Authentication
408x Tipe PDF Ukuran file 0.41 MB Source: eprints.unm.ac.id
JURNAL
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA BATANG PERKALIAN
PADA MURID TUNANETRA KELAS V DI
SLB-A YAPTI MAKASSAR
DAYANTI
1645041007
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA BATANG PERKALIAN
PADA MURID TUNANETRA KELAS V
DI SLB-A YAPTI MAKASSAR
Penulis : Dayanti
Email penulis : dayanti516@gmail.com
Pembimbing I : Dr. Usman, M.Si
Email Pembimbing l : usman6609@unm.ac.id
Pembimbing II : Dr. Purwaka Hadi, M. Si
Email Pembimbing II : pewekahadi@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang rendahnya kemampuan operasi hitung perkalian murid tunanetra
kelas V di SLB-A YAPTI Makassar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)
Bagaimanakah kemampuan operasi hitung perkalian murid tunanetra kelas V di SLB-A YAPTI
Makassar sebelum penggunaan media batang perkalian, (2) bagaimanakah kemampuan operasi
hitung perkalian murid tunanetra kelas V di SLB-A YAPTI Makassar setelah penggunaan media
batang perkalian, (3) apakah ada peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian melalui
penggunaan media batang perkalian pada murid tunanetra kelas V di SLB-A Yapti Makassar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian
melalui penggunaan media batang perkalian pada murid tunanetra kelas V di SLB-A YAPTI
Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif
yang disajikan dalam bentuk diagram batang. Adapun subjek penelitian ini adalah murid
tunanetra kelas V di SLB-A YAPTI Makassar yang berjumlah 1 orang murid. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis berupa soal essay. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian pada murid tunanetra kelas V di SLB-
A YAPTI Makassar setelah penggunaan media batang perkalian. Peningkatan tersebut
ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh murid telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan sekolah yakni 70. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan operasi hitung perkalian pada murid tunanetra kelas V di SLB-A YAPTI Makassar
sebelum penggunaan media batang perkalian berada dalam kategori sangat kurang (30).
Sedangkan kemampuan operasi hitung perkalian pada murid tunanetra kelas V di SLB-A YAPTI
Makassar setelah penggunaan media batang perkalian berada dalam kategori baik sekali (90).
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu (1) Kemampuan operasi hitung perkalian murid tunanetra
kelas V di SLB-A YAPTI Makassar sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan media
batang perkalian berada dalam kategori Sangat Kurang. (2) Kemampuan operasi hitung perkalian
murid tunanetra kelas V di SLB-A YAPTI Makassar setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan media batang perkalian berada dalam kategori Baik Sekali. (3) Terdapat
peningkatan kemampuan operasi hitung perkalian melalui penggunaan media batang perkalian
pada murid tunanetra kelas V di SLB-A YAPTI Makassar.
Kata kunci: Operasi Hitung Perkalian, Media Batang Perkalian, Tunanetra
ii
1. PENDAHULUAN tunadaksa (D), anak tunalaras (E), anak
Pendidikan sesungguhnya harus berkesulitan belajar, anak dengan
memanusiakan manusia tanpa harus kemampuan di atas rata-rata/superior, dan
membedakan antara mereka yang normal anak tunaganda.
maupun mereka yang memiliki hambatan Anak berkebutuhan khusus dalam
(anak berkebutuhan khusus). Paradigma penelitian ini adalah anak tunanetra
pendidikan saat ini berorientasi pada merupakan anak yang memiliki gangguan,
pemenuhan kebutuhan pendidikan yang kelainan atau keterbatasan dalam
layak dan mampu mengembangkan setiap penglihatannya sehingga fungsi
potensi peserta didik di dalam proses penglihatannya tidak sama dengan anak
pembelajaran maupun di kehidupan pada umumnya. Akibat dari kekurangan atau
bermasyarakat. Oleh karena itu pendidikan kehilangan indera penglihatannya tersebut
merupakan kunci utama untuk membangun mereka mengalami hambatan dalam
kemampuan dan membentuk watak serta melakukan aktifitas sehari-hari, seperti
peradaban bangsa dan Negara yang lebih berjalan, bersosialisasi dengan
bermanfaat dalam mencerdaskan kehidupan lingkungannya dan aktifitas belajarnya.
bangsa dan Negara. Walaupun demikian untuk intelegensi anak
Pendidikan tidak diperuntukkan bagi tunanetra sama dengan anak normal lainnya.
anak normal saja akan tetapi bersifat Anak tunanetra mengalami hambatan
menyeluruh bagi semua warga Negara dalam aktivitas pembelajaran sesuai dengan
Indonesia termasuk anak berkebutuhan tingkat ketunanetraannya. Oleh sebab itu,
khusus. Seperti yang tercantum dalam perlu adanya model pembelajaran dan
undang-undang Republik Indonesia nomor pelayanan di sekolah khusus bagian
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan tunanetra sehingga memudahkan anak untuk
Nasional pada pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) menerima pelajaran yang diberikan oleh
yang menyatakan bahwa (Depdiknas, 2003: guru.
