Authentication
141x Tipe PDF Ukuran file 0.17 MB Source: media.neliti.com
SP-004-005 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 196-202 Keterlaksanaan Penilaian Autentik dan Korelasinya dengan Hasil Belajar Biologi SMA The Feasibility of Authentic Assessment and Its Correlation with Biology Academic Achivement in Senior High Schools Etika Dyah Puspitasari Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan, Jl. Prof. Dr. Soepomo, Yogyakarta, Indonesia Corresponding author: etikadyah.ps@gmail.com Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengungkapkan keterlaksanaan penilaian autentik pada mata pelajaran biologi; (2) mengetahui adanya korelasi antara keterlaksanaan penilaian autentik dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian survei. Data diperoleh dari lima guru biologi dan 190 siswa kelas X di SMA Negeri Kabupaten Sleman. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner, pedoman wawancara dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif, serta Uji Korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pelaksanaan penilaian autentik masuk dalam kategori baik dengan dua sekolah kategori sangat baik, dua sekolah kategori baik dan satu sekolah kategori kurang baik; (2) tidak ada korelasi yang signifikan antara keterlaksanaan penilaian autentik dan hasil belajar siswa. Keywords: penilaian autentik, hasil belajar, biologi 1. PENDAHULUAN menilai kompetensi siswa tidak hanya pada ranah pengetahuan namun juga keterampilan dan sikap yaitu Penilaian memegang peranan penting dalam dunia penilaian autentik. pendidikan karena penilaian yang tepat dapat Penilaian autentik merupakan suatu bentuk menunjukkan sejauh mana pembelajaran yang telah penilaian yang mensyaratkan siswa untuk dilakukan dan dapat dicapai oleh siswa. Penilaian juga menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk mengetahui apa yang harus dan dapat menunjukkan penerapan dari keterampilan dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan dan pengetahuan yang dimilikinya (Mueller, 2006, kemampuan siswa. Sani (2014, p.201) berpendapat p.2). Hal yang senada diungkapkan oleh Guilkers et bahwa penilaian merupakan suatu proses untuk al. (2004, p.69), “Authentic assessment is an menghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar siswa assessment requiring students to use the same yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan competenceies, or combinations of knowledge, skills program pembelajaran. and attitudes, that they need to apply in their criterion Penilaian dalam dunia pendidikan khususnya di situation in professional life” yang dapat diartikan sekolah identik dengan penilaian tes tertulis. Penilaian bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang tes tertulis merupakan tes utama yang banyak menuntut siswa untuk menggunakan kompetensinya digunakan oleh guru baik dalam bentuk tes pilihan baik segi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara maupun uraian. Tes tertulis banyak digunakan karena terpisah maupun kombinasi ketiganya, yang karena cenderung mudah untuk menilai siswa, namun dibutuhkan dalam aplikasi kehidupan nyata atau dunia penilaian hanya dengan tes tertulis memiliki banyak kerja. Kunandar (2014, p.36) berpendapat bahwa kelemahan. Kelemahan tes tertulis antara lain tidak autentik merupakan keadaan yang sebenarnya yaitu dapat menggambarkan kompetensi siswa secara utuh, kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh yaitu cenderung hanya pada segi pengetahuan siswa, sedangkan berdasarkan pada Peraturan Menteri sedangkan pada segi keterampilan dan sikap tidak Pendidikan dan Kebudayaan No 104 tahun 2014 dapat terukur. Padahal penilaian berguna untuk mengenai Pedoman Penilaian Hasil Belajar oleh mengetahui status siswa dengan memperhatikan Pendidik, penilaian autentik diartikan sebagai bentuk berbagai aspek, yaitu berupa kemampuannya pada penilaian yang menghendaki siswa menampilkan aspek pengetahuan, keterampilan maupun. Oleh sikap, menggunakan pengetahuan, dan