Authentication
390x Tipe PDF Ukuran file 0.88 MB Source: sc.syekhnurjati.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori dan Konsep
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Menurut pandangan ekonom klasik mengemukakan bahwa pada dasarnya
ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah
penduduk, jumlah stok barang dan modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta
tingkat teknologi yang digunakan.1
Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan out put
(pendapatan nasional) yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat
pertambahan penduduk dan tingkat tabungan.2
Sedangkan menurut Sadono, pertumbuhan ekonomi merupakan
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
yang diproduksikan masyarakat bertambah.3 Selain itu menurut sadono, alat
untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu wilayah adalah pertumbuhan
ekonomi wilayah itu sendiri. Perekonomian wilayah akan mengalami kenaikan
dari tahun ketahun, dikarenakan adanya penambahan pada faktor produksi. Selain
faktor produksi, jumlah angkatan kerja yang bekerja juga akan meningkat dari
tahun ketahun sehingga apabila dimanfaatkan dengan maksimal maka akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Apapun istilah dan definisinya, yang pasti adalah bahwa pertumbuhan
ekonomi mengaitkan dan menghitung antara tingkat pendapatan nasional dari satu
periode ke periode berikutnya. Angka pertumbuhan ekonomi umumnya dalam
bentuk persentase dan bernilai positif, tetapi mungkin saja bernilai negatif
(misalkan saja pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 minus sekitar 4%-
6%). Negatifnya pertumbuhan ekonomi tentu saja disebabkan adanya penurunan
1 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi. Teori Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 433
2 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro & Makro (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), 252
3 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi, 9
13
14
yang lebih besar dari pendapatan nasional berikutnya dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Ada beberapa alat pengukur dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu:
a) Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto dapat diartikan sebagai nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang diproduksikan didalam negara tersebut dalam satu tahun
4
tertentu. Produk Domestik Bruto/Produk Domestik Regional Bruto apabila
ditingkat nasional adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
perekonomian dalam satu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar.
b) Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
Produk Domestik Bruto per kapita dapat digunakan sebagai alat ukur
pertumbuhan yang lebih baik dalam mencerminkan kesejahteraan penduduk
dalam skala daerah.
Berdasarkan pendapat para tokoh diatas, maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan
bertambahnya barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat yang dapat
dilihat dari data PDB (Produk Domestik Bruto) untuk skala nasional dan jika
untuk suatu daerah dapat dilihat dari data PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto) yang dapat mengakibatkan bertambahnya investasi, tenaga kerja, serta
teknologi yang berkembang.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Ada beberapa model pertumbuhan ekonomi yang berkembang hingga saat
ini, yaitu:
1) Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Teori pertumbuhan ekonomi klasik merupakan salah satu dasar dari
pertumbuhan yang dipakai baik dari dulu hingga sekarang.Teori pertumbuhan
ekonomi klasik dikemukakan oleh tokoh-tokoh ekonomi seperti Adam Smith,
David Ricardo, Robert Malthus dan John Stuart Mill.
4 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi, 34
15
a. Pandangan Adam Smith
Adam Smith ternyata bukan saja terkenal sebagai pelopor ilmu ekonomi
dan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan pentingnya kebijakan laisez-
5
faire, tetapi juga merupakan ahli ekonomi pertama yang banyak menumpahkan
perhatian kepada masalah pembangunan.6
Menurut Adam Smith dalam bukunya An Inquiry into the Nature and
Causes of The Wealth of Nations (1776), inti ajaran Smith adalah agar masyarakat
diberi kebebasan seluas-luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi apa yang
dirasakan terbaik untuk dilakukan. Menurut Smith sistem ekonomi pasar bebas
akan menciptakan efisiensi, membawa ekonomi pada kondisi full employment,
dan menjamin pertumbuhan ekonomi sampai tercapai posisi stationer (stationary
7
state).
b. Pandangan Ricardo dan Malthus
Menurut pandangan Ricardo dan Malthus ini berbeda dengan pandangan
Adam Smith. Menurut Ricardo dan Malthus, perkembangan penduduk yang
berjalan dengan cepat akan memperbesar jumlah penduduk hingga menjadi dua
kali lipat dalam waktu satu generasi, akan menurunkan kembali tingkat
pembangunan ke taraf yang lebih rendah.8
9
Menurut Ricardo, proses pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
1. Pada permulaan jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relatif cukup
banyak. Sebagai akibatnya, para pengusaha memperoleh keuntungan yang
tinggi. Karena pembentukan modal tergantung kepada keuntungan, maka laba
yang tinggi akan menciptakan tingkat pembentukan modal yang tinggi pula.
Hal ini, akan mengakibatkan kenaikan produksi dan pertambahan permintaan
tenaga kerja.
5 Kebijakan laissez-faire adalah kebijakan yang sifatnya memberikan kebebasan yang maksimal
kepada para pelaku dalam perekonomian untuk melakukan kegiatan yang disukainya dan
meminimalkan campur tangan pemerintah dalam perekonomian.
6 Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan (Jakarta: Kencana, 2007), 244
7Robinson Tarigan, Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 47
8 Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, 245
9 Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, 245
16
2. Sesudah tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan
bertambah, maka upah akan naik dan kenaikan upah ini mendorong
pertambahan penduduk. Sehingga akan mengurangi tingkat keuntungan yang
diperoleh para pengusaha. Dengan kata lain, dorongan untuk mengadakan
pembentukan modal menurun dan selanjutnya akan menurunkan permintaan
atas tenaga kerja.
3. Sesudah tahap tersebut, tingkat upah akan menurun dan pada akhirnya akan
berada pada tingkat yang minimal. Pada tingkat ini perekonomian akan
mencapai stationary state.
Kenaikan dalam produktivitas yang disebabkan oleh kemajuan teknologi
akan dapat mempertinggi tingkat upah dan keuntungan. Maka proses
pertumbuhan dapat berjalan terus. Tetapi hal iu tidak akan berjalan lama, karena
pertambahan penduduk selanjutnya akan menurunkan kembali tingkat upah dan
tingkata keuntungan. Maka menurut Ricardo, kemajuan teknologi tidak dapat
menghalangi terjadinya stationary state. Kemajuan tersebut hanya mampu
mengundurkan masa terjadinya keadaan tersebut.10
2) Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Sejak pertengahan tahun 1950-an berkembang analisis mengenai
pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada pandangan ahli-ahli ekonomi
Klasik. Oleh sebab itu, dewasa ini teori tersebut dikenal sebagai teori
pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik. Ahli ekonomi yang menjadi perintis
mengembangkan teori tersebut adalah Solow11 yang kemudian diikuti oleh
beberapa ahli ekonomi lain. Diantaranya yang terkenal adalah Edmund Phelps,
12
Harry Johnson dan J. E. Meade.
10 Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, 246
11 R. M. Solow, “A Contribution to the Theory of Economic Growth”, Quartely Journal of Economics,
Februari 1956, hal. 65-94 dan “Technical Change and The Aggregat Production Function”, Riview of
Economics and Statistic, Agustus 1957, hal. 312-320
12 E. S. Phelps, “The New View of Investment: A Neo-Classical Analysis”, Quartely Journal of
Economics, Nopember 1962, hal. 548-567; H. G. Johnson, The Neo-Classical One Sector Growth
Model: A geometrical Exposition and Extention to A Monetary Economy”, Economica, Agustus 1966,
hal. 265-287; dan J. E. Meade, A Neo Classical Theory of Economic Growth, Oxford University
Press, 1961.
no reviews yet
Please Login to review.