Authentication
449x Tipe PDF Ukuran file 0.24 MB Source: media.neliti.com
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 77-89)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INQUIRY LESSON
PADA MATERI BIOTEKNOLOGI KELAS XII SMA NEGERI 1
MAGELANG
1 2 3
Syafruddin , Sajidan , Sugiyarto
1 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
rudyrbc77@yahoo.co.id
2 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
adjid2002@yahoo.com
3 Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
sugiyarto_ys@yahoo.com
Abstrak
Penelitian dan pengembangan modul ini bertujuan untuk mengetahui: 1) karakteristik produk modul biologi
berbasis inquiry lesson pada materi bioteknologi, 2) kelayakan prototipe modul biologi berbasis inquiry lesson
pada materi bioteknologi, 3) keefektifan modul biologi berbasis inquiry lesson pada materi bioteknologi.
Penelitian dan pengembangan ini menggunakan metode Borg & Gall yang telah dimodifikasi menjadi sembilan
tahapan: 1) tahap penelitian pendahuluan, 2) tahap perencanaan, 3) tahap pengembangan rancangan awal produk,
4) tahap uji coba lapangan permulaan, 5) tahap revisi produk tahap pertama, 6) tahap uji lapangan terbatas, 7)
tahap revisi produk tahap kedua, 8) tahap uji lapangan operasional, 9) tahap revisi produk akhir. Model
pengembangan modul menggunakan desains ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,
Evaluations). Instrumen yang digunakan meliputi: angket, observasi, wawancara dan tes. Analisis data yang
digunakan selama penelitian dan pengembangan adalah analisis deskriptif, teknik persentase dan uji independen
sample t test. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: 1) karakteristik modul berbasis inquiry lesson
dikembangkan berdasarkan sintaks inquiry lesson, meliputi: observation, manipulation,
generalitation,verifikation dan aplication, 2) kelayakan prototipe modul berbasis inquiry lesson menurut para
ahli berkualifikasi “sangat baik”, praktisi pendidikan berkualifikasi “sangat baik” sedangkan menurut siswa
berkualifikasi “baik”, 3) modul biologi berbasis inquiry lesson efektif meningkatkan hasil belajar aspek spritual
dengan skor rata-rata sebesar 79,43, aspek sikap sosial dengan skor rata-rata sebesar 85,72, aspek keterampilan
dengan skor rata-rata sebesar 82,32, aspek pengetahuan siswa dengan skor rata-rata sebesar 85,00, berdasarkan
hasil uji independent sample t test menunjukkan adanya perbedaan postest hasil belajar aspek pengetahuan
antara kelas modul dengan existing class pada materi biotenologi dengan signifikan T Hitung 0,013 < T Tabel (0.05).
Kata Kunci: Bioteknologi, inquiry lesson, hasil belajar siswa.
Pendahuluan perlu untuk diajarkan pada generasi muda
sebagai sumber daya manusia yang akan
Sains secara umum diakui sebagai membangun suatu bangsa. Sains memiliki sifat
suatu hal yang sangat penting dan mendasar dan karakteristik yang unik yang membedakan
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan dari ilmu lainnya. Keunikan sains itu sering
teknologi (IPTEK). Bangsa yang tidak ingin pula dinyatakan sebagai hakikat sains. Hakikat
ketinggalan dalam kemajuan dunia dituntut sains sebenarnya digunakan untuk menjawab
untuk mampu menguasai sains. Keberhasilan secara benar pernyataan apakah sebenarnya
suatu bangsa dalam menguasai dan sains itu. Sains sebenarnya sudah diujicobakan
mengembangkan IPTEK sering kali dimulai secara empiris melalui metode ilmiah, untuk
dari penguasaan dalam pengembangan sains. itu peran metode ilmiah terhadap diterimanya
Oleh karena itu pendidikan sains dipandang
77
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 77-89)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
sebuah pengetahuan sangatlah penting dengan skor kenyataan. Kesenjangan yang
(Toharudin dkk., 2011). cukup besar antara skor ideal dengan skor
Berdasarkan Permen No. 65 Tahun kenyataan terdapat pada Standar Proses.
