Authentication
498x Tipe PDF Ukuran file 0.16 MB Source: media.neliti.com
Teori ACTORS dalam Pemberdayaan Masyarakat
=================================================
Oleh: Karjuni Dt. Maani
ABSTRACT
By using the concept of empowerment that are offered within the
framework of the theory of "ACTORS", then the changes that will
result is a change has been planned, because the input to be used in
the change was anticipated early on so that the output will be
produced capable of optimally efficient. The study of the management
of community development using the framework of "ACTORS" will be
able to raise awareness, authority, confidence and competence, trust,
oppurtinities, responsibilities, support, initiative, and creativity to
change the situation towards the power in which communities have
self-respect, self confident, and self relience, so they have the
knowledge and understanding for self-empowerment on an ongoing
basis.
Kata Kunci: empowerment, authority, confidence and competence, trust,
oppurtinities, responsibilities, support
I. PENDAHULUAN
Konsep pemberdayaan (empowerment) sosial, melainkan cerminan nilai-niai
muncul dengan dua premis mayor, normatif dan moral yang terasa sangat
kegagalan dan harapan1. Kegagalan nyata di tingkat individu dan
yang dimaksud adalah gagalnya masyarakat2.
model-model pembangunan ekonomi Dalam konteks ini Armatya Sen
dalam menanggulangi masalah menekankan, pembangunan ekonomi
kemiskinan dan lingkungan yang harus diterjemahkan sebagai proses
berkelanjutan. Sedangkan harapan, meningkatkan derajad kebebasan
adanya alternatif-alternatif pemba- manusia dalam menentukan pilihan-
ngunan yang memasukkan nilai-nilai pilihan sendiri. Pendapatnya
demokrasi, persamaan gender, didasarkan pada pengamatan bahwa
persamaan antar generasi, dan masalah utama negara berkembang
partum-buhan ekonomi secara lebih pada berkurangnya makna
memadai. Kegagalan dan harapan ini kehidupan (reduced lives) daripada
bukan merupakan alat ukur ilmu-ilmu rendahnya pendapatan. Karena itu
strategi yang tepat untuk mengatasi
1
Friedmann, John. 1992. Empowerment: The
2
Politics of Alternative Development. Sen, Amartya. 1984. Resaurce, Values, and
Massachusetts: MT Press. Development. New York: Wiley.
Teori ACTORS dalam Pemberdayaan Masyarakat... 53
...
hal ini adalah meningkatkan Konsep pemberdayaan meru-
³NHEHEDVDQ´GDQ³NHPDPSXDQ´ umat pakan hasil interaksi di tingkat
manusia dalam memilih nilai sesuai ideologis maupun praktis. Di tingkat
yang diyakini. ideologis, konsep ini merupakan hasil
Sejalan dengan pemikiran Sen, interaksi antara konsep top-down dan
Kartasasmita3 menjelaskan, kemajuan battom-up, antara growth strategy dan
ekonomi secara berkesinambungan people centered strategy. Sedangkan
harus didukung sumber daya manusia di tingkat praksis, interaksi terjadi
yang memiliki prakarsa dan daya lewat pertarungan antar otonomi.
kreasi. Prakarsa hanya tumbuh apabila Konsep pemberdayaan, dengan
terdapat emansipasi serta kesempatan demikian, mengandung konteks
yang penuh untuk berpartisipasi pemihakan kepada masyarakat yang
dalam proses perubahan. Karena itu, berada di bawah garis kemiskinan.
diperlukan kebebasan dan kesempatan Memperhatikan uraian tentang
untuk berperan serta dalam mainstrem teori-teori pembangunan
pengambilan keputusan yang tersebut, dapat disimpulkan bahwa
menyangkut individu dan masyarakat. ekonomi rakyat, di mana manusia
Dalam keadaan tiadanya kebebasan (individu dan masyarakat) harus
dan kesempatan, prakarsa dan daya menjadi subyek pembangunan. Uji
kreasi menjadi terbatas. empiris menunjukkan, teori-teori yang
Pemberdayaan sebagai konsep berpihak pada peran masyarakat
alternatif pembangunan, dengan luaslah yang lebih berhasil dalam
demikian menekankan otonomi pembangunan di negara-negara
pengambilan keputusan suatu kelom- berkembang. Teori yang semata-mata
pok masyarakat yang berlandaskan mengandalkan modal dan sumber
pada sumber daya pribadi, partisipasi, daya alam telah usang. Sebaliknya,
demokrasi, dan pemberdayaan sosial teori yang berorentasi pada manusia
melalui pengalaman lansung. makin unggul dan cenderung
Fokusnya adalah lokalitas, karena berkembang, salah satunya adalah
msyarakat lebih siap diberdayakan teori ACTORS.
