Authentication
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah telah menjadi penyebab kematian di Indonesia sejak tahun 1985, dan jumlah penderitanya terus meningkat dan menyerang usia yang semakin muda. Penyakit jantung dan pembuluh darah yang utama adalah penyakit jantung koroner dan hipertensi dengan komplikasinya, disamping golongan penyakit jantung lainnya (dr. Dewi Andang Joesoef, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, 2014). Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada pembuluh darah koroner. Pemicunya biasanya karena pengerasan arteri (aterosklerosis) (Fadilah Supari, 2002). Penyakit jantung koroner adalah keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan penyediaan yang diberikan oleh pembuluh darah koroner akibat daripada penyumbatan partial atau total (Beers, 2004). Penyakit jantung koroner bukan disebabkan oleh kuman, virus ataupun mikroorganisme lainnya tetapi berkaitan dengan gaya hidup (life style) masyarakat. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Dalam kondisi yang telah parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Kondisi ini dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir kematian (Petch, Michael., 1995) 1 2 Pembentukan plak ini dapat menyertai perpaduan predisposisi genetik dan pilihan gaya hidup. Faktor risiko mencakup usia, jenis kelamin, riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga dan ras. Faktor lain yang mempengaruhi kemungkinan PJK mencakup kolesterol tinggi, merokok, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, kurang olah raga dan stress (Petch, Michael., 1995). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan satu dari tiga orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit kardiovaskuler pada tahun 2001. Sementara sepertiga dari seluruh populasi dunia saat ini berisiko tinggi untuk mengalami major cardiovaskuler events. Pada tahun yang sama, WHO mencatat sekitar 17 juta orang meninggal karena penyakit ini dan melaporkan bahwa sekitar 32 juta orang mengalami serangan jantung dan stroke setiap tahunnya. Diperkirakan di seluruh dunia terjadi satu serangan jantung setiap 4 detik dan satu stroke setiap 5 detik. Dilaporkan juga, pada tahun 2001 tercatat penyakit kardiovaskuler lebih banyak menyerang pria. Di tahun 2002, prevalensi PJK menurun pada negara maju namun meningkat pada negara berkembang dan transisional, khususnya sebagai akibat dari angka harapan hidup yang meningkat, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup. Perkembangan terkini memperlihatkan, penyakit kardiovaskuler telah menjadi suatu epidemik global yang tidak membedakan pria maupun wanita, serta tidak mengenal batas geografis dan sosio- ekonomis (WHO, 2004). Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung koroner menjadi semakin tinggi yakni semakin bertambah penderitanya. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2 3 yang dilakukan secara berkala oleh Departemen Kesehatan menunjukkan, penyakit jantung memberikan konstribusi sebesar 19,8 persen dari seluruh penyebab kematian pada tahun 1993. Angka tersebut meningkat menjadi 24,4 persen pada tahun 1998. Angka kematian akibat PJK mengalami peningkatan dari 11% (SKRT 1987), 16% (1991), dan 26% (1995). Hasil SKRT tahun 2001, penyakit jantung koroner telah menempati urutan pertama dalam deretan penyebab utama kematian di Indonesia sebesar 26,4 %. Angka kematian akibat PJK diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000 penduduk Indonesia. Penderita dengan sindroma koroner akut (SKA) yang merupakan manifestasi klinik akut penyakit jantung koroner, mempunyai risiko untuk mendapat komplikasi yang serius bahkan berujung kematian. Data Depkes RI tahun 2005 menyatakan bahwa penyakit jantung koroner menempati urutan ke-5 sebagai penyebab kematian terbanyak di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 2.557 orang. Menurut laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RIKESDA) Nasional 2013, prevalensi penyakit jantung koroner (berdasar diagnosis tenaga kesehatan dan gejala) berkisar 1,5 persen berdasar diagnosis dokter atau gejala. Prevalensi penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke terlihat meningkat seiring peningkatan umur responden. Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat mendadak sangat berkurangnya pasokan darah kebagian otot jantung. Berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu nadi koroner terblokade selama beberapa saat, entah 3 4 akibat spasme-mengencangnya nadi koroner atau akibat penggumpalan darah (thrombus). Arteri koroner adalah pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel jantung. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan lemak yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Kekakuan pada pembuluh koroner di sebut aterosklerosis. Aterosklerosis tejadi bila ada penumpukan plak atau timbunan lemak pada dinding-dinding arteri. Plak yang menumpuk akan mengeras dan mempersempit arteri serta menghambat aliran darah ke jantung (Fadilah Supari, 2002). Bagian otot jantung yang biasanya dipasok oleh nadi yang terblokade berhenti berfungsi dengan baik segera setelah spasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung berfungsi secara normal lagi. Ini sering disebut crescendo angina atau coronary insufficiency. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen. Otot jantung yang mati ini disebut infark (Petch, Michael., 1995). Penyakit jantung koroner sering ditandai dengan rasa tidak nyaman atau sesak di dada, gejala seperti ini hanya dirasakan oleh sepertiga penderita. Rasa nyeri terasa pada dada bagian tengah, lalu menyebar keleher, dagu dan tangan. Rasa tersebut akan hilang beberapa menit kemudian. Bisa juga mengucurkan keringat dingin, kaki terasa sakit sekali dan rasa ketakutan bahwa ajal sudah dekat. 4
no reviews yet
Please Login to review.