keterampilan karena itu diperlukan suatu sistem penilaian yang yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan dapat mengukur setiap aspek kompetensi siswa. tugas pada situasi yang sesungguhnya. Wiggins (1990, p.2) memaparkan adanya keterbatasan Penilaian autentik merupakan penilaian proses dalam menilai semua kompetensi siswa apabila hanya yang dapat menilai kesiapan siswa, proses dan hasil menggunakan tes tertulis, maka hal tersebut menjadi belajar secara utuh. Penilaian autentik sebagai alasan munculnya sistem penilaian baru yang dapat penilaian proses sesuai digunakan untuk pembelajaran 196 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 196-202 sains, termasuk pembelajaran biologi, karena dalam untuk meningkatkan kemampuan belajar. Penilaian pembelajaran biologi menekankan pada proses sains. autentik juga dianggap dapat meningkatkan capaian Pembelajaran biologi dapat semakin bermakna hasil siswa karena dalam tugasnya menuntut adanya dengan menggunakan penilaian autentik karena keaktifan dan penggunaan semua aspek kompetensi dengan penilaian autentik tidak hanya menilai yang dapat mengembangkan kemampuan siswa. Oleh pengetahuan siswa saja namun juga keterampilan dan karena itu pada penilaian yang baik proses penilaian sikapnya. Sebagian besar orang beranggapan bahwa dapat digunakan sebagai assessment for learning materi biologi cenderung hanya pada level menghafal maupun assessment as learning (penilaian sebagai karena banyaknya materi yang harus dipelajari dan pembelajaran). seolah guru hanya memberikan materi untuk dipahami Pelaksanaan penilaian autentik yang dapat dan dihafal, padahal dalam pembelajaran biologi tidak digunakan sebagai assessment for learning maupun cukup untuk menguasai konsep biologi saja, namun assessment as learning diharapkan dapat juga lebih ditekankan mengenai keterampilan proses menghasilkan dampak yang baik terhadap proses biologi, yaitu kemampuan siswa melakukan kerja- pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hal tersebut kerja sebagai seorang peneliti biologi. Oleh karena itu sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, implementasi penilaian autentik penting pada mata diantaranya penelitian Balik (2012, p.21) yang pelajaran biologi. meneliti pengaruh implementasi asesmen autentik Penilaian erat kaiatannya dengan hasil belajar terhadap prestasi belajar matematika dan motivasi sebagaimana yang diungkapkan Cumming & berprestasi. Berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh Maxwell (1999, p.178), penilaian autentik tidaklah bahwa implementasi penilaian autentik dalam bermakna tanpa memperhatikan hasil berlajarnya. pembelajaran matematika dapat meningkatkan Menurut Kunandar (2014, p.36), hasil penilaian prestasi belajar dan motivasi siswa. Hasil penelitian autentik dapat digunakan oleh guru untuk lain juga diungkapkan oleh Pantiwati (2013, p.1) yang merencanakan program perbaikan (remidial), meneliti mengenai penilaian autentik untuk pengayaan (enrichment) maupun pelayanan meningkatkan kemampuan tingkat berfikir, konseling, selain itu hasil penilaian autentik juga daat kemampuan berfikir kitis-kreatif dan kesadaran digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses metakognitif. Pantiwati (2013, p.1) menyatakan pembelajaran (assessment for learning). Oleh karena bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang itu penilaian autentik tidak hanya dapat berfungsi digunakan secara menyeluruh dan secara kontinu yang sebagai penilaian sumatif namun sebagai penilaian dapat menunjukkan hasil siswa, dengan pelaksanaan formatif (Johnson et al., 2010, p.32). Menurut Subali penilaian autentik dapat meningatkan motivasi siswa, (2012, p.135), praktik assessment for learning juga baik secara langsung dan tidak langsung dapat (penilaian untuk pembelajaran) dengan memanfaatkan meningkatkn hasil belajar dan dapat digunakan untuk hasil penilaian formatif dapat dilakukan dengan memonitor progres dari kompetensi siswa. berbagai cara, dan apabila strategi tersebut Kemampuan untuk