Authentication
E-DIMAS: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 12(1), 178-183
ISSN 2087-3565 (Print) dan ISSN 2528-5041 (Online)
Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/e-dimas
Pelatihan Tenun Tingkat Pemula pada Kelompok Tenun Palas,
Kelurahan Tanjung Palas, Kota Dumai
1 2 3 4
Isa Elfianto , Brasto Galih Nugroho , Diaz Anthera , Fajar Miftakhul Rizqy
1,2,3,4Communication, Relations, & CSR PT Pertamina Refinery Unit II Dumai
1isa.elfianto@gmail.com
Received: 19 Mei 2020; Revised: 5 Desember 2020; Accepted: 27 Februari 2021
Abstract
The weaving fabric is one of the unique craft from Melayu culture that is well-
known in the Province of Riau. People of Dumai City, Province of Riau have
attention for preserving the weaving fabric of Melayu culture, for example The
Tenun Palas, Tanjung Palas urban village, East Dumai sub-district. On the other
hand, The Tenun Palas is new group who has 2 problems on weaving
entrepreneurship. For example, the lack of knowledge and skills for making
weaving fabric. So, PT Pertamina Refinery Unit II Dumai initiates The Beginner
Level Weaving Training on Corporate Social Responsibility (CSR) program. The
goal of this training is improving knowledge and skills. The Weaving Training has
4 stages technically, including planning, organizing, implementing, and
evaluating. This Weaving Training methods consist of lecture and practice in 7
days that followed by 11 participants. In addition, the targets of Weaving Training
are focused on participation rate and capacity improvement.
Keywords: corporate social responsibility; weaving training; community
empowerment
Abstrak
Kain tenun adalah salah satu kerajinan khas budaya Melayu yang terkenal di
Provinsi Riau. Masyarakat Kota Dumai, Provinsi Riau memiliki perhatian pada
pelestarian kain tenun Melayu, contohnya Kelompok Tenun Palas, Kelurahan
Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur. Di sisi lain, Kelompok Tenun Palas
adalah kelompok baru yang menghadapi 2 permasalahan, di antaranya: minimnya
pengetahuan dan kemampuan terkait kewirausahaan kerajinan tenun. Oleh karena
itu, PT Pertamina Refinery Unit II Dumai menginisiasi kegiatan Pelatihan Tenun
Tingkat Pemula dalam program Corporate Social Responsibility (CSR). Tujuan
pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk
menenun. Secara teknis, Pelatihan Tenun berisi 4 tahap pelaksanaan, di antaranya:
tahap perencanaan, tahap pengorganisasian, tahap implementasi, dan tahap
evaluasi. Metode pelatihan yang digunakan yakni ceramah materi dan praktik
dalam waktu 7 hari diikuti 11 peserta. Selain itu, terdapat 2 target yang dicapai,
yaitu tingkat partisipasi dan peningkatan kapasitas.
Kata Kunci: corporate social responsibility; pelatihan tenun; pemberdayaan
masyarakat
A. PENDAHULUAN Riau sering kali dikaitkan dengan keberadaan
Provinsi Riau merupakan wilayah suku Melayu yang mayoritas tinggal di
administratif di Indonesia yang berada di dalamnya. Budaya Melayu secara dominan
tengah sisi timur Pulau Sumatera. Provinsi melekat pada masyarakat Riau, mulai dari
178
Pelatihan Tenun Tingkat Pemula pada Kelompok Tenun Palas,
Kelurahan Tanjung Palas, Kota Dumai
Isa Elfianto, Brasto Galih Nugroho, Diaz Anthera, Fajar Miftakhul Rizqy
adat-istiadat, kesenian, hingga kerajinan Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai
tangan setempat (Guslinda, 2017). Timur.
