Authentication
177x Tipe PDF Ukuran file 0.90 MB Source: repository.uksw.edu
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan (field experiment) yang menginvestigasi secara empiris dampak executive coaching dalam mempelajari MSF terhadap kinerja yang ditunjukkan dari perubahan kinerja kepala penjualan secara individual. Pemilihan metode penelitian eksperimen dilakukan dalam upaya menguji hubungan kausalitas antara variabel independen dengan variabel dependen. Metode eksperimen memiliki keunggulan yaitu kemampuannya menjawab pertanyaan tentang hubungan kausalitas antarvariabel penelitian. Desain penelitian dengan tidak menginformasikan kegiatan eksperimen kepada subjek dalam penelitian ini termasuk dalam single-blind experiment, yaitu menggunakan eksperimenter yang mengetahui tujuan penelitian, namun subjek tidak mengetahui kegiatan eksperimen (Neuman, 2010). Penelitian didesain dengan mixed-factorial design 2x2 between-within subject. Faktor yang pertama adalah executive coaching yang terdiri dari dua level yaitu ada executive coaching dan tidak ada executive coaching serta faktor kedua adalah tipe kepemimpinan yang terdiri dari dua level yaitu transformasional dan transaksional. Gambar 3.1 menunjukkan matriks desain eksperimental. Penelitian ini juga termasuk dalam eksperimen lapangan (field experiment). Dalam pengujian dengan eksperimen lapangan, manipulasi dan kontrol diberikan untuk kegiatan pekerjaan subjek dengan durasi waktu tertentu (Sekaran dan Bougie 2010). Pengujian hipotesis diklasifikasikan dalam pretest-posttest group control group design. Keuntungan desain grup kontrol dengan pretest dan posttest adalah mencegah ancaman terhadap validitas internal (Shadish, Cook, dan Campbell, 2002). 49 Tabel 3.1. Matriks Eksperimen Tanpa Executive Tipe Executive Coaching Kepemimpinan Coaching Pre Post Pre Post Transformasional Sel 1A Sel 1B Sel 3A Sel 3B Transaksional Sel 2A Sel 2B Sel 4A Sel 4B Matriks eksperimen menunjukkan terdapat empat kelompok sel yaitu sel 1 mendapat executive coaching dan manipulasi tipe kepemimpinan transformasional, sel 2 mendapat executive coaching dengan tipe kepemimpinan transaksional, sedangkan sel 3 dan sel 4 merupakan kelompok kontrol yang tidak mendapat executive coaching. Pada kelompok kontrol dibagi dalam dua perlakuan yaitu mendapat tipe kepemimpinan transformasional (sel 3) dan mendapat tipe kepemimpinan transaksional (sel 4). Pengujian pertama dilakukan dalam pretest untuk mengukur kinerja subjek sebelum diberi perlakuan dan pengujian kedua dilakukan dalam posttest untuk mengukur kinerja subjek setelah mendapat perlakuan. 3.2 Variabel dan Manipulasi Variabel independen merupakan variabel yang dimanipulasi yaitu executive coaching dan tipe kepemimpinan. Executive coaching dalam riset ini adalah bentuk intervensi MSF yang sistematis memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan profesional, kesadaran interpersonal, dan efektivitas pribadi (Kampa-Kokesch dan Anderson, 2001). Manipulasi executive coaching diberikan dalam suatu workshop sebagai bentuk multisource feedback yang dilakukan oleh seorang eksekutif. Dalam riset ini, eksekutif diperankan oleh manajer Human Resource dan Development yang akan melakukan dua peran yaitu sebagai pemimpin tipe transformasional dan tipe transaksional. MSF disajikan berupa feedback dari pimpinan cabang, pelanggan, tenaga penjualan dan dari sesama kepala penjualan. Feedback dari pimpinan cabang meliputi capaian target cabang tempat tenaga penjualan bekerja dan capaian target secara organisasi dan kritik pimpinan cabang atas kinerja 50 cabang. Feedback dari pelanggan berupa keluhan pelanggan atas layanan sales. Feedback dari tenaga penjualan berupa