Authentication
417x Tipe PDF Ukuran file 0.09 MB Source: media.neliti.com
EVALUASI KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM
MENJALANKAN FUNGSI DAN PERANANNYA DI ERA OTONOMI DAERAH
(Suatu Studi Di Desa Mosum Distrik Moskona Utara Kabupaten Teluk Bintuni
Provinsi Papua Barat )
MUSA OROCOMNA
MASJE PANGKEY
SONNY ROMPAS
ABSTRACT : This research purpose to determine the performance evaluation Badan
Permusyawaratan Desa(BPD) in performing its functions and its role in the era of regional autonomy,
and get an over view about things related to How the achievement of performance in carrying out its
duties and functions in the village Mosum. The method used in this research is descriptive. Were used as
informants in research amount to as many as 10 people.
BPD Kampung Mosum absorb the aspirations of the people is done by holding meetings that presents the
various elements of the villagers; One of the problems that can be solved by the BPD in relation to
indigenousaeg is functionis a matter of customary land; Implementation of legislative function by
BAPERKA Mor BPD has not been implemented functions properly; oversight function has been
implemented relatively well by BPD Kampung Mosum, where surveil lanceis done on the implementation
of the village budget(APBDes); BPDMosum village, where member ship has reflected the diversity of
socio-economic status communities that BPD has fulfilled the function of representation. In general, the
performance Consultative Body (BPD) seen from the implementation of the functions has been going well,
although not achieving optimal results. It turns out that the legislative function optimally etreceived
attention to the still relatively low level of knowledge and expertise of representatives in formulating a
draft Regulation is good village, due to the lowquality of human resources. Recommendations from this
research to improve the performance of the necessary involvement of all elements of society, especially
indigenous stakeholders/heads of tribes in Kampung Mosum.
Keywords: Performance Evaluation and Badan Permusyawaratan Desa Function Role, the Local
Otonomy
PENDAHULUAN perubahan konfigurasi pemerintahan desa
PENDAHULUAN
Undang-undang Nomor 22 Tahun dengan menghadirkan Badan
1999 tentang Otonomi Daerah yang Permusyawratan Desa (BPD) sebagai
kemudian direvisi dengan Undang- institusi perwakilan rakyat di tingkat
undang Nomor 32 tahun 2004 merupakan Desa yang mempunyai kedudukan sejajar
salah satu dimensi penting dalam rangka dan menjadi mitra Pemerintah Desa
mewujudkan cita-cita demokratisasi dan (Anonimous, 2013).
reformasi pemerintahan yang di Tugas dan fungsi pemerintahan
dalamnya juga mengatur mengenai desa yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Pemerintahan Desa. Dengan adanya Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
perangkat hukum tersebut telah membuka Pemerintah desa merupakan lembaga
peluang bagi terwujudnya demokratisasi eksekutif desa dan BPD sebagai lembaga
sampai pada tingkat pedesaan melalui legislatif desa. Pemerintah desa terdiri
dari kepala desa dan perangkat desa. kebijakan yang dihasilkan
Perangkat desa bertugas membantu menyangkut masalah bersama harus
kinerja kepala desa dalam melaksanakan dapat diakses serta mampu
tugas-tugas dan fungsi-fungsi pemerintah dipertanggungjawabkan kepada
desa. Perangkat desa terdiri dari publik.
sekretaris desa dan perangkat desa Badan Permusyawaratan Desa
lainnya. Bersama perangkat desa, kepala (BPD), sebagai salah satu unsur
desa sebagai pimpinan struktur penyelenggara Pemerintahan Desa
pemerintah desa memiliki peranan yang terbentuk sebagai wahana pelaksanaan
signifikan dalam pengelolaan proses demokrasi di Desa diharapkan
sosial dalam masyarakat desa. menunjukkan peran penting dalam
Tugas utama yang harus mendukung perwujudan tata
diemban pemerintah desa adalah penyelenggaraan pemerintahan desa yang
bagaimana menciptakan kehidupan baik melalui pelaksanaan fungsi dan
demokratik, memberikan pelayanan perannya.
sosial yang baik sehingga membawa Kehadiran Badan
masyarakatnya pada kehidupan yang Permusyawaratan Desa (BPD) dalam
sejahtera, rasa tenteram, dan Pemerintahan Desa dengan berbagai
berkeadilan. Pemerintah desa dituntut fungsi dan kewenangannya diharapkan
untuk lebih memahami apa yang mampu mewujudkan sistem check and
menjadi kebutuhan dari warganya balances dalam penyelenggaraan
yang terdiri dari berbagai lapisan. Pemerintahan Desa. Namun demikian di
Artinya, bahwa pemerintah dalam sisi lain, kehadiran BPD juga disinyalir
pemerintahannya dan dalam menimbulkan berbagai permasalahan di
pembuatan kebijakan, dituntut untuk tingkat desa terutama yang menyangkut
melibatkan seluruh unsur masyarakat hubungan kerja antara BPD dengan
untuk mengetahui secara langsung Kepala Desa yang diatur berdasarkan
sejauh mana, seperti apa kondisi dan kaidah normatif.