Dengan perkembangan waktu, Kelompok Tenun Palas dibentuk
kebudayaan Melayu meresap pada kehidupan sebagai kelompok Usaha Peningkatan
sehari-hari masyarakat Riau. Terlebih, ketika Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
Pemerintah Provinsi Riau mencantumkan visi melalui surat keputusan Walikota Dumai
yang berbunyi: “Terwujudnya Provinsi Riau pada akhir 2019. Diketahui bahwa kelompok
sebagai Pusat Perekonomian dan ini terbilang masih muda karena umur
Kebudayaan Melayu dalam Lingkungan organisasinya belum genap setahun. Oleh
Masyarakat yang Agamis, Sejahtera Lahir sebab itu, sebagian besar anggota kelompok
dan Bathin, di Asia Tenggara 2020” dalam adalah pendatang baru di dunia usaha tenun,
Rencana Pembangunan Jangka Panjang sehingga belum memiliki pengetahuan
(RPJP). Dengan demikian, terlihat adanya tentang teknik menenun secara mendasar.
sebuah tekad khusus untuk menjadikan Ditambah lagi, permasalahan lainnya yaitu
Provinsi Riau sebagai pusat pelestarian Kelompok Tenun Palas belum memiliki alat
kebudayaan Melayu (Setiawati, Harahap, & tenun dan modal berwirausaha (Dokumen PT
Heriyanto, 2017). Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai,
Pada segi kerajinan, budaya Melayu 2019).
memiliki beragam karya, salah satu yang Berdasarkan uraian tersebut, terdapat
mudah dijumpai adalah kain tenun. Tenun 2 permasalahan utama Kelompok Tenun
merupakan hasil dari kerajinan berupa kain Palas. Pertama, minimnya pengetahuan dan
yang tersusun atas benang-benang yang kemampuan tentang seluk-beluk teknis tenun.
saling melintang (Elita, Darnetti, & Kedua, tidak adanya modal usaha, berupa alat
Harmailis, 2018). Kekhasan tenun tradisional tenun dan kebutuhan benang. Melihat kondisi
Melayu Riau tak hanya terletak pada fungsi demikian, maka diperlukan adanya kegiatan
dan kualitas, namun juga pada corak dan Pelatihan Tenun Tingkat Pemula dan bantuan
hiasan motif sebagai suatu lambang yang modal usaha berbentuk paket alat tenun.
memiliki makna bagi pemakainya (Malik, Menurut Sulistiyani (dalam Sufa,
dkk., 2003 dalam Guslinda & Kurniawan, 2019), terdapat 3 tahap yang dilalui dalam
2016) Pada zaman dahulu, kain tenun pemberdayaan masyarakat meliputi: (1) tahap
biasanya hanya dikenakan oleh kalangan penyadaran dan pembentukan perilaku; (2)
bangsawan saja, akan tetapi, di era ini kain tahap transformasi kemampuan; dan (3) tahap
tenun telah digunakan oleh masyarakat secara peningkatan kemampuan intelektual dan
umum (Sholihindra, Cherish, & Repi, 2018). kecakapan keterampilan. Kegiatan Pelatihan
Dumai adalah salah satu kota otonom Tenun Tingkat Pemula termasuk dalam tahap
yang berdiri secara sah di utara Provinsi Riau pertama, yakni tahap penyadaran dan
sejak 20 April 1999. Berada di Provinsi Riau, pembentukan perilaku. Hal tersebut ditandai
Dumai juga menjadi salah satu wilayah dengan pemberian dasar pengetahuan dan
perkembangan budaya Melayu. Salah peningkatan kemampuan kewirausahaan
satunya, kerajinan kain tenun adalah hasta kerajinan tenun khas Melayu Riau.
karya yang jamak ditemui pada keseharian Senada dengan tahap pertama
masyarakat Dumai, baik pada acara adat pemberdayaan tersebut, tersusun 2 indikator
hingga kegiatan khusus di perkantoran sebagai target luaran, sebagai berikut: (1)
pemerintah maupun swasta. Sejalan dengan terlaksananya kegiatan pelatihan dengan
visi Pemerintah Provinsi Riau, masyarakat tingkat partisipasi peserta sebesar 75%; dan
Dumai juga memiliki minat perhatian pada (2) peningkatan pengetahuan dan kemampuan
pelestarian kerajinan tenun Melayu, salah peserta pelatihan (Dokumen PT Pertamina
satunya adalah Kelompok Tenun Palas di (Persero) Refinery Unit II Dumai, 2020).
