Authentication
476x Tipe PDF Ukuran file 2.26 MB Source: osf.io
Status jurnal berbahasa Indonesia
Dasapta Erwin Irawan, Mochammad Tanzil Multazam, Indrya Mulyaningsih, Juneman
Abraham, Rino R. Mukti, mitra, denyjuanda, and Sparisoma Viridi
1 1 Abstrak
2 Banyak pihak masih meragukan kualitas jurnal Indonesia. Salah satu ukuran kualitas jurnal adalah den-
3 gan terindeks di DOAJ. Kualitas jurnal bukan semata ditentukan oleh artikel yang dimuat, tetapi juga
4 pengelolaannya. Oleh karena itu, penting kiranya mengetahui dan mendeskripsikan kualitas jurnal Indone-
5 sia, baik dari segi artikel maupun pengelolaan. Data diperoleh melalui pengamatan berupa jurnal open
6 access (OA) berbahasa Indonesia yang dihimpun oleh DOAJ. Data diambil tanggal 11 Maret 2017 den-
7 gan menggunakan filter, meliputi: 1) Search type: Journal, 2) Country of publisher: Indonesia, dan 3)
8 Full text language: Indonesia. Berdasarkan data tersebut, Indonesia memiliki 500 jurnal yang terindeks
9 DOAJ. Sebagian besar atau 420 diantaranya menggunakan bahasa Indonesia. Tiga bidang terbanyak yang
10 dimuat, meliputi: pendidikan (education in general), agama Islam, dan bisnis atau perdagangan (business
11 and commerce). Jumlah artikelnya pun cukup besar (lebih dari 51.000), atau peringkat no 7 berdasarkan
12 jenis bahasa. Melihat fenomena ini, dapat dikatakan bahwa jurnal Indonesia adalah kekuatan baru dalam
13 dunia saintifik dengan jumlah jurnal yang masif. Terindeks DOAJ adalah salah satu langkah awal, tapi kual-
14 itas harus tetap ditingkatkan secara kontinyu. Dominasi Bahasa Inggris sebagai lingua franca dalam ilmu
15 pengetahuan jangan jadi kendala. Fakta-fakta di atas mestinya dapat menjadi bahan untuk menumbuhkan
16 kesadaran kolektif di antara akademia dari negara yang tidak bercakap dalam Bahasa Inggris, khususnya
17 negara ASEAN, untuk berdiri setara dengan koleganya dari belahan dunia barat.P enggunaan bahasa In-
18 donesia memudahkan penulis dalam mengekspresikan pemikiran secara lebih jelas dan rinci. Hal ini juga
19 diharapkan dapat mengurangi jumlah publikasi dalam jurnal yang meragukan, hanya dengan alasan bahwa
20 jurnal tersebut mampu menerbit makalah dalam waktu yang cepat. Pengelola jurnal juga tidak perlu risau
21 dengan indeksasi SCOPUS. Namun demikian, Pemerintah hendaklah tetap harus memberi perhatian lebih
22 pada pengelolaan jurnal di Indonesia dengan menerbitkan berbagai aturan yang lebih inklusif dan mengu-
23 rangi peran indeks komersial.
