Authentication
288x Tipe PDF Ukuran file 0.35 MB Source: etheses.iainkediri.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), atau dapat membawa hasil. Sementara efektivitas memiliki pengertian keefektifan, yang artinya keadaan berpengaruh, hal berkesan, 1 atau keberhasilan. Sedangkan efektivitas menurut para ahli yaitu: a. Menurut Richard M. Steers efektivitas memiliki pengertian sejauh mana organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai semua sasaran.2 b. Sedarmayanti yang menyatakan bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi pada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisisensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efesiensi 3 meningkat. 1Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), 284. 2Richard M. Steers, Efektivitas Organisasi (Jakarta: Erlangga, 1985), 46. 3Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia Dan Produktifitas Kerja (Bandung: Mandar Maju, 2009), 59. 11 c. Menurut Yamit efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya pada keluaran yang dihasilkan.4 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa efektivitas merupakan tingkat keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan yang sudah ditetapkan. Kegiatan yang dinilai efektif apabila hasil dapat memenuhi target yang diharapkan. 2. Ukuran Efektivitas Pengukuran efektivitas dapat dilakukan dengan melihat hasil kerja yang dicapai oleh suatu organisasi. Membahas mengenai ukuran efektivitas bukanlah hal yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa. Menurut Campbell dalam Nawawi Uha indikator efektivitas terdiri dari ukuran produktivitas, efesiensi, kecelakaan, pergantian pegawai, absensi, kualitas, tingkat keuntungan, moral, dan kepuasan karyawan.5 Untuk mengukur efektivitas kompensasi dalam meningkatkan disiplin kerja menggunakan pendapat Budiani karena kompensasi merupakan program dari perusahaan yang salah satu tujuannya adalah 4Zulian Yamit, Manajemen Produksi dan Operasi (Jakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, 2003), 14. 5Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpinan Dan Kinerja (Jakarta: Kencana, 2013), 189. 12 meningkatkan disiplin kerja karyawan. Menurut Budiani efektivitas program dapat diukur dengan menggunakan variabel-variabel sebagai berikut: a. Ketepatan sasaran Yaitu sejauh mana pelaksana dari program kompensasi tersebut tepat sasaran untuk meningkatkan disiplin kerja. b. Sosialisasi program Yaitu bagaimana perusahaan memberikan informasi mengenai program kompensasi dalam meningkatkan disiplin kerja kepada karyawan sehingga karyawan mengerti apa yang diharapkan oleh perusahaan dari karyawan. c. Tujuan program Yaitu sejauh mana program kompensasi dapat meningkatkan disipln kerja karyawan. d. Pemantauan program Yaitu kegiatan yang dilakukan setelah pemberian kompensasi sebagai bentuk perhatian kepada karyawan.6 B. Kompensasi 1. Pengertian Kompensasi Ketika seseorang telah bekerja menyumbangkan tenaga dan pikirannya guna mencapai tujuan organisasi, maka seharusnya pula organisasi memberikan imbalan (kompensasi) demi mewujudkan tujuan 6Ni Wayan Budiani, “Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna Eka Taruna Bhakti Desa Sumerta Kelod Kecamatan DenpasarTimur Kota Denpasar”, (Jurnal Ekonomi dan Sosial INPUT Volume 2 Nomor 1 Tahun 2007), 34. 13 individu yang bekerja. Belcher dan Atchison dalam buku Yunarsih dan Suwatno melihat pentingnya kompensasi dalam sebuah organisasi karena kompensasi merupakan bentuk transaksi antara organisasi dengan karyawan. Transaksi tersebut antara lain: a. Transaksi ekonomi: dengan imbalan terhadap jasa karyawan, organisasi akan berproduksi lebih banyak dengan kualitas lebih baik, sedangkan karyawan memperoleh pendapatan yang memenuhi kebutuhannya. b. Transaksi psikologis: individu menukarkan beberapa tipe yang diinginkan organisasi bagi suatu bayaran dan sumber kepuasan lainnya. c. Transaksi sosial: oganisasi merupakan kumpulan orang-orang dan pekerjaan adalah suatu yang penting dalam hubungan antara individu dengan organisasi. d. Transaksi politis: menyangkut penggunaan kekuatan dan pengaruh. e. Transaksi etis: kompensasi yang adil bagi organisasi dan pekerja.7 Kompensasi berbeda dengan gaji dan upah, karena memang konsepnya berbeda. Gaji dan upah adalah salah satu bentuk nyata dari kompensasi. Selain itu kompensasi merupakan beban biaya bagi perusahaan. Sehingga peusahaan mengharapkan imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan. Dengan prestasi yang lebih tinggi 7Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Manajemen Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi, dan Isu Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2011), 127. 14
no reviews yet
Please Login to review.