dapat memonitor (monitoring diaplikasikan maka hasil belajar siswa secara otomatis skill) tersebut merupakan bagian dari kesadaran dapat meningkat. Wijayanti & Mundilarto (2015, metakognitif, dan pelaksanaan penilaian autentik p.130) menyatakan bahwa informasi hasil tes formatif dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dapat berfungsi sebagai umpan balik (feedback) baik kreatif. Dilaksanakannya penilaian autentik juga dapat bagi pendidik maupun siswa, sehingga hasil penilaian digunakan untuk memotivasi belajar siswa harus segera diberikan agar siswa dapat mengetahui sebagaimana dikemukakan oleh Kusmijati (2014, hasil kinerjanya dan bagi pendidik dapat digunakan p.55), berdasarkan hasil penelitiannya penilaian untuk memantau proses pembelajaran, kemajuan autentik dapat digunakan oleh guru dalam memotivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Stiggins (2005, belajar siswa. Hasil penilaian autentik akan p.326) berpendapat bahwa dengan melakukan fungsi menstimulasi tindakan siswa, dan guru dapat penilaian formatif maka dapat menjadi kunci sukses membangkitkan motivasi siswa untuk tekun belajar pada hasil pembelajaran. Menurut Guilkers et al. secara kontinu. Berdasarkan beberapa hasil penelitian (2004, p.68), dengan penilaian yang bersifat formatif tersebut maka peneliti tertarik untuk mempelajari maka dapat memacu dan meningkatkan pembelajaran mengenai keterlaksanaan penilaian autentik terutama siswa. Herrington & Herrington (Guilkers et al., 2004, pada sekolah yang menjadi pilot project kurikulum p.68) berpendapat bahwa dengan penilaian autentik 2013 di Kabupaten Sleman, DIY dan mengetahui maka diharapkan mempunyai dampak yang positif adanya korelasi antara keterlaksanaan penilaian terhadap pembelajaran siswa dan motivasi belajar autentik tersebut dengan hasil belajar siswa pada mata siswa. pelajaran biologi. Penilaian autentik yang berfungsi sebagai penilaian formatif dan menerapkan assessment for 2. METODE learning, maka dapat membantu siswa dalam melakukan perbaikan dan pencapaian target hasil Penelitian ini merupakan penilaian survei yang belajar. Stiggins (2002, p.4) berpendapat difokuskan pada keterlaksanaan penilaian autentik. “assessments for learning serve to help students learn Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif more”, sehingga menurutnya penilaian tidak hanya dan kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan digunakan untuk menentukan status seseorang atau Februari-Mei tahun 2015 di lima SMA Negeri siswa namun dengan penilaian juga dapat digunakan kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 197 Puspitasari. Keterlaksanaan Penilian Autentik dan Korelasinya dengan Hasil Belajar Biologi SMA 2.1. Populasi dan Sampel Penelitian Data kuantitatif dari hasil kuesioner guru, kuesioner siswa, analisis dokumen dan analisis hasil Populasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri di wawancara dianalisis dan ditentukan tingkat kabupaten Sleman yang menjadi pilot project keterlaksanan penilaian autentik dengan kurikulum 2013, yaitu sebanyak tujuh SMA Negeri. mengkategorikan ke dalam empat kriteria panafsiran Seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel hasil pengukuran, berdasarkan pada rumusan Mardapi dalam penelitian ini (sensus), namun dikarenakan (2008, p.123). Adapun langkah-langkah analisisnya masalah perijinan sampel direduksi menjadi lima yaitu: (1) menghitung skor (tertinggi dan terendah) SMA Negeri. Subyek penelitian ini adalah lima guru pada masing-masing komponen, (2) menghitung mata pelajaran biologi kelas X dan 190 siswa kelas X. rerata skor masing-masing komponen atau mean ideal (X ̅), (3) menentukan nilai/skor simpangan baku ideal, 2.2. Data, Instrumen dan Teknik (4) merubah skor menjadi skala 4,00 dengan cara Pengumpulan Data membagi skor keterlaksanaan dengan skor maksimal dan kemudian dikalikan 4,00, dan (5) menentukan Data dan informasi mengenai keterlaksanaan tingkat kecenderungan berdasarkan rumusan Mardapi penilaian autentik dan hasil belajar