2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Standar proses berkaitan dengan aktivitas
dan Menengah, proses pembelajaran pada antara siswa dengan pendidik serta
satuan pendidikan diselenggarakan secara lingkungannya selama proses pembelajaran.
interaktif, inspiratif, menyenangkan, Rendahnya standar proses dipengaruhi oleh
menantang, memotivasi siswa untuk kurang optimalnya proses pembelajaran yang
berpartisivasi aktif serta memberikan ruang berlangsung di kelas. Proses pembelajaran
yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan masih berpusat pada guru (teaching center),
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan guru masih mengedepankan produk
perkembangan fisik serta psikologis siswa. dibandingkan dengan proses, akibatnya siswa
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan cenderung pasif hanya menerima materi yang
atau metode pembelajaran yang sesuai dengan diajarkan sehingga siswa cenderung diam pada
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. saat guru bertanya.
Di antara pendekatan dan metode yang Hasil analisis daya serap siswa
dianjurkan dalam Standar Proses tersebut terhadap materi bioteknologi berdasarkan hasil
adalah pendekatan saintifik, inkuiri, UN tahun 2009/2010, 2010/2011 dan
pembelajaran berbasis masalah dan 2012/2013 menunjukkan bahwa angka
pembelajaran berbasis projek pada semua mata ketuntasan masih dibawah rata-rata. Hal ini
pelajaran. Pendekatan/ metode lainnya yang mengindikasikan adanya kekurangan dalam
dapat diimplementasikan antara lain proses penyampaian materi bioteknologi. Salah
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran satu penyebab rendahnya hasil UN pada materi
kooperatif (Kemendikbud, 2013). bioteknologi adalah siswa cenderung
Mata pelajaran biologi sebagai bagian menghafal dari pada memahami, padahal
dari bidang sains memiliki peranan penting pemahaman merupakan modal dasar bagi
dalam meningkatkan mutu pendidikan, penguasaan selanjutnya. Siswa dikatakan
khususnya didalam menghasilkan peserta didik memahami apabila ia dapat menunjukkan
yang berkualitas. Pesatnya perkembangan ilmu unjuk kerja pemahaman tersebut pada tingkat
pengetahuan dan teknologi tersebut termasuk kemampuan yang lebih tinggi, baik pada
ilmu biologi membawa dampak pemilihan konteks yang sama maupun pada konteks yang
materi, metode, dan media pembelajaran serta berbeda. Rendahnya daya serap siswa terhadap
sistem pembelajaran yang tepat agar dapat materi bioteknologi disebabkan karena materi
meningkatkan pengetahuan peserta didik yang disampaikan oleh guru kepada siswa
sehingga dapat bersaing dalam menanggapi masih bersifat tektual yaitu berupa ceramah
persaingan sains tersebut dan dapat mencapai sedangkan kegiatan siswa mencatat apa yang
tujuan mata pelajaran biologi itu sendiri. disampaikan oleh guru.
Pembelajaran biologi sebagai pembelajaran Hasil analisis bahan ajar yang
kontekstual berarti pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di SMA
menghadirkan permasalahan lingkungan N 1 Magelang menunjukkan bahwa buku yang
sekitar ke dalam kelas. Pembelajaran biologi digunakan siswa dalam kegiatan pembelajaran
merupakan pembelajaran yang bersifat di kelas berdasarkan hasil analisis 3 buku
kontekstual karena memfasilitasi kegiatan siswa, perlu adanya perbaikan pada semua
belajar siswa untuk mencari, mengolah dan aspek, baik itu aspek sistematika penulisan,
menemukan pengalaman belajar yang lebih aspek uraian materi maupun aspek penilaian
konkret (Trianto, 2007). proses dan hasil belajar. Hasil analisis terhadap
Hasil obsevasi peneliti di SMAN 1 buku ajar yang digunakan siswa menunjukkan
Magelang tentang profil pemenuhan delapan banyak kekurangan. Pada aspek sistematika
Standar Nasional Pendidikan (SNP) penulisan berkategori kurang karena kurang
menunjukkan kesenjangan antara skor ideal adanya kesesuaian antara judul, urutan sub
78
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 77-89)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
topik, dan komponen penilaian dengan meningkatkan hasil belajar siswa. Solusinya
kompetensi dasar yang akan dicapai. Pada adalah dikembangkan modul ajar biologi yang
aspek uraian materi, buku ajar siswa didahului diintegrasikan dengan model pembelajaran
dengan motivasi dilanjutkan dengan cakupan berbasis inquiry lesson. Modul ajar merupakan
materi dan kegiatan siswa. Cakupan materi cara pengorganisasian materi pembelajaran