lewat isu-isu lokal. Meski demikian Dalam konteks pemberdayaan
Friedmann4 mengingatkan, sangat masyarakat di Indonesia, ada tiga hal
tidak realistis apabila kekuatan yang perlu dilakukan melalui teori
ekonomi dan struktur-struktur di luar ACTORS. Pertama, pembangunan
masyarakat diabaikan. Karena itu, perlu diarahkan pada perubahan
pemberdayaan masyarakat tidak struktur. Kedua, pembangunan diara-
hanya sebatas ekonomi, tapi juga hkan pada pemberdayaan masyarakat
politik, sehingga masyarakat memiliki guna menuntaskan masalah kesen-
daya posisi tawar (bargaining jangan berupa pengangguran,
position) secara nasional maupun kemiskinan, dan ketidakmerataan
internasional. dengan memberikan ruang dan
kesempatan lebih besar kepada rakyat
3 banyak untuk berpartisipasi dalam
Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Kemiskinan.
Jakarta: Balai Pustaka. pembangunan. Ketiga, pembangunan
4 perlu diarahkan pada koordinasi
Friedmann, John. 1992. Op cit.
54 DEMOKRASI Vol. X No. 1 Th. 2011
lintas-sektor yang mencakup program menanggulangi kemiskinan dijabar-
pembangunan antarsektor, antar- kan melalui program pembangunan
daerah, dan pembangunan khusus. sektoral, pembangunan regional, dan
Dalam pelaksanaan, ketiga arah itu pembangunan khusus5. Program-
harus dilakukan secara terpadu, program yang dilakukan tersebut
terarah, dan sistematis tidak dapat sifatnya top-down, sangat sentralistik,
saling dipisahkan. Pada akhirnya dan tidak banyak melibatkan potensi
pemberian ruang dan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi
yang lebih besar kepada rakyat untuk secara aktif. Peran birokrasi dan
berpartisipasi dalam pembangunan intervensi pemerintah sangat dominan
dapat bersinergi dengan upaya dalam pelaksanaannya sehingga
menanggulangi penggaguran, kemis- memberikan dampak negatif untuk
kinan, dan ketidakmerataan. kepentingan jangka pendek. Adanya
Dalam upaya pemberdayaan realita negatif yang berkembang di
masyarakat dapat dilihat dari sisi: masyarakat, telah mendorong peme-
Pertama, menciptakan suasana atau rintah untuk melakukan reorentasi
iklim yang memungkinkan SHPEDQJXQDQVHUWD³UHYLWDOLVDVL´DWDV
masyarakat berkembang; Kedua, konsep pembangunan.
meningkatkan kemampuan masya- Dari berbagai rekomendasi yang
rakat dalam membangun melalui ditawarkan yang banyak dikemukakan
berbagai bantuan dana, pelatihan, adalah perlunya menciptakan
pembangunan prasarana dan sarana kebijakan makro yang konduksif bagi
baik fisik maupun sosial, serta pertumbuhan ekonomi, penyesuaian
pengembangan kelembagaan di daerah; kebijakan sektoral, menciptakan
Ketiga, melindungi atau memihak yang efesiensi dan kepekaan terhadap pasar
lemah untuk mencegah persaingan serta mengurangi regiditas birokrasi
yang tidak seimbang dan menciptakan dan intervensi pemerintah dalam
kemitraan saling menguntungkan. interaksi ekonomi6. Selain itu,
Dalam hal ini, pemberdayaan diperulakan perubahan filosofi dari
masyarakat sebagai strategi yang tepat pola sentralisasi menjadi desen-
untuk meningkatkan kesejahteraan tralisasi, pola pembangunan dengan
rakyat. Keyakinan ini perlu diperkuat konsep top-down planning menjadi
dan dimasyarakatkan lewat usaha-usaha battom-up planning, uniformity
nyata. menjadi variasi lokal, sistem
komando menjadi proses pembe-
II. STRATEGI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT 5
Sumodiningrat, Gunawan. 1996. Pemba-
Sebenarnya berbagai konsep dan ngunan Daerah dan Pemberdayaan
program pemberdayaan masyarakat Masyarakat. Jakarta: PT. Bina Rena
Pariwara.