siswa pada mata (2008, p.122-124). Penentuan skor keterlaksanaan penilaian pelajaran biologi dikumpulkan menggunakan autentik diperoleh dengan cara dihitung berdasarkan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. rumus: ((X1 + X2 +X3) / 3) + X4 Kuesioner digunakan untuk mengetahui 2 keterlaksanaan penilaian autentik berdasarkan Keterangan: X1= kuesioner guru kurikulum 2013 dengan responden guru biologi kelas X2= kuesioner siswa X dan siswa kelas X. X3= analisis dokumen Wawancara dilakukan terhadap informan untuk X4= keterlaksanaan (wawancara) mendapatkan data yang relevan berkaitan dengan permasalahan penelitian yakni mengenai Formula untuk menentukan persentase (%) keterlaksanaan penilaian autentik serta mengenai hasil keterlaksanaan penilaian autentik digunakan belajar siswa. Teknik wawancara dilakukan untuk persamaan: memverifikasi, meng-cross check, mengubah dan Persentase keterlaksanaan penilaian autentik: memperluas informasi yang diperoleh dari kuesioner %= (skor keterlaksanaan )/4,00 x 100%. dan dokumentasi. Pada penelitian ini wawancara dilakukan pada guru biologi kelas X dan perwakilan siswa kelas X. Tabel 1. Kategorisasi Pelaksanaan Penilaian Autentik Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersumber dari data tertulis. Dalam No Rentang skor Interprtasi penelitian ini dokumentasi digunakan untuk 1 X ≥ 3,00 Sangat Baik (SB) mengumpulkan data mengenai pelaksanaan penilaian autentik yang meliputi instrumen tiap penilaian 2 3,00 > X ≥ 2,50 Baik (B) autentik, rubrik penilaian autentik dan hasil penilaian 3 2,50 > X ≥ 2,00 Kurang Baik (KB) autentik, serta analisis dokumen capaian hasil belajar siswa pada rapor semester satu tahun pelajaran 4 X< 2,00 Sangat Kurang Baik 2014/2015. (SK) Keterangan: X= skor responden 2.3. Teknik Analisis Data Langkah selanjutnya menentukan hubungan keterlaksanaan penilaian autentik dengan hasil belajar Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pada rapor siswa yaitu menggunakan uji korelasi ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif, Spearman. Pada penelitian ini hipotesis untuk uji yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data korelasi tersebut adalah sebagai berikut: dari masing-masing variabel yang dievaluasi baik data Ho : Tidak ada hubungan antara keterlaksanaan kuantitatif maupun kualitatif. Data kuesioner dan penilaian autentik dengan hasil belajar siswa analisis dokumen sebelum dianalisis diproses menjadi pada mata pelajaran biologi. data kuantitatif, kemudian dianalisis menggunakan H1 : Ada hubungan antara keterlaksanaan statistik deskriptif, untuk data hasil wawancara penilaian autentik dengan hasil belajar siswa dianalisis dengan analisis kualitatif dan diproses pada mata pelajaran biologi. menjadi data kuantitatif sebagai penentu Interpretasi pada uji korelasi dilakukan untuk keterlaksanaan penilaian autentik, sedangkan untuk pengambilan keputusan statistik dan untuk melihat mendeskripsikan adanya korelasi antara arah hubungan korelasi. Interpretasi untuk keterlaksanaan penilaian autentik dengan hasil belajar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan pada rapor siswa kelas X tahun ajaran 2014/2015 melihat nilai sig pada tabel analisis korelasi dengan dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dengan SPSS yaitu: Jika nilai sig. > 0,05, maka Ho diterima SPSS versi 21. atau tidak ada korelasi yang signifikan. Jika nilai sig. < 0,05, maka Ho ditolak yaitu ada korelasi yang signifikan. 