apa yang sesungguhnya menjadi Kondisi ini tentunya perlu
kebutuhan masyarakatnya. Hal itu, dihindari, karena alasan apapun antara
berarti bahwa tata pemerintahan dan Pemerintah desa dan BPD menjalankan
proses pembuatan kebijakan dan satu fungsi yang utuh dalam suatu sistem
pemerintahan desa. Oleh karena itu, Dengan demikian, dapat diamati adanya
diperlukan sinergitas antar semua unsur, indikasi bahwa fungsi dan peran BPD
terutama antara kepala desa dengan BPD. belum dijalankan secara optimal. Oleh
Dengan demikian diharapkan akan karena itu,c penelitian ini dimaksudkan
mendorong peningkatan kinerja BPD itu untuk melakukan evaluasi secara ilmiah
sendiri. tentang kinerja BPD dalam menjalankan
Namun demikian, sesuai hasil pra fungsi dan perannya dalam
survei menunjukkan bahwa penelenggaraan pemerintahan desa,
penyelenggaraan pemerimntahan desa, khususnya di Kampung Mosum, Distrik
khususnya di desa Mosum Distrik Moskona Utara kabupaten teluk Bintuni.
Moskona Utara Kabupaten Teluk Bintuni Kajian lebih mendalam tentang
sebagai lokasi penelitian ini kinerja Badan Permusyawaratan Desa
memperlihatkan fenomena yang kurang (BPD) dalam menjalankan tugas dan
menggembirakan. Artinya bahwa BPD fungsinya di Desa Mosum Distrik
yang ada di desa tersebut kurang Moskona Utara Kabupaten Teluk
berperan dalam menjalankan fungsinya, Bintuni.
baik sebagai lembaga legislasi desa, METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
lembaga pengayom adat, lembaga A. Jenis Penelitian
penyalur aspirasi masyarakat desa dan Menurut Sugiyono (2009) jenis
lembaga pengawas penyelenggaraan penelitian dapat dikelompokan menurut
pemerintahan desa. Hal ini diindikasikan tujuan, pendekatan, tingkat ekplanasi dan
dengan frekuensi pertemuan atau rapat- jenis data. Sesuai dengan fokus penelitian
rapat yang dilaksanakan oleh BPD yaitu evaluasi kinerja BPD, maka
(bersama dengan pemerintah desa) sangat penelitian ini lebih memungkinkan
minim. Rapat hanya dilakukan pada saat apabila tingkat ekplanasi menggunakan
penyusunan Rencana Anggaran penelitian deskriptif.
Pendapatan dan Belanja Desa Penelitian ini hanya
(RAPBDes) yang dituangkan dalam mengembangkan konsep dan
bentuk Peraturan Desa. Hal ini pun sering menghimpun fakta tetapi tidak
mengalami kendala atau hambatan dari melakukan pengujian hipotesis
sisi jumlah kehadiran anggota BPD (Singarimbun dan Effendi, 1995). Oleh
sehingga sering mengalami penundaan. karena itu, penelitian ini terbatas pada
usaha mengungkapkan suatu keadaan responsibilitas dan akuntabilitas
atau peristiwa atau keadaan publik;
subyek/obyek pada saat sekarang 4. Pelaksanaan fungsi pengawasan
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau dilihat dari dimensi responsivitas,
sebagaimana adanya (fact finding). responsibilitas dan akuntabilitas
B. Fokus Penelitian publik;
Berdasarkan perumusan masalah 5. Pelaksanaan fungsi Representasi oleh
dan tujuan penelitian yang telah BPD dilihat dari dimensi
dikemukakan sebelumnya, maka responsivitas, responsibilitas dan
penelitian ini memfokuskan diri pada akuntabilitas publik
kajian tenatng evaluasi kinerja Badan C. Informan
Permusyawatan Desa (BPD) yang Yang dijadikan informan dalam
berkaitan dengan pelaksanaan tugas penelitian ini terdiri dari beberapa unsur,
pokok dan fungsinya di era otonomi yaitu unsur Pengurus/anggota BPD
daerah, khususnya di desa Mosum Distrik sebanyak 5 orang, unsur pemerintah desa
Moskona Utara Kabupaten Teluk sebanyak 3 orang dan unsur tokoh agama
Bintuni. dan masyarakat adat sebanyak 2 orang,
Dimaksudkan dengan evaluasi sehingga jumlah keseluruh informan
kinerja BPD adalah penilaian hasil sebagai sumber data primer sebanyak 10
pelaksanaan fungsi-fungsi BPD dilihat orang.
dari tiga dimensi kinerja, sebagai berikut D. Teknik Pengumpulan Data
: Dalam penelitian ini, jenis data
1. Pelaksanaan fungsi penyerapan yang dikumpulkan adalah data primer
aspirasi masyarakat dilihat dari dan data sekunder yang bersifat kualitatif
dimensi responsivitas, responsibilitas maupun kuantitatif. Data primer
dan akuntabilitas publik; merupakan data yang diperoleh langsung
2. Pelaksanaan fungsi pengayoman adat dari stakeholders yang terkait, sedangkan
dilihat dari dimensi responsivitas, untuk data sekunder diperoleh melalui
responsibilitas dan akuntabilitas data yang telah diteliti dan dikumpulkan
publik; oleh fihak lain yang berkaitan dengan
3. Pelaksanaan fungsi Legislasi dilihat permasalahan penelitian ini. Adapun
dari dimensi responsivitas, instrumen dan teknik pengumpulan data
no reviews yet
Please Login to review.