24 Thequality of Indonesian journal are still questioned by many authors, including Indonesian authors. One of
25 the quality mark for an open access journal is included in DOAJ indexing. However, the quality of a journal
26 is based not only on the quality of the articles but also the management. Therefore it is very important to
27 describe the quality of Indonesian journals, in terms of both aspects. This paper is considered as the first
28 attempt to uncover the facts behind Indonesian journals. The data is gathered from DOAJ database using
29 the following filters: 1) Search type: Journal, 2) Country of publisher: Indonesia, dan 3) Full text language:
30 Indonesia. Based on the data, we manage to get 500 Indonesia journals with 420 (84%) of them are in
31 Indonesian language (data acquired in 24-27 March 2017). The top 3 fields are education, Islam education,
32 and business and commerce. The sum of articles have reached more than 51,000 (1984-2017), 7th place,
33 in top 10 rank based on language. Here we could see that Indonesia journal is a new massive new force
34 in scientific publication. DOAJ indexing is just a start, but efforts to increase the quality of articles and
35 governance are still way ahead. Sustainable quality improvement is the most important thing. The use of
36 English as lingua franca in science should not be dealt as a burden. Accordingly the mentioned facts have to
37 be used to raise awareness of academia from non English speaking countries, especially the ones in ASEAN
1
38 area, to stand equally with their colleagues from western world. In fact writing in native language should
39 help Indonesian scientist to express their ideas more clearly and precisely. Also, journal managers should also
40 not be intimidated with commercial indexing (eg: Scopus, WoS). With this dynamic scientific movement,
41 commercial indexing will not be used as the main indicator for quality. Moreoever, Indonesian government
42 should also the growth of Indonesian journals by releasing more inclusive regulations and reducing the role
43 of commercial indexing.
44 Kata Kunci: DOAJ, ilmiah, Indonesia, jurnal, publikasi
45 2 Pendahuluan
46 2.1 Tentang open access
47 BanyakpihakyanghanyamemberikankomentarmengenaiburuknyapengelolaanjurnaldiIndonesia. Banyaknya
48 keluhan dan kritikan tersebut mungkin ada benarnya, tapi yang Anda tidak tahu adalah jurnal Indonesia
49 bahkan yang berbahasa Indonesia telah dikelola dengan baik, sehingga terindeks oleh Directory of Open
50 Access Journal (DOAJ). Jadi quote kami bahwa Indonesia adalah surganya jurnal OA tidaklah berlebihan,
51 terutama bila dibandingkan dengan kondisi di negara lain.
52 Makalah ini ditulis untuk mengungkap lebih banyak fakta tentang status jurnal berbahasa di Indonesia di
53 DOAJ.MengapaDOAJ?DOAJdigunakankarenalembagaini bersifat independen dan not for profit, untuk
54 menghindari bias. Hal ini penting menurut penulis agar para pemangku kepentingan mengerti kondisi jurnal
55 di Indonesia dari sisi kuantitas untuk menentukan kebijakan yang diperlukan untuk pengembangannya. Data
56 dapat diunduh di repositori Zenodo.
57 Openaccess (OA)sendiripadadasarnyaadalahgerakanmembangunkesadaranbagiparapeneliti/penulis/akademia
58 padaumumnyauntukmelakukanpengarsipansecaramandiri(self archiving) serta membuka aksesnya seluas
59 mungkin, serta mempublikasikan karya ilmiahnya pada jurnal OA, yakni jurnal yang membebankan biaya
60 publikasi dari sumber-sumber lain selain biaya langganan (subscription) dari pembaca. Biaya publikasi dapat
61 berasal dari penulis dengan membayar article processing cost (APC), donasi atau sponsorship dari lembaga
62 (J. Tennant & Mounce, 2015; Bailey Jr., 2008).
63 Menyoroti fenomena Permenristekdikti No 20/2017 yang menghangat akhir-akhir ini dengan pro dan kon-
64 tranya, sebenarnya tuntutan publikasi di negara berkembang telah terlihat, seperti tertulis dalam publikasi
65 berikut ini. (Butler, 2013)
Pressure to publish is often intense in developing countries, and vanity presses could
attract unscrupulous researchers keen to pad out their CVs. But respectable domestic
66 publishers could have an important role by helping to address local science issues, such
as those related to crops, diseases or environmental problems (Butler, 2013).
67 Menurut kami jumlah jurnal OA yang tinggi di Indonesia adalah salah satu cara untuk mencapai target yang
68 diatur dalam Permenristek Dikti tersebut.
