Authentication
397x Tipe PDF Ukuran file 1.73 MB Source: eprints.unram.ac.id
TUGAS AKHIR
ANALISA RASIO ELEMEN STRUKTUR BAJA PADA GEDUNG KONDOTEL
AMARSVATI LOMBOK BERDASARKAN SNI 1729:2015 DAN SNI 03-1729-2002
Ratio Analysis of Steel Structural Elements on Amarsvati Lombok Condotel
based on SNI 1729: 2015 and SNI 03-1729-2002
Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh:
ARIF KURNIADI
F1A013023
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2018
PERBANDINGAN PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA
BERDASARKAN SNI 1729:2015 DAN SNI 03-1729-2002
(STUDI KASUS: HOTEL AMARSVATI LOMBOK)
1 2 2
Arif Kurniadi , I Wayan Sugiartha , Fathmah Mahmud
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
INTISARI
Standar perencanaan suatu struktur perlu diperbaharui mengikuti perkembangan riset dan
teknologi terbaru. Standar perencanaan baja di Indonesia, meliputi dasar perencanaan, perilaku
tegangan, dan pengaruh stabilitas tertuang dalam SNI 1729 tentang Spesifikasi untuk Bangunan Baja
Struktural. Peraturan terbaru dikeluarkan pada tahun 2015 menggantikan peraturan sebelumnya pada
tahun 2002. Pada peraturan tahun 2015 terdapat beberapa perubahan persamaan dan konsep
perencanaan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rasio kapasitas baja struktural yang
direncanakan dengan berdasarkan kedua peraturan tersebut.
Proses analisa perhitungan struktur baja pada gedung kondotel Amarsvati dengan
menggunakan standar perencanaan SNI 1729:2015 dan SNI-03-1729-2002 secara umum dianalisa 2
gedung dengan beban Notonal (SNI-2015) dan tanpa beban Notional (SNI-2002). Pada gedung
dengan beban Notional (SNI-2015) dianalisa dengan metode stabilitas Effective Length Method (ELM)
dan Direct Analysis Method (DAM) yang sudah terprogram secara otomatis pada opsi program
ETABS.. Struktur didesain untuk memenuhi beban-beban yang bekerja mengikuti standar yang
berlaku pada SNI 1723:2013 (pembebanan) dan SNI 1726:2012 (beban gempa). Hasil dari analisis
tersebut berupa gaya geser dasar maksimum, simpangan maksimum, dan gaya-gaya dalam struktur
digunakan sebagai acuan untuk menghitung tiap-tiap elemen struktur baja.
Dari hasil analisa, penggunaan peraturan, SNI 1729:2015 memiliki hasil yang lebih efisien
dibandingkan dengan SNI 03-1729-2002. Dalam perencanaan gedung bertingkat. SNI 2015
memberikan gaya dalam struktur yang lebih teliti (beban Notional) dan kuat tegangan profil yang lebih
tinggi (metode DAM). Pada elemen balok, rasio kapasitas kuat lentur dan kuat geser SNI 2015 lebih
besar hingga 3,1% dan 3,8% dibandingkan dengan SNI 2002. Pada kolom, rasio kapasitas kuat
aksial-momen SNI 2015 lebih kecil sebesar 23,45% untuk metode stabilitas DAM dan 4,81% untuk
metode ELM dibandingkan dengan SNI 2002. Sedangkan pada sambungan momen extended end
plate, perhitungan menggunakan SNI 2015 memiliki kapasitas kinerja sambungan lebih tinggi 1,9%
dan berat lebih ringan 2,1% dibandingkan dengan SNI 2002. Penggunaan stabilitas metode DAM
pada struktur bertingkat mempengaruhi kapasitas kuat aksial kolom hingga 20,15% lebih kecil
dibandingkan dengan kapasitas kuat aksial kolom metode ELM.
Kata kunci : Rasio Kapasitas, SNI, Standar Perencanaan. Struktur Baja
I. PENDAHULUAN penerapan ilmu dan teknologi untuk
A. Latar Belakang menyelesaikan suatu permasalahan manusia
Material baja merupakan salah satu dari diselesaikan lewat pengetahuan, matematika
banyak material yang sering digunakan dan pengalaman praktis yang diterapkan untuk
sebagai material utama dalam pekerjaan mendesain objek atau proses yang berguna.
struktur konstruksi. Hal ini tak terlepas dari Paduan antara pengalaman praktis,
sifat material baja yang memiliki kekuatan matematika dan sains pada bidang rekayasa,
tinggi, relatif kaku, dan sangat daktail. Material membuat rekayasa berbeda dari kegiatan
baja secara alami memiliki rasio kuat sains lainnya. Hal ini yang menyebabkan
berbanding berat yang tinggi, sehingga dapat pentingnya suatu code design atau standar
menghasilkan struktur yang ringan. Jadi perencanaan dalam suatu kegiatan rekayasa.
tidaklah mengherankan dalam setiap proyek- Standar perencanaan mempunyai kekuatan
proyek konstruksi baik jembatan atau gedung, hukum untuk membedakan suatu kegagalan
baja selalu dibutuhkan, meskipun tentu saja konstruksi apakah itu musibah yang dapat
volume yang digunakan tidak selalu harus dihindarkan (force majure) atau kelalaian
mendominasi atau mayoritas. insinyur. Suatu standar perencanaan hanya
Maka dari itu pentinglah memahami diakui “benar” pada masanya. Karena dengan
material baja lebih dalam, khususnya dalam berjalannya waktu, berkembangnya sains dan
bidang rekayasa. Rekayasa sendiri merupakan
no reviews yet
Please Login to review.