berisi uraian materi disertai gambar dan yang mengacu pada urutan penyajian materi
contoh-cotoh, sedangkan kegiatan siswa pelajaran dan menunjukkan kepada siswa
berupa kegiatan percobaan yang sudah antara keterkaitan fakta, konsep, prosedur dan
dilengkapi dengan rancangan percobaan secara prinsip yang terkandung dalam materi
terperinci. Aspek uraian materi masih pembelajaran. Modul ajar merupakan bahan
berkategori kurang. Persentase tersebut ajar cetak yang disusun secara sistematis dan
menunjukkan bahwa kegiatan saintifik siswa di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk
belum dikembangkan dengan baik. Pada aspek siswa belajar sendiri sehingga meminimalisir
penilaian hasil belajar, buku ajar siswa lebih bimbingan oleh guru. modul ajar berperan
banyak menekankan pada penilaian sebagai penghubung pengetahuan siswa
kompetensi pengetahuan dalam bentuk pilihan dengan objek yang dipelajari melalui kegiatan-
ganda dan uraian. Sebagian besar kriteria yang kegiatan yang terdapat dalam modul, dan
belum terpenuhi mencakup penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
kompetensi keterampilan dan sikap. menguasai satu unit materi pelajaran sebelum
Wenning (2010a), mengklasifikasikan beralih ke unit berikutnya (Prastowo, 2012;
level inquiry berdasarkan sejauh mana lokus Sungkono, 2003).
kontrol antara guru dan siswa serta
kompleksitas pengalaman intelektual yang
didapat siswa dalam pembelajaran. Level yang METODE PENELITIAN
paling rendah sekaligus yang paling Penelitian ini merupakan penelitian
pundamental adalah level discovery learning, dan pengembangan (Research & Development)
diikuti oleh interactive demonstrasi, inquiry modifikasi Borg and Gall dengan langka-
lesson, inquiry laboratory, real work langkah sebagai berikut: 1) penelitian dan
application, dan yang paling tinggi adalah pengumpulan informasi termasuk kajian
hypothetical inquiry. Dengan demikian, setiap literatur, observasi kelas, dan membuat
kali siswa melewati level inquiry yang baru kerangka kerja penelitian, 2) melakukan
maka siswa juga telah menguasai science perencanaan termasuk keterampilan
process skill yang lebih komplek. Holmes mendefinisikan, menyatakan tujuan,
(2013) dalam penelitiannya menyimpulkan menentukan urutan untuk penelitian dan
bahwa pembelajaran berbasis Inquiry Lesson menguji kelayakan skala kecil, 3)
memungkinkan siswa untuk mendeskripsikan mengembangkan bentuk produk awal ( draft
objek atau peristiwa, mengajukan pertanyaan, awal produk), 4) melakukan uji coba lapangan
memperoleh pengetahuan, membangaun permulaan, 5) melakukan revisi terhadap
penjelasan dari fenomena alam, menguji produk utama, 6) melakukan uji lapangan
mereka dalam menjelaskan fenomena dengan utama, 7) melakukan revisi produk
cara yang berbeda serta mengkomunikasikan operasional, 8) melakukan uji lapangan
ide-ide mereka dengan orang lain. operasional, 9) melakukan revisi produk akhir,
Pembelajaran berbasis penemuan mampu 10) melakukan penyebaran dan implementasi
meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa produk (Borg dan Gall, 1983). Prosedur
serta memberikan pengalaman belajar kepada pengembangan dilakukan dengan
siswa layaknya sebagai seorang ilmuan melalui memodifikasi tahapan menjadi sembilan
metode ilmiah (Kizilaslan, et al., 2012) langkah dengan tidak melakukan langkah
Berdasarkan penjelasan diatas perlu kesepuluh karena pertimbangan waktu dan
adanya bahan ajar dengan tema bioteknologi biaya. Model pengembangan modul yang
yang sesuai dengan kurikulum 2013 untuk digunakan diadaptasi dari model ADDIE
79
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 3, 2016 (hal 77-89)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
(analisys, design, develovment, Data hasil belajar aspek pengetahuan
implementation, evaluation). dihitung menggunakan uji Independen Sample
Subjek uji coba pada penelitiaan ini t- Test menggunakan bantuan SPSS 18. Uji ini
terdiri dari 3 kelompok subjek yang meliputi khusus digunakan untuk menentukan apakah
uji coba awal yaitu 4 orang validasi ahli, uji ada perbedaan yang signifikan rata-rata dari
coba kelompok kecil yaitu 3 orang guru dua kelompok yang diamati. Kriteria pengujian
praktisi SMA dan 12 orang siswa serta uji coba yang digunakan adalah jika nilai signifikansi
lapangan operasional dilakukan pada siswa lebih kecil dari 0,05 maka ditolak.