198 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 196-202 3. HASIL DAN PEMBAHASAN skor 2,79. Adapun persentase keterlaksanaan penilaian autentik disajikan pada Gambar 1. Hasil penelitian ini berupa tabel hasil keterlaksanaan penilaian auntentik dan tabel hasil korelasi 100 keterlaksanaan penilaian autentik dengan hasil belajar ) 90 79 80 75 74 pada aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap (% 66 siswa. Hasil keterlaksanaan penilaian autentik or70 kS60 54 merupakan hasil rata-rata analisis kuesioner guru, kuesioner siswa dan analisis dokumen, kemudian se50 tan40 penentuan keterlaksanaan diperoleh dengan se30 menjumlah hasil rata-rata tersebut dengan analisis 20 keterlaksanaan berdasarkan hasil wawancara, Per 10 kemudian dirata-rata. Hasil wawancara juga 0 digunakan untuk mengetahui lebih mendalam tentang SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN kendala keterlaksanaan penilaian autentik sehingga A B C D E dapat mendukung dan memperjelas hasil kuesioner Sekolah dan analisis dokumen dalam penelitian ini. Keterlaksanaan penilaian autentik juga diamati dari Gambar 1. Persentase Keterlaksanaan Penilaian Autentik di pemahaman guru mengenai penilaian autentik, SMA Negeri Kabupaten Sleman kelengkapan instrumen penilaian, keterlaksanaan proses penilaian autentik dan tindak lanjut dari hasil penilaian autentik. Keterlaksanaan penilaian autentik dilihat dari Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan data segi kesiapan cukup baik, guru memahami penilaian kuesioner guru dan siswa bahwa penilaian autentik autentik sebagai penilaian yang ideal. Penilaian terlaksana dengan baik, begitu pula dari hasil analisis autentik dapat digunakan untuk menilai kemampuan dokumen menunjukkan bahwa hampir semua guru siswa baik pada ranah pengetahuan, keterampilan dan memiliki instrumen penilaian autentik, hanya satu sikap secara menyeluruh dan sesuai dengan keadaan sekolah yang kurang lengkap dokumen penilaiannya yang sesungguhnya. Pemahaman guru mengenai yaitu SMAN E. Data yang diperoleh tersebut penilaian autentik diperoleh dari hasil pelatihan kemudian diverifikasi dengan hasil wawancara kurikulum 2013 yang telah diberikan, namun demikian sosialisasi/pelatihan mengenai kurikulum dengan guru dan siswa. Berdasarkan hasil wawancara 2013 dirasa masih kurang, yakni mengenai penjelasan diperoleh data bahwasannya guru tidak melaksanakan tiap jenis penilaian autentik yang ada pada kurikulum semua penilaian autentik yang ada pada kurikulum 2013, urgensi tiap jenis penilaian autentik, teknik 2013. Hasil skor akhir keterlaksanaan penilaian pelaksanaannya dan tindak lanjut dari hasil penilaian autentik dan interpretasinya disajikan pada Tabel 2. autentik tersebut. Berdasarkan dari segi kesiapan instrumen Tabel 2. Skor Keterlaksanaan Penilaian Autentik penilaian autentik sebagian besar guru telah memiliki instrumen penilaian secara lengkap. Instrumen No Sekolah Skor Kategori tersebut diperoleh dengan modifikasi hasil pelatihan kurikulum 2013 dan MGMP biologi, namun sebagian 1 SMAN A 2,62 B besar guru merasa cukup sulit untuk 2 SMAN B 3,02 SB mengimplementasikan penilaian autentik di sekolah karena instrumen penilaian autentik yang digunakan 3 SMAN C 2,96 B banyak dan komponen yang harus dinilai juga banyak 4 SMAN D 3,17 SB terutama pada penilaian sikap. Meskipun penilaian autentik sudah ada pada kurikulum 2006 hanya saja 5 SMAN E 2,18 KB tidak secara jelas dan rinci diatur seperti pada Jumlah 13,97 kurikulum 2013, sehingga guru belum terbiasa dengan banyaknya teknik penilaian yang harus dilakukan dan Rata-rata 2,79 merasa kesulitan dalam mengimplementasikannya. Guru juga merasa waktunya sangat terbatas dalam Kategori B menilai siswa dengan komponen penilaian yang cukup banyak dan beban materi yang diajarkan cukup Berdasarkan data pada Tabel 2, dapat diketahui banyak. Kurang dilaksanakannya penilaian autentik bahwa terdapat dua sekolah masuk dalam kategori juga dikarenakan guru merasa kesulitan dalam baik yaitu SMAN A dan SMAN C, dua sekolah masuk menyesuaikan dengan materi yang diajarkan, terutama dalam kategori sangat baik yaitu SMAN B dan SMAN dalam melaksanakan penilaian proyek, kinerja, D, dan satu sekolah masuk dalam kategori kurang baik maupun penilaian portofolio. oleh karena itu guru yaitu SMAN E. Secara rata-rata keseluruhan masih banyak menggunakan penilaian dengan tes keterlaksanaan penilaian autentik di SMA Negeri tertulis. kabupaten Sleman masuk dalam kategori baik dengan Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 199
no reviews yet
Please Login to review.