Authentication
226x Tipe PDF Ukuran file 0.09 MB Source: agb.faperta.unmul.ac.id
EPP.Vol.6 No.1. 2009 :24-29 24 PERANAN PRIMA TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN (Studi Kasus Pada Usahatani Padi sawah di Desa Suliliran Baru) The Role of Primatani Toward The Application Level of Agriculture Technology (Case Study on Paddy Farming in Suliliran Baru Village) Tetty Wijayanti Program Studi Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda 75123 ABSTRACT The purpose of this research were to know the relationship between Primatani and the application of Integrated Plant Management (PTT) technology on rice plant. The research was conducted in Suliliran Baru Village, Pasir Belengkong Subdistrict, Paser Regency from November 2007 to Januari 2008. The likert method had been using to know the role of Primatani toward the application of technology whereas to find the relationship between Primatani and the application of agriculture technology with Rank- Spearman formula. The results of this research by Rank-Spearman showed that generally Primatani has role in application technology of rice field with PTT method, that indicated by value of rank-spearman 0,61. Key words: primatani, technology. PENDAHULUAN rekomendasi. Walaupun teknologi telah tersedia tetapi bila teknologi ini tidak diterapkan Bangsa Indonesia dan sebagian besar petani maka peningkatan produktivitas tidak penduduk, termasuk penduduk Kalimantan akan terjadi dan akhirnya juga akan Timur menggunakan beras sebagai bahan berhubungan dengan pendapatan yang makanan pokoknya, dan sebagai sumber untuk diperoleh. mendapatkan karbohidrat (Daryanto, 1983). Teknologi untuk usahatani padi sawah Kebutuhan akan beras terus meningkat, sudah diperkenalkan kepada petani, namun bagi sementara peningkatan produksi padi baik padi sebagian petani teknologi tersebut masih sawah maupun padi ladang berjalan lebih merupakan hal yang baru, karena pada lambat walaupun terus diupayakan melalui umumnya pengelolaan usahatani yang intensifikasi dan ekstensifikasi di berbagai dilakukan oleh para petani masih sering bersifat daerah sentra produksi. turun temurun dan menggunakan teknologi Pembangunan pertanian menghendaki yang terbatas. Hal ini senada dengan pendapat pertanian yang dinamis atau pertanian dengan Mosher (1987), bahwa petani tidak begitu saja penerapan teknologi baru. Perkembangan menerima teknologi baru, akan tetapi mereka teknologi dapat berupa cara, perubahan jenis biasanya mengikuti metode lama yang berasal tanaman, perubahan jenis masukan, serta dari orang tua mereka. perubahan alat pertanian yang digunakan dalam Teknologi usahatani padi sawah yang proses produksi pertanian. Dengan adanya dianjurkan kepada petani tidak akan begitu saja teknologi baru yang kemudian dapat diterapkan diterapkan atau diadopsi oleh petani, sehingga petani maka diharapkan diperoleh produksi suatu inovasi mulai diperkenalkan sampai yang optimal sehingga diperoleh pendapatan diadopsi oleh seseorang memerlukan waktu. yang maksimal pula. Kecepatan adopsi inovasi oleh seseorang Mubyarto (1994) mengemukakan bahwa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: pada dasarnya petani dalam berusahatani umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan bertujuan untuk meningkatkan produksi usahatani, ukuran luas lahan, status kepemilikan sehingga didapatkan pendapatan yang tinggi. lahan, sikap/prestise masyarakat, sumber Petani perlu berusaha meningkatkan produksi informasi pertanian yang digunakan, dan tingkat yang erat kaitannya dengan usaha intensifikasi hidup seseorang (Lionberger, 1991). pertanian, dengan demikian diharapkan Pernyataan ini didukung Mardikanto (1992), didapatkan tingkat produktivitas usahataninya yang menyatakan bahwa kecepatan seseorang meningkat. Untuk dapat dilakukan intensifikasi mengadopsi atau menerapkan suatu inovasi atau pertanian tersebut diperlukan teknologi teknologi baru dipengaruhi oleh beberapa faktor Peranan Prima Tani Terhadap Tingkat Penerapan Teknologi Pertanian (Tetty Wijayanti) 25 seperti: luas usahatani, tingkat pendidikan, umur Balai Penyuluh Pertanian, Badan Pusat Statistik petani, keberanian mengambil resiko, aktivitas (BPS) dan pihak lainnya yang ada hubungannya mencari ide atau informasi baru, dan sumber dengan penelitian ini. informasi yang digunakan. Analisis data yang digunakan dalam Badan Litbang Pertanian, sebagai penelitian ini adalah sebagai berikut untuk lembaga penelitian dan pengembangan mengetahui peranan Prima Tani dilakukan pertanian, memiliki misi untuk menemukan dengan skala likert yaitu untuk mengetahui dan/atau membangun inovasi pertanian sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau (teknologi, kelembagaan dan kebijakan) maju kelompok tentang masalah sosial yang telah dan strategis, melalui penyediaan ditetapkan untuk penelitian. Data diolah dan materi/teknologi dasar atau inovatif yang dapat dianalisis secara deskriptif. diadaptasikan secara tepat guna spesifik Pengukuran menggunakan indikator, dengan pemakai dan lokasi, serta menjabarkan indikator tersebut menjadi mendiseminasikannya. Dalam rangka beberapa item pertanyaan yang telah disusun mewujudkan tujuan tersebut disusun suatu dalam bentuk kuisioner dan setiap pertanyaan Program Rintisan dan Akselerasi diberikan skor sesuai dengan pilihan responden Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (James dan Dean, 1992). atau disingkat Prima Tani (Badan Litbang Skor penilaian respon tingkat peranan Prima Pertanian, 2004). Tani pada petani padi sawah dari beberapa Kegiatan Prima Tani dilaksanakan di indikator dapat dilihat pada Tabel 1. Desa Suliliran Baru, Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Pasir yang didasarkan Tabel 1. Skor penilaian respon tingkat peranan pada beberapa pertimbangan, antara lain prima tani di Desa Suliliran Baru. wilayah ini merupakan kawasan sentra produksi Indikator Skor Skor utama pengembangan padi sawah, peternakan Minimum Maksimum sapi potong, dan perkebunan kelapa sawit serta Pemenuhan teknologi 10 30 menjadi kawasan sentra produksi penunjang Kelembagaan 16 48 Manajemen informasi 7 21 pengembangan komoditas perkebunan karet, kerjasama tanaman gaharu, dan unggas (ayam potong dan Jumlah 33 99 itik) (Renstra Kabupaten Pasir Tahun 2005– 2009), sehingga Pemerintah Kabupaten Interval kelas dapat ditentukan dengan menetapkan lokasi kegiatan Prima Tani di menggunakan rumus (Suparman, 1996) sebagai wilayah tersebut, selain itu di wilayah tersebut berikut : terdapat persentase jumlah penduduk lokal dan C X n X 1 pendatang yang hampir berimbang, sehingga K diharapkan difusi teknologi dan kelembagaan di mana: dapat menyentuh penduduk lokal. Di samping C = interval kelas; X = skor maksimum; itu Desa Suliliran Baru memiliki potensi n X = skor minimum; pengembangan pola integrasi usahatani dan 1 agribisnis dan mempunyai potensi tingkat K = jumlah kelas. keberhasilan usahatani yang lebih tinggi. Hasil perhitungan tersebut digunakan untuk Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kategori tingkat penerapan mengetahui peranan Prima Tani terhadap teknologi padi sawah sebagaimana disajikan tingkat penerapan teknologi pertanian pada dalam Tabel 2. petani padi sawah di Desa Suliliran Baru Kecamatan Pasir Belengkong Kabupaten Paser. Tabel 2. Kategori respon tingkat peranan prima tani di Desa Suliliran Baru. METODE PENELITIAN No Interval Nilai Peranan Primatani 1 79 –99 Sangat berperan Data yang diperlukan dalam penelitian 2 56 – 78 Berperan ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung 3 33 – 55 Tidak beperan ke lapangan dan mengadakan wawancara dengan responden yaitu petani padi sawah Skor penilaian tingkat penerapan teknologi pada dengan berpedoman pada daftar pertanyaan petani padi sawah dari lima indikator dapat yang telah disiapkan dan disusun sesuai dengan dilihat pada Tabel 3. tujuan penelitian. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, BPTP, Dinas Pertanian, EPP.Vol.6 No.1. 2009 :24-29 26 Tabel 3. Skor penilaian tingkat penerapan karena kapasitas hasil rendah dan teknologi padi sawah pola PTT. kehilangan hasil tinggi. Indikator Skor Skor b) Kapasitas hasil rendah terjadi karena Minimum maksimum jumlah tanaman padi per rumpun rendah Benih dan sistem tanam 10 30 yang disebabkan karena pengaruh Pemupukan 6 18 pemupukan dan pengairan yang belum Pengendalian hama penyakit 5 15 Pengairan 2 6 optimal. Populasi belum optimal karena Penanganan panen dan 7 21 penggunaan benih berkualitas masih belum pasca panen optimal dan sumber benih yang digunakan Jumlah 30 90 berulang-ulang oleh petani (lebih dari tiga kali penanaman). Kategori tingkat penerapan teknologi padi c) Kehilangan hasil tinggi karena tingkat sawah pola PTT disajikan dalam Tabel 4. serangan hama dan penyakit yang relatif tinggi dan proses penanganan panen dan Tabel 4. Kategori tingkat penerapan teknologi pasca panen belum optimal. Petani padi di padi sawah. Desa Suliliran Baru melaksanakan kegiatan No Interval Nilai Tingkat Penerapan pemanenan dengan menggunakan sabit dan Teknologi umumnya dilakukan dengan sistem arisan 1 71 – 90 Tinggi (gotong royong). Kegiatan perontokan 2 51 – 70 Sedang dilakukan secara manual (petani yang 3 30 – 50 Rendah menggunaan mesin perontok gabah relatif masih sedikit). Keeratan hubungan antