan cairan atau obat langsung ke
dalam pembuluh darah vena dalam jumlah yang banyak dan waktu
yang lama dengan menggunakan alat infus set (Poltekes kemenkes
Maluku, 2011). Pemasangan infus adalah suatu tindakan memasukan
cairan elektrolit, obat, atau nutrisi ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah danwaktu tertentu dengan menggunakan set infus
(Hidayati, et al., 2014).
2.1.2 Tujuan Pemasangan Infus/Terapi Intravena
Memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu
mengkonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah asupan
elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit, menyediakan
glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolisme,
memenuhi kebutuhan vitamin larut-air, serta menjadi media untuk
pemberian obat melalui vena(Mubarak, et al., 2015). Selain itu,
sebagai pengobatan, mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan
elektrolit, memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau
tidak boleh makan melalui mulut (Hidayati, et al., 2014).
Pemasangan infus interavena merupakan tindakan yang dilakukan
dengancara memasukan cairan melalui intravena dengan bantuan infus
set, bertujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta serta
sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan (Maryunani,
2015).
10
11
2.1.3 Jenis Cairan intravena
2.1.3.1 Larutan nutrien
Larutan ini berisi beberapa jenis karbohidrat dan air seperti
dekstrosa dan glukosa. Larutan nutrient yang digunakan
umumnya adalah 5% dekstrosa dalam air (D,W),
3,3%glukosa dalam 0,3% NaCL, dan 5% glukosa dalam 0,45%
Nacl. Setiap satu liter cairan dekstrosa 5% mengandung 170-
200 kalori, mengandung asam amino (Amigen, Anunasol,
Travamin) atau lemak (Lipomul dan liposin).
2.1.3.2 Larutan elektrolit
Larutan elektrolit meliputi larutan salin, baik isotonic,
hipotonik, maupun hiperonik.jenis larutan elektrolit yang
paling banyak digunakan adalah normal salin (isotonik) yaitu
NaCl 0,9%. Contoh larutan elektrolit lainnya adalah laktat
Ringer (Na⁺, K⁺,Cl⁻, Ca2⁺) dan cairan Bulter (Na⁺, K⁺, Mg2⁺,
Cl⁻, HCO₃⁻).
2.1.3.3 Cairan asam-basa
Jenis cairan yang termasuk cairan asam basa adalah natrium
laktat dan natrium bikarbonat.Laktat merupakan jenis garam
yang dapat mengikuti ion H⁺ dari cairan sehingga
mempengaruhi keasaman lingkungan.
2.1.3.4 Volume ekspander
Jenis larutan ini berfungsi meningkatkan volume pembuluh
darah atau plasma, misalnya pada kasus hemoragi atau luka
bakar berat. Volum ekspander yang umum digunakan antara
lain dekstran, plasma, dan albumin serum. Cara kerjanya
adalah dengan meningkatkan tekanan osmotik
darah.(Mubarak, et al., 2015).
2.1.4 Jenis Kanula
12
Alat infus tidak boleh menyebabkan sumbatan pada vena. Alat infus
harus di ganti setiap 72 jam (3 hari) , tetapi harus di bilas dengan
natrium klorida 0,9% setiap 4-6 jam (Boyd, 2015).
Tabel 2.1Pemilihan kanula
Ukuran Perkiraan kecepatan aliran
warna Penggunaan umum gauge
Kristaloid Plasma Darah
Oranye Digunakan di ruang 14 G 16,2 13,5 10,3
operasi atau unit gawat
darurat untuk transpusi
darah atau cairan
kental secara cepat
Abu- Digunakan diruang 16 G 10,8 9,4 7,1
abu operasi atau unit gawat
darurat untuk transpusi
darah atau caitran
kental secara cepat
Putih Tranfusi darah, infus 17 G 7,5 6,5 4,6
cepat cairan yang
kental dalam volume
besar
Hijau Transfusi darah, nutrisi 18 G 4,8 4,1 2,7
parenteral,
mendapatkan sel stem
cell dan pemisahan
cell, cairan dalam
volume yang besar
Pink Tranfusi darah, cairan 20 G 3,2 2,9 1,9
dalam volume besar
Biru Tranfusi darah, 22 G 1,9 1,7 1,1
sebagian obat dan
cairan
Kuning Obat, infus jangka 24 G 0,8 0,7 0,5
pendek, vena yang
rapuh, anak-anak
ungu Neonates 26 G 0,8 0,7 0,5
2.1.5 Pemberian Cairan intravena
2.1.5.1 Sebelum melakukan pemasangan infus ada hal hal yang perlu
diperhatikan:
a. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set
infus baru.
b. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24048 jam dan
evaluasi tanda-tanda infeksi.
13
c. Observasi tanda/reaksi alergi terhadap infus atau
komplikasi lain.
2.1.5.2 Persiapan alat
a. Larutan sesuai kebutuhan atau kolaborasi missal Ringer
laktat (RL); dekstrosa 5%; PZ/NS/nacl 0,9% dan lain-lain.
b. Jarum/pungsi vena yang terdiri dari keteter plastic dan
sylet/madrim missal medicet, surflo, venflon,abocath.
Sesui ukuran.
1) Dewasa = 18, 20, 22
2) Anak = 24, 22
3) Bayi = 24, jarum kupu-kupu/ wings/ jarum bersayap
c. Set infus
1) Dewasa = makrodrip
2) Anak = mikrodrip ( bila perlu dengan alat pengontrol
volume/ volutrol/buret)
d. Alcohol 70%
e. Kapas
f. Povidon –iodin/betadin
g. Kasa steril
h. Tournigued
i. Papan penyangga lengan (bila diperlukan)
j. Spalak bila perlu ( untuk fiksasi pada pasien anak yang
belum kooperatif)
k. Plester / hipafix
l. Perlak dan alas perlak
m. Tiang infus
n. Sarung tangan sekali pakai
o. Bengkok
p. Gunting
q. Baki beralas/ troli/ dressing car
2.1.5.3 Persiapan pasien dan lingkungan
no reviews yet
Please Login to review.