Authentication
414x Tipe PDF Ukuran file 0.13 MB Source: widyasari-press.com
HARMONISASI GESTUR DALAM PEMBELAJARAN
POLA LANTAI GERAK TARI MELALUI TEKNIK TUTOR SEBAYA
DI SMK
Ani Indrawati
SMK N 2 Sukoharjo
ABSTRAK
Proses pembelajaran Seni Budaya materi pola lantai gerak tari melalui teknik Tutor Sebaya bagi
siswa SMK. Kemampuan guru terhadap mata pelajaran Seni Budaya materi pola lantai gerak tari
bisa menjadi pembiasaan untuk melenturkan badan dan refreshing bersama iringannya. Desain
lantai adalah garis-garis yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis lantai yang dibuat oleh
formasi penari kelompok (Soedarsono, 2011: 23). Menurut La Meri (terjemahan Soedarsono, 2011:
4) desain lantai adalah pola yang dilintasi oleh gerakgerak komposisi di atas lantai dari ruang tari.
Desain lantai dapat memberikan kesan keindahan dan variasi pada penari kelompok. Secara garis
besar desain lantai mempunyai dua pola dasar pada lantai yakni garis lurus dan garis lengkung
yang masing-masing garis memberikan kesan berbeda. Garis lurus memberikan kesan sederhana
tetapi kuat, sedangkan garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah. Dalam sebuah
tarian, terutama dalam tarian berkelompok sangat penting memperhatikan pola lantainya. Daryono
(2010: 13), beberapa pola lantai dalam tarian, meliputi: (a) Horizontal, yakni pola lantai yang
mengharuskan penari membentuk garis lurus kesamping, (b) Vertikal, yaitu pola lantai yang mana
penari harus membentuk garis lurus dari depan ke belakang, (c) Diagonal, yaitu pola lantai yang
mana penari harus membentuk garis yang menyudut ke kanan ataupun kiri dan (d) Melingkar, yaitu
pola lantai yang mengharuskan penari membentuk garis lingkaran. Pendapat senada dipaparkan
oleh Dibia, dkk (2006: 168). Tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan jadi guru
adalah teman sebaya kita atau umurnya sebaya. Selain itu pengertian lain peserta didik di kelas
yang memilik ikemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas membantu kesulitan
anggota dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan metode tutor sebaya diharapkan
setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga
peserta yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya untuk membelajari materi ajar dengan baik
(Anita, 2010: 2)
Kata Kunci: gerak tari; pola lantai; tutor sebaya
Pengantar
Pendidikan seni berperan mengaktifkan kemampuan dan fungsi otak kiri dan otak
kanan secara seimbang agar anak didik mampu mengembangkan berbagai tipe kecerdasan
yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan kreativitas (CQ),
kecerdasan spiritual (SQ) dan multi intelegensi (MI).
Tutor Sebaya dalam proses pembelajaran materi gerak tari berdasarkan level dan
pola lantai agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran materi seni tari serta
memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan kreteria ketuntasan minimal. Dalam Teknik
Tutor sebaya ini siswa yang pandai dari kelas tersebut di tunjuk untuk menyampikan dan
memperagakan materi level dan pola lantai pada siswa yang lain di kelas tersebut.
93
Harmonisasi Gestur Dalam Pembelajaran Pola Lantai Gerak Tari Melalui Teknik Tutor Sebaya
(Ani Indrawati)
Pembelajaran
Pengertian Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terprogram
oleh guru sehingga tercipta interaksi antara sesama siswa, guru dengan siswa dan dengan
sumber belajar dengan tujuan menciptakan perubahan secara terus-menerus dalam perilaku
dan pemikiran siswa pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran tidak terlepas dari
kegiatan belajar mengajar.
