Authentication
117x Tipe PDF Ukuran file 0.31 MB Source: simdos.unud.ac.id
PERANAN CACAING TANAH PADA PERTANIAN ORGANIK 1.1. Pendahuluan Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili Megascilicidae dan Lumbricidae. Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Cacing tanah ternyata menyimpan segudang manfaat dan khasiat dibalik penampilannya yang menjijikkan. Hewan molusca ini bisa dimanfaatkan untuk banyak kepentingan pembuatan obat, kecantikan dan kesehatan. Beberapa pihak bahkan meneliti secara khusus Khasiat Cacing tanah untuk terus mengembangkannya agar lebih banyak manfaat yang bisa diambil darinya. Dan memang terbukti, manfaat cacing tanah mampu menyembuhkan atau mengurangi berbagai penyakit yang diderita oleh manusia. Bahkan beberapa pakar kecantikan memberikan rekomendasi untuk memakai ekstrak cacing tanah agar kita bisa memperoleh khasiat terbaik dari hewan lunak tersebut. Selain untuk kesehatan, cacing juga bermanfaat sebagai kelestarian lingkungan hidup, diantaranya untuk pembuatan kompos. Cacing adalah suatu makhluk makro yang berada dalam tanah sebagai pengurai jasad lain, mulai dari hewan yang mati, daun gugur, akar yang mati hingga jasad manusia yang telah tutup usia hingga batu kapur. Cacing yang dimaksud adalah cacing tanah. Jenis cxacing ini berbeda 1 dengan cacing yang membuat hewan atau manusia menjadi sakit. Banyaknya cacing dalam tanah menunjukkan bahwa tanah irtu sehat. Cacing tanah memakan humus dalam tanah, dan kemudian mengubah humus itu menjadi unsur hara, hal ini sangat baik untuk tanah. Ahli filsafat Yunani, Aristoteles banyak memberikan perhatian terhadap cacing tanah. Ia mengatakan bahwa “cacing tanah adalah perutnya bumi”. Di negara Mesir 30-60 SM yang saat itu dipimpin oleh seorang ratu yang bernama Cleopatra. Sang ratu melarang bangsanya memindahkan cacing dari tanah Mesir dan petani juga dilarang menyentuh cacing, karena sang ratu khawatir petani melukai hewan tersebut. Pada zaman itu cacing tanah dianggap sebagai Dewa Kesuburan. Penggemburan tanah yang dilakukan cacing melalui lubang-lubang (jalan) yang dibuat oleh cacing. Cacing tanah membuat lubang dengan mendesak atau memakan butiran-butiran kecil tanah, sehingga memperbaiki aerasi dan drainase dalam tanah. Dengan adanya lubang- lubang tersebut, tanah menjadi lebih gembur. Selain membuat tanah menjadi lebih gembur, lubang jalan yang dibuat cacing bermanfaat juga untuk.konservasi air tanah. Menurut seorang ahli tanah, cacing tanah mampu menggali tanah hingga kedalaman 1 meter. Hal tersebut sangat bermanfaat dalam penyerapan air. Penyerapan air dalam jumlah banyak akan memperkecil banjir dan erosi yang terjadi ketika hujan besar melanda. Sebagian orang kalau mendengar nama ini pasti akan menggeliat tanda geli campur jijik. Cacing tanah, dimana sebagian orang tidak menyukainya karena bentuk tubuhnya yang lembut dan licin memang membuat geli dan jijik. Namun siapa sangka kalau ternyata cacing tanah merupakan salah satu makhluk yang berguna di dunia ini dalam menjaga kelestarian 2 lingkungan hidup. Kebiasaannya mengurai sisa-sisa bahan organik dapat membuat cacing tanah menghasilkan pupuk kompos dari kotorannya yang berguna bagi tanaman dan tumbuhan (Andi, N. 2011). Morfologi cacing tanah Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Sistem pemcernaan cacing tanah Sistem pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), kelenjar kalsiferous usus, dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim - enzim yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang 3 sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus. Sistem peredaran darah cacing tanah Cacing tanah mempunyai alat peredaran darah yang terdiri atas pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut dan lima pasang lengkung aorta. Lengkung aorta berfungsi sebagai jantung. Cacing tanah memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esopagus berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Sistem ekskresi cacing tanah Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggal – nefridium) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupaka pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya Habitat cacing tanah Cacing ini hidup didalam liang tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak terlalu dingin. Untuk pertumbuhannya yang baik, cacing ini memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau pH 6-7,2. Kulit cacing tanah memerlukan kelembabancukup tinggi agar dapat berfungsi 4
no reviews yet
Please Login to review.