179
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 12 NOMOR 01 MARET 2021
B. METODE PELAKSANAAN Januari-1 Februari 2020 dan di Balai
Kegiatan Pelatihan Tenun Tingkat Kampung KB Tanjung Palas pada 5 Februari
Pemula merupakan inisiasi dari PT Pertamina 2020, sehingga total ada 7 hari pelatihan.
Refinery Unit II Dumai melalui program
Corporate Social Responsibility (selanjutnya, C. HASIL DAN PEMBAHASAN
CSR RU II). Secara umum, metode Kegiatan Pelatihan Tenun Tingkat
pelaksanaan program-program pemberdayaan Pemula termasuk kegiatan Program CSR
masyarakat CSR RU II menerapkan fungsi- Pertamina RU II Dumai berbasis
fungsi manajemen, antara lain: proses pemberdayaan masyarakat. Dalam prosesnya,
perencanaan (planning), pengorganisasian pelatihan dilaksanakan dalam 4 tahap, di
(organizing), pergerakan/implementasi antaranya: (1) tahap perencanaan; (2) tahap
(actuating), dan pengawasan/monitoring- pengorganisasian; (3) tahap implementasi;
evaluasi (controlling). dan (4) tahap evaluasi. Untuk deskripsi dan
Pada pra kegiatan, Tim CSR RU II kegiatan terperinci tersaji pada Gambar 1.
berbekal hasil social mapping (Dokumen PT
Pertamina (Persero) Refinery Unit II Dumai
dan SODEC UGM, 2018) melakukan
pendalaman data di lapangan dengan
melakukan focus group discussion (FGD)
dengan perwakilan 3 stakeholders, di
antaranya pihak Kelurahan Tanjung Palas,
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan (LPMK) Tanjung Palas, dan
Kelompok Kerja Kampung KB Tanjung Palas
(selanjutnya, Pokja Kampung KB). Dari
kegiatan FGD tersebut, diperoleh keputusan Gambar 1. Tahap Kegiatan Pelatihan
kordinatif, yakni diadakannya forum Tahap Perencanaan
assessment UPPKS untuk menampung Tim CSR RU II dalam menginisiasi
aspirasi dan gagasan masyarakat lebih dalam. kegiatan Pelatihan Tenun Tingkat Pemula
Dari forum assessment tersebut, Tim CSR mempertimbangkan 3 usulan. Pertama,
RU II Dumai menyusun jadwal pelaksanaan rekomendasi dari hasil social mapping yang
Pelatihan Tenun Tingkat Pemula (Tabel 1). dilakukan oleh akademisi. Dalam hal ini,
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Pertamina RU II Dumai menggandeng pusat
Tanggal Lokasi kajian Social Development Center Universitas
27 Januari- Rumah Tenun Wan Atiqah, Gadjah Mada (SODEC UGM) untuk
1 Februari 2020 Kota Dumai memetakan potensi masyarakat di sekitar area
5 Februari 2020 Balai Kampung KB Tanjung operasional perusahaan. Pada Kelurahan
Palas, Kecamatan Dumai
Timur, Kota Dumai Tanjung Palas ditemui potensi ekonomi
Kegiatan Pelatihan Tenun Tingkat berupa beberapa pelaku UMKM, baik yang
Pemula ini bersifat meningkatkan berwirausaha mandiri maupun yang telah
pengetahuan dan keterampilan tentang tergabung dalam Usaha Peningkatan
produksi kerajinan tenun. Peserta pelatihan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) atau
tersebut adalah 11 orang dari Kelompok bentuk kelompok swadaya lainnya. Dalam
Tenun Palas. Komposisi usia peserta dapat laporannya, SODEC UGM merekomendasi
dikatakan beragam, karena ada perwakilan adanya pengembangan kapasitas bagi pelaku
dari usia milenial produktif hingga pra-lansia. UMKM, khususnya terkait kewirausahaan
Pelatihan tenun ini dilaksanakan di 2 tempat, dan tata kelola kelembagaan kelompok
yakni di Rumah Tenun Wan Atiqah pada 27 swadaya (Dokumen PT Pertamina (Persero)
180
Pelatihan Tenun Tingkat Pemula pada Kelompok Tenun Palas,
Kelurahan Tanjung Palas, Kota Dumai
Isa Elfianto, Brasto Galih Nugroho, Diaz Anthera, Fajar Miftakhul Rizqy
Refinery Unit II Dumai dan SODEC UGM, Sedangkan kegiatan koordinasi
2018). dilakukan sekurang-kurangnya seminggu
sekali, baik pertemuan langsung maupun via
telepon seluler. Terlebih, pada pembahasan
kerangka acuan kerja (Term of Reference/
TOR) dan persiapan mendekati kegiatan
pelatihan. Dalam hal ini, Stakeholders yang
berperan aktif adalah Ketua Pokja Kampung
KB dan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)
Gambar 2. Foto Assessment UPPKS (11 sebagai pendamping Kelompok Tenun Palas.