untuk mengentaskan kemiskinan telah 6
banyak dilakukan oleh pemerintah 6DIL¶L $PSLK 0LVNLQ 0RGHO
sebelumnya. Diantaranya program- Kebijakan Penuntasan Kemiskinan dalam
Perspektif Teori dan Praktek. Malang:
program yang ditujukan untuk Averroes Press.
Teori ACTORS dalam Pemberdayaan Masyarakat... 55
...
lajaran, ketergantungan menjadi harapan terhadap upaya meningkatkan
keberlanjutan, social exclusion kapasitas keberdayaan masyarakat
menjadi social inclusion, dan tersebut.
7
improvement menjadi transformation Konsep empowerment (pember-
Pelaksanaan konsep ini dayaan), apabila dikaji lebih dalam
memerlukan reorentasi pembangunan, maka terdapat dua muatan dasar yang
gerakan sosial, institusi lokal, dan terdiri dari asas positivisme dan asas
pengembangan kapasitas. Hal ini interaktif9. Asas positivisme lebih
didedikasikan kepada masyarakat mengarah pada analisis kuantitatif
untuk lebih mendapatkan kesempatan seperti berikut: Pertama, growth
ikut serta dalam proses pembangunan strategy, di mana dalam pelaksanaan
adalah setiap warga masyarakat harus pembangunan lebih diarahkan pada
³PDPSX´ GDQ ³EHUGD\D´ .DUHQa stategi pembangunan dengan
pemberdayaan masyarakat adalah penghitungan Gross National Product
upaya untuk memandirikan (GNP) dalam menilai keberhasilan
masyarakat melalui perwujudan pembanguanan di suatu negara.
potensi kemampuan yang dimi- Kedua, employment program, yang
likinya8. Secara nyata pemberdayaan lebih banyak melihat pada analisis
masyarakat dapat diupayakan melalui tenaga kerja. Ketiga, basic need
pembangunan ekonomi kerakyatan. strategy, yang lebih mengarahkan
Sementara itu pembangunan ekonomi pada pemenuhan kebutuhan dasar
kerakyatan harus di awali dengan bagi masyarakat.
usaha pengantasan kemiskinan yang Sedangkan kajian pada asas
masih menjadi permasalahan bagi interaktif, lebih mengarahkan pada
sebagian kelompok masyarakat. pandangan pembangunan dengan
Kemiskinan masyarakat analisis kualitatif seperti berikut:
merupakan salah satu masalah yang Pertama, empowerment, yang melihat
perlu segera mendapatkan pena- pada bagaimana menumbuhkan
nganan dengan baik. Dengan keberdayaan masyarakat dalam
kecenderungan seperti itu, isu-isu memperbaiki kualitas hidup mereka.
pemberdayaan masyarakat masih Kedua, sustanability, yang melihat
tetap penting dan sesuai dengan pada keberlanjutan pembangunan
kebutuhan pembangunan masyarakat. dengan memikirkan kelestarian alam
Walaupun upaya pemberdayaan dengan lingkungannya untuk dapat
masyarakat tidak mudah dilakukan diwariskan pada generasi berikutnya.
untuk mencapai hasil yang optimal, Ketiga, approach technology, yang
namun atmosfir otonomi daerah dan diarahkan pada pembangunan dengan
keterbukaan politik akan memberikan menggunakan kesempatan untuk
menggunakan teknologi dalam
7 pembangunan.
Soetomo. 2011. Pemberdayaan Masyarakat:
Mungkikah Muncul Antitesisnya? Yogyakata:
Pustaka Pelajar.
8 9
Kusnadi. 2006. Filosofi Pemberdayaan Riyadi, Suprapto. 2001. Strategy Empo-
Masyarakat Pesisir. Bandung: Humaniora. werment. Malang: FIA Unibraw.
56 DEMOKRASI Vol. X No. 1 Th. 2011
no reviews yet
Please Login to review.