kelas XII IPA SMA Negeri 1 Magelang yang
memiliki 6 kelas paralel kelas XII IPA. Subyek
uji coba lapangan adalah 2 kelas dari kelas XII HASIL DAN PEMBAHASAN
IPA yang akan menjadi kelas modul dan
exsisting class. Siswa kelas XII IPA 6 Hasil Penelitian
berjumlah 24 menjadi kelas modul sedangkan 1. Analisis Kebutuhan
siswa kelas XII IPA 4 berjumlah 24 menjadi Hasil penelitian dan pengembangan
exsisting class. Teknik mengambilan sample modul biologi berbasis inquiry lesson pada
menggunakan teknik cluster random sampling. materi bioteknologi kelas XII SMA Negeri 1
Data analisis kebutuhaan diperoleh Magelang diawali dengan mengidentifikasi
dari kuisioner dan wawancara terhadap siswa potensi dan masalah yang akan dijadikan objek
dan guru tentang kondisi pembelajaran di penelitian yaitu analisis kebutuhan dan analisis
kelas, sedangkan data hasil ujian nasional dari produk yang akan dikembangkan.
kemendiknas, dan data ketercapaian 8 SNP di Kegiatan awal yang dilakukan adalah
SMAN 1 Magelang yang diperoleh dari hasil analisis pemenuhan 8 standar nasional
wawancara dan observasi. Data hasil validasi pendidikan, analisis hasil Ujian Nasional tahun
ahli dan praktisi pendidikan diperoleh melalui 2009/2010, 2010/2011 dan 2012/2013, analisis
angket kelayakan modul. Data hasil uji terbatas bahan ajar yang digunakan guru dan siswa,
berupa data kualitatif yang diperoleh melalui hasil angket tanggapan guru dan siswa
angket kelayakan modul oleh siswa dan mengenai bahan ajar serta wawancara guru dan
kuisioner tanggapan siswa terhadap modul siswa.
pembelajaran. Instrumen pengumpulan data
berupa lembar observasi untuk mengetahui 2. Validasi Produk Awal
hasil belajar aspek spiritual, aspek sosial dan Uji coba permulaan digunakan untuk
aspek keterampilan, wawancara guru dan memperoleh evaluasi kualitatif awal dari draft
siswa, angket tanggapan guru dan siswa produk yang telah dibuat. Uji coba permulaan
mengenai bahan ajar, tes berupa pilihan ganda dilakukan dengan uji validasi ahli materi, ahli
untuk mengetahui hasil belajar aspek media, ahli pembelajaran, serta ahli
pengetahuan. keterbacaan. Hasil validasi oleh ahli disajikan
Data yang diperoleh dalam penelitian pada gambar 1.
ini adalah data analisis deskriptif kualitatif
digunakan untuk analisis data validasi
perorangan praktisi pendidikan (guru) dan uji
kelompok kecil (siswa) yang berupa masukan,
tanggapan, saran, dan kritik yang terdapat pada
angket. Analisis deskriptif kuantitatif
digunakan untuk menganalisis data yang
berbentuk persentase. Teknik persentase
digunakan untuk menyajikan data frekuensi
atas tanggapan subjek uji coba terhadap
produk pengembangan berbasis inquiry lesson. Gambar 1. Histogram Hasil Validasi
80
no reviews yet
Please Login to review.