September 2019)
Kedua, usulan kegiatan pelatihan
tenun diajukan oleh masyarakat ketika Tim
CSR RU II melakukan assessment atas
keberadaan UPPKS di Kelurahan Tanjung
Palas. Pada forum yang dilaksanakan di Balai
Kampung KB Tanjung Palas, Kecamatan
Dumai Timur di tanggal 11 September 2019 Gambar 3. Foto Sosialisasi Program CSR RU
tersebut juga dihadiri oleh Dinas II Penguatan Kapasitas Pelaku Usaha
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Ekonomi Kreatif di Kelurahan Tanjung Palas
Berencana Kota Dumai (PPKB Dumai), (24 Oktober 2019)
Pemerintah Kelurahan Tanjung Palas, LPMK Tahap Implementasi
Tanjung Palas, dan Pokja Kampung KB Pada tahap implementasi, terdapat 2
Tanjung Palas selaku pendamping UPPKS. kegiatan utama dalam Pelatihan Tenun
Usulan masyarakat tersebut dituangkan dalam Tingkat Pemula, yaitu ceramah materi dan
bentuk proposal yang lalu diajukan kepada praktik langsung. Ada 3 materi yang
fungsi Communication, Relations, & CSR diajarkan oleh pelatih dari Rumah Tenun
Pertamina RU II Dumai. Wan Atiqah, di antaranya: (1) teknik
Ketiga, forum diskusi internal Tim menyambung benang; (2) teknik tempo
CSR RU II menjadi penentu akhir atas ketukan menenun; dan (3) teknik pembuatan
usulan-usulan yang diterima terkait kegiatan motif sederhana. Secara menyeluruh,
pelatihan tenun. Tim CSR RU II melalui persentase praktik menenun sebesar 75,5%,
proses assessment menentukan bahwa sisanya ceramah materi sebesar 24,5%.
rencana Pelatihan Tenun Tingkat Pemula Tabel 2. Implementasi Pelatihan
dinilai layak untuk dilaksanakan sebagai No. Kegiatan Waktu %
salah satu kegiatan pada Program CSR. Efektif
Tahap Pengorganisasian 1 Materi Teknik 3 Jam 6,7%
Setelah tahap perencanaan, Tim CSR Menyambung
RU II mengadakan pengorganisasian sebagai Benang
2 Materi Teknik Tempo 4 Jam 8,9%
upaya persiapan pelaksanaan program. Ketukan Menenun
Terdapat 2 kegiatan dalam tahap ini, yakni 3 Materi Pembuatan 4 Jam 8,9%
sosialisasi program dan koordinasi dengan Motif Sederhana
stakeholders terkait. Sosialisasi Program CSR 4 Praktik Menenun 34 Jam 75,5%
RU II diadakan pada 24 Oktober 2019 di Total Waktu Efektif 45 Jam 100%
Balai Kampung KB Tanjung Palas. Kegiatan Pelatihan tenun ini dilaksanakan di 2
sosialisasi tersebut menjelaskan deskripsi dan tempat berbeda, yakni 6 hari di Rumah Tenun
roadmap rencana program CSR yang akan Wan Atiqah dan 1 hari di Balai Kampung KB
dilaksanakan, khususnya Pelatihan Tenun Tanjung Palas, sehingga total ada 7 hari
Tingkat Pemula. pelatihan dengan waktu belajar efektif
181
no reviews yet
Please Login to review.