69 2.2 Kondisi OA di berbagai negara
70 Sebagai pendahuluan, berikut ini adalah grafik jumlah jurnal OA pada berbagai negara (top 50) yang ada
71 dalam database DOAJ (Gambar 2). Indonesia berada pada urutan no 5 dengan jumlah jurnal terbanyak
72 yang diindeks oleh DOAJ, setelah Brazil, UK, AS, dan Mesir. Di bawah Indonesia adalah Spanyol, Polandia,
73 Jerman, Rumania, Iran, Italia, dan India. Anda mungkin belum tahu tentang ini (D. Irawan, 2017a). Dalam
2
74 perkembangannya jurnal OA menjadi pesaing jurnal non-OA. Dari sisi jumlahnya pun terus bertambah tiap
75 tahun.
76 Bila kita gunakan data Bank Dunia jumlah artikel total dari beberapa negara terlihat seperti pada gambar
77 di bawah ini (Gambar 3). Terlihat bahwa Jepang memimpin, disusul oleh Brazil, Malaysia, Mesir, Indonesia,
78 Sudan, dan Kamboja. Jepang mengalami lonjakan jumlah publikasi menjelang tahun 2000. Demikian pula
79 Brazil.Di kawasan Asia Tenggara, Malaysia memimpin. Lonjakannya terjadi di pertengahan 2005-2010.
80 Kondisi tersebut akan berhubungan dengan grafik persentase belanja riset dan pengembangan (R/D) di
81 tiap negara tersebut (Gambar 4) dengan Jepang masih di urutan teratas. Yang menarik pada Gambar
82 5 dan Gambar 6, dapat dilihat bahwa jumlah artikel akan berhubungan positif dengan persentase dana
83 riset dan pengembangan yang dianggarkan dalam suatu negara. Khusus untuk Jepang, kami belum dapat
84 menyimpulkan apakah kondisi yang sama juga berlaku berdasarkan hasil plot yang menunjukkan dua pola.
85 Proporsi jumlah peneliti pada tiap 1000 penduduk juga menunjukkan adanya keterkaitan dengan jumlah
86 anggaran R/D. Secara tidak langsung ini berarti bahwa penduduk merespon positif secara cepat terhadap
87 jumlah anggaran R/D. Bila anggaran naik, maka jumlah peneliti akan naik, dan begitu pula sebaliknya.
88 Namun apakah ini berkaitan dengan jumlah unversitas di tiap negara, perlu ditelaah lebih lanjut.
89 3
90 4 Metode
91 Data yang digunakan adalah data jurnal open access (OA) yang dihimpun oleh DOAJ. Analisis dilakukan
92 pada tanggal 11 Maret 2017 dengan menggunakan filter sebagai berikut:
93 1. Search type: Journal
94 2. Country of publisher: Indonesia
95 3. Full text language: Indonesia
96 Hasil pencarian kemudian ditabelkan berdasarkan:
97 1. institusi penerbit,
98 2. bidang ilmu,
99 3. status article processing cost (APC), dan
100 4. tahun diindeks oleh DOAJ.
101 Pada pencarian tahap kedua, kami menggunakan filter ‘search type‘: articles. Selain itu data bank Dunia
102 (World Bank) juga digunakan untuk memadukan indikator saintifik dengan indikator makro sebuah ne-
103 gara, salah satunya adalah persentase anggaran riset dan pengembangan (Research and Development/RnD)
104 dibandingkan GDP total.
105 5 Hasil dan diskusi
106 5.1 Jurnal berdasarkan institusi penerbit
107 Kami hanya menampilkan 25 penerbit jurnal teratas yang ada di Indonesia. Walaupun kurang lebih 60%
108 dari penerbit tersebut ada di P. Jawa, dipimpin oleh Universitas Negeri Semarang, tapi sudah mulai muncul
109 penerbit dari Banda Aceh, Madura, Samarinda, dll. Iklim ini dinilai sangat baik. Aktifitas komunitas
110 Relawan Jurnal Indonesia yang agresif untuk mensosialisasikan manajemen jurnal yang baik serta piranti
111 lunak Open Journal System (OJS).
3
Figure 1: Alur pengambilan keputusan untuk mempublikasikan hasil riset secara OA (Tennant, 2017)
4
no reviews yet
Please Login to review.