kritik tenaga penjualan atas kinerja kepala penjualan. Feedback dari sesama kepala penjualan berupa keluhan sesama kepala penjualan atas kurangnya kerjasama antarkepala penjualan. Seluruh feedback dimanipulasi dalam suatu tatanan workshop kepala penjualan. Bentuk executive coaching diberikan dalam dua tipe coach yaitu tipe transformasional dan tipe transaksional. Cara pimpinan sebagai executive coaching adalah melalui tatap muka dan media email. Metode ini berpijak dari Filsinger (2014) yang menunjukkan bukti empiris bahwa kombinasi tatap muka dan virtual coaching mampu memberi hasil yang optimal. Variabel independen adalah taktik pengaruh proaktif yang dapat digunakan untuk memengaruhi bawahan, rekan, atau atasan untuk mendukung perubahan yang diusulkan (Yukl, 2010) kinerja diukur dengan menggunakan proactive influence tactis dari Kochanowski, et al. (2010) yang meliputi rational persuasion, inspirational appeals, collaboration, dan consultation. Rational persuasion, menggunakan argumen logis dan bukti faktual yang menunjukkan bahwa permintaan layak dan relevan untuk kepentingan dalam mencapai tujuan. Inspirational appeals, membandingkan nilai-nilai orang tersebut dan cita-cita untuk membangkitkan emosi agar mendapatkan komitmen. Consultation, yaitu meminta orang untuk memberi saran perbaikan atau membantu merencanakan kegiatan atau perubahan yang diajukan untuk mendukung tujuan yang diinginkan. Collaboration, menawarkan sumber daya yang relevan atau bantuan jika orang tersebut akan melakukan perubahan. Pilihan taktik pengaruh proaktif diberikan dalam skala 1 sampai dengan 10. 3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel dalam eksperimen ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen atau variabel yang dimanipulasi adalah executive coaching dan tipe kepemimpinan, sedangkan pengukuran 51 akhir pada taktik pengaruh proaktif. Definisi operasional variabel dan pengukuran dalam riset ini adalah: 1. Executive coaching, executive coaching dalam hal ini adalah bentuk intervensi yang sistematis memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan profesional, kesadaran interpersonal, dan efektivitas pribadi dalam berkinerja. Adapun penekanannya pada proses pembelajaran (melalui proses bertanya) yaitu hubungan kepala cabang dan sebagai rekan kerja (partner), memberdayakan dan mengoptimalkan kemampuan kepala penjualan secara profesional dan individual. 2. Tipe kepemimpinan merupakan sebuah proses memengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, dalam riset ini menggunakan tipe kepemimpinan transformasional dan transaksional. Kepemimpinan transformasional yaitu kemampuan menguasai situasi dengan menyampaikan visi yang jelas tentang tujuan kelompok, bergairah dalam pekerjaan dan kemampuan untuk membuat anggota kelompok merasa diisi ulang dan berenergi untuk melampaui tujuan yang telah ditetapkan. Tipe kepemimpinan transformasional diwujudkan melalui pertanyaan yang memberi inspirasi atau motivasi, serta penggunaan huruf biasa. Sedangkan tipe kepemimpinan transaksional adalah perilaku pemimpin yang memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan anggota yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klarifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, penghargaan, dan dalam riset ini diwujudkan melalui pertanyaan yang bertumpu pada target, perintah, dan penggunaan huruf kapital. 3. Taktik pengaruh proaktif adalah perilaku yang muncul dalam diri pemimpin yang efektif, yang memiliki keterampilan dalam pengaruh interpersonal, dan dapat memengaruhi bawahan, rekan, atau atasan untuk mendukung perubahan yang diusulkan. Adapun perilaku yang tersebut 52
no reviews yet
Please Login to review.