Dimyati dan Mudjiono (2011: 9) memaparkan bahwa pembelajaran adalah suatu
proses persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna menarik dan memberi informasi kepada
siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran. Pendapat senada dipaparkan oleh Oemar Hamalik (2010:
57) yang memaparkan pembelajaran adalah kombinasi yang tersusun secara sistematis yang
terdiri dari berbagai unsur yaitu unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Pendapat lain disampaikan oleh Usman (2012: 12) yang menjelaskan bahwa inti dari
proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama
adalah proses pembelajaran yang mengandung serangkaiankegiatan yang dilakukan guru
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Wragg (2012: 12) memaparkan bahwa pembelajaran efektif
adalah pembelajaran yang memberikan kemudahan pada siswa untuk mempelajari
memudahkan siswa untuk mempelajari fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana
hidup serasi dengan sesama, atau suatu hasil belajar yang diinginkan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses kegiatan antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa
sebagai upaya membelajarkan siswa ditandai dengan kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan model untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan pemilihan,
penetapan, dan pengembangan metode yang didasarkan pada kondisi pembelajaran yang
ada untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran hakekatnya adalah perencanaan
dan perancangan pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa sehingga dalam
belajar siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi
berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran menaruh perhatian bukan hanya pada apa yang
dipelajari siswa dan dipahami siswa saja tetapi proses pembelajaran lebih ditekankan pada
pada bagaimana membelajarkan siswa untuk bias mencapai tujuan belajar.
Pola Lantai Gerak Tari
Langkah gerak kaki atau jejak langkah kaki penari untuk membentuk formasi tari
diatas panggung tari membentuk suatu pola yang dinamakan pola lantai. Pola lantai pada
gerakan tari didefinisikan sebagai garis-garis yang dilalui penari untuk berpindah, bergeser
dan bergerak. Pola lantai yang digunakan terdiri dari garis diagonal, lengkung, zig-zag, lurus
bahkan lingkaran, pola lantai lurus dibuat ke depan, ke belakang, dan ke samping atau
serong juga pola lantai dalam bentuk segitiga, segi empat, huruf T, huruf V, dan bentuk lain
seperti desain zigzag atau kebalikannya serta garis lengkung dapat berwujud ular, spiral,
lingkaran, angka delapan dan sebagainya.
94
LENTERA KARYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Sejarah, dan Humaniora
Vol. 5, No. 2, Februari 2021
Desain lantai adalah garis-garis yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis
lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok (Soedarsono, 2011: 23). Menurut La Meri
(terjemahan Soedarsono, 2011: 4) desain lantai adalah pola yang dilintasi oleh gerakgerak
komposisi di atas lantai dari ruang tari. Desain lantai dapat memberikan kesan keindahan
dan variasi pada penari kelompok. Secara garis besar desain lantai mempunyai dua pola
dasar pada lantai yakni garis lurus dan garis lengkung yang masing-masing garis
memberikan kesan berbeda. Garis lurus memberikan kesan sederhana tetapi kuat,
sedangkan garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah
Dalam sebuah tarian, terutama dalam tarian berkelompok sangat penting
memperhatikan pola lantainya. Daryono (2010: 13), beberapa pola lantai dalam tarian,
meliputi: (a) Horizontal, yakni pola lantai yang mengharuskan penari membentuk garis lurus
kesamping, (b) Vertikal, yaitu pola lantai yang mana penari harus membentuk garis lurus
dari depan ke belakang, (c) Diagonal, yaitu pola lantai yang mana penari harus membentuk
garis yang menyudut ke kanan ataupun kiri dan (d) Melingkar, yaitu pola lantai yang
mengharuskan penari membentuk garis lingkaran. Pendapat senada dipaparkan oleh Dibia,
dkk (2006: 168) yang menjelaskan pola lantai adalah bagian dari koreografi paling mudah
dapat dilihat, yaitu titik-titik yang ditempati dan garis-garis yang dilalui penari yang
menciptakan garis-garis imajiner sehingga formasi keseluruhannya membangun suatu
bentuk dua dimensi. Demikian juga ketika penari berpindah tempat, ia akan meninggalkan
garis-garis bekas tersebut. Jika penarinya banyak, maka akan tercipta pula garis-garis
seperti itu secara bersamaan.