5) “(1) setiap warga negara mempunyai hak Upaya pelayanan pendidikan dan
yang sama untuk memperoleh pendidikan pengembangan sumber daya manusia
yang bermutu dan (2) warga negara yang melalui pendidikan merupakan proses
memiliki kelainan fisik, emosional, mental, peningkatan pengetahuan, keterampilan
intelektual, dan/atau sosial berhak sikap dan kemampuan semua anggota
memperoleh pendidikan khusus.” masyarakat. Hal ini merupakan suatu bentuk
Undang-undang Republik Indonesia usaha kesejahteraan sosial meliputi upaya
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pengembangan potensi serta pemulihan
Pendidikan Nasional pada pasal 32 ayat (1) harga diri, bina diri, dan kemampuan
tentang pendidikan khusus dinyatakan berinteraksi dengan masyarakat, sehingga
bahwa (Depdiknas, 2003: 25) “pendidikan para tunanetra mampu berperan positif
khusus merupakan pendidikan bagi peserta untuk mewujudkan kesejahteraan dan
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam keadilan sosial yang ada dalam pendidikan
mengikuti proses pembelajaran karena merupakan usaha sadar dan terencana untuk
kelainan fisik, emosional, motorik atau mewujudkan suasana belajar dan proses
potensi kecerdasan dan bakat istimewa.” pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Anak berkebutuhan khusus dapat mengembangkan potensi dirinya untuk
disederhanakan menjadi beberapa bagian, di memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
antaranya adalah anak tunanetra (A), anak pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
tunarungu (B), anak tunagrahita (C), anak akhlak mulia, serta keterampilan yang
1
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan (Depdiknas, 2006: 13). Mengingat
Negara. pentingnya matematika dan ilmu
Dilihat dari sudut pandang pengetahuan maka matematika perlu
pendidikan, anak tunanetra membutuhkan dikuasai dan dipahami oleh siswa.
alat bantu, metode atau teknik-teknik Penelitian ini dilakukan di SLB-A
tertentu dalam kegiatan pembelajarannya YAPTI Makassar yang berfokus pada mata
sehingga anak tersebut dapat belajar tanpa pelajaran matematika. Berdasarkan
penglihatan. Hal tersebut penting agar anak kurikulum 2013 kompetensi dasar 3.5
tunanetra bisa tetap mengikuti pembelajaran menyebutkan materi yang harus dikuasai
walaupun tanpa penglihatan dengan murid kelas V pada mata pelajaran yaitu
memanfaatkan indera-indera yang lain, memahami operasi hitung perkalian yang
seperti pendengaran, perabaan, penciuman, melibatkan bilangan asli dengan hasil kali
dan pencecapan. kurang dari 100. Dalam hal ini, seharusnya
Layanan pendidikan bagi anak murid kelas V sudah mampu menyelesaikan
tunanetra harus disesuaikan dengan masalah operasi perkalian yang melibatkan
karakteristik dan kemampuan anak. Layanan bilangan asli dengan hasil kali kurang dari
tersebut dapat dilaksanakan di sekolah 100. Tetapi pada kenyataannya murid belum
berupa rancangan program pembelajaran mampu melakukan operasi hitung perkalian
yang diberikan dalam bentuk mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ada.
umum dan mata pelajaran khusus. Mata Berdasarkan hasil observasi dan hasil
pelajaran umum seperti pelajaran Agama, wawancara yang dilakukan pada tanggal 6
Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, Februari 2020 di SLB-A YAPTI Makassar
Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, terhadap murid tunanetra total blind kelas V
Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan yang berinisial RI, berumur 17 tahun,
Jasmani dan Kesehatan sedangkan untuk berjenis kelamin laki-laki, diperoleh data
mata pelajaran khusus adalah Braille dan yang menunjukkan bahwa murid tersebut
Orientasi dan Mobilitas (OM). Program mengalami kesulitan dalam mata pelajaran
pembelajaran ini diharapkan dapat matematika. Selanjutnya, pada tanggal 7
membantu anak tunanetra agar mampu Februari 2020 peneliti melakukan asesmen
menuju kemandirian dan kedewasaan akademik dan memberikan tes berupa soal
seoptimal mungkin. essay matematika untuk mengetahui
Matematika merupakan salah satu kemampuan murid. Berdasarkan hasil
bidang studi yang menduduki peranan asesmen yang dilakukan peneliti dalam
penting dalam pendidikan yang diajarkan ruang kelas V diketahui bahwa murid sudah
pada setiap jenjang pendidikan sekolah di mampu dalam menulis, pada saat membaca
Indonesia mulai dari sekolah dasar sampai murid sudah mampu membaca akan tetapi
dengan sekolah menengah. Hal ini belum lancar dalam membaca cepat, dan
dikarenakan dengan belajar matematika pada asesmen berhitung murid belum lancar
siswa akan terbiasa untuk berpikir logis, dalam mengenal tanda-tanda hitung (>,<,%),
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta murid belum lancar dalam memahami
kemampuan bekerjasama. Kompetensi bentuk bilangan satuan, puluhan, ratusan,
tersebut diperlukan agar peserta didik dapat dan ribuan. Murid juga belum mampu
memiliki kemampuan memperoleh, mengoperasionalkan bilangan. Berdasarkan
mengelola dan memanfaatkan informasi hasil asesmen yang diperoleh murid
untuk bertahan hidup pada keadaan yang mengalami masalah akademik dalam mata
selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif pelajaran matematika sehingga peneliti
2
no reviews yet
Please Login to review.