Pola lantai terbentuk jika penari yang melakukan perpindahan gerak, dan lintasan
perpindahan gerak kaki penari akan membentuk garis-garis lantai atau arah gerak yang
dilintasi penari. Pola lantai pada prinsipnya hampir sama yaitu garis lurus dan garis
lengkung, (Eko Purnomo: 2014: 80). Pola lantai garis lurus adalah pola lantai yang
membentuk garis vertikal maupun horizontal. Garis Vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke
belakang atau sebaliknya. Pola lantai ini banyak digunakan pada tari klasik. Pola lantai ini
menampilkan kesan sederhana tapi kuat dan memiliki makna dan satu tujuan yaitu keatas
yang dalam arti maha kuasa, atau dalam kehidupan sehari-hari hubungan manusia dengan
tuhan. Garis horizontal, yaitu garis lurus ke samping, pola lantai ini memberi kesan tegas
dan toleran serta memberi makna dalam kehidupan sehari-hari hubungan manusia dengan
manusia. Keunikan gerak dan pola lantai merupakan salah satu kekayaan budaya yang
mencerminkan kearifan lokal dalam kehidupan. Keunikan gerak dan pola lantai diciptakan
sebagai simbolisasi tertentu sebagai bentuk rasa syukur terhadap kemakmuran yang telah
diberikan Tuhan dalam kehidupan di masyarakat.
Teknik Tutor Sebaya
Pengertian Teknik Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan jadi guru adalah
teman sebaya kita atau umurnya sebaya. Selain itu pengertian lain peserta didik di kelas
yang memilik ikemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas membantu
kesulitan anggota dalam memahami materi ajar.
Winataputra (2011: 380), pengajaran dengan tutor sebaya adalah kegiatan belajar
siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih untuk
membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep.
95
Harmonisasi Gestur Dalam Pembelajaran Pola Lantai Gerak Tari Melalui Teknik Tutor Sebaya
(Ani Indrawati)
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2012: 134), tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk
atau di tugaskan membantu teman yang mengalami kesulitan belajar dengan pertimbangan
hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa
Tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan jadi guru adalah
teman sebaya kita atau umurnya sebaya. Selain itu pengertian lain peserta didik di kelas
yang memilik ikemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas membantu
kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan metode tutor
sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah
yang dihadapi sehingga peserta yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya untuk
membelajari materi ajar dengan baik (Anita, 2010: 2)
Menurut Ekowati (2004) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tutorial teman
sebaya adalah sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. (2) Guru menyajikan materi pembelajaran. (3) Untuk mengetahui daya serap siswa,
dibentuk kelompok berpasangan dua orang. (4) Kemudian, seorang dari pasangan itu
menceritakan kembali materi yan baru diterima kepada pasangannya, pasangan yang
mendengarkan membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. ; (5) Kemudian,
siswa secara bergiliran dengan cara diacak menyampaikan hasil wawancara dengan teman
pasangannya. (6) Guru mengulangi lagi/menjelaskan kembal materi yang belum dipahami
siswa. (7) Setelah itu, dilakukan evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Keberhasilan suatu program pengajaran dapat ditunjang dengan mengefektifkan
potensi yang dimiliki oleh sekolah. Potensi yang ada di sekolah yaitu semua sumber daya
yang dapat mempengaruhi hasil dari proses belajar mengajar. Menurut Wina Sanjana (2006:
25), Sumber belajar tidak selalu guru, tetapi bisa orang lain. Sumber belajar dari orang lain
misalnya teman dari kelas yang lebih tinggi, teman sekelas atau keluarga di rumah. Sumber
belajar yang bukan guru dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut tutor. Tutor
ada dua macam yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya
yang lebih pandai, sedang tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi.
Beberapa hal yang ditekankan dalam pembelajaran tutor sebaya, yaituTutor Sebaya
merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta
didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan
mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama. Tutor sebaya akan merasa
bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat
apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, peserta didik juga
mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan
memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.
Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa
teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah
diri, malu dan sebagainya untuk bertanya ataupun minta bantuan.
Jadi tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang
justru sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri. Dalam persiapan ini antara lain
mereka berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap sebagai teman
sebaya, mencari perannya sendiri dengan mengembangkan kecakapan intelektual dan
96
no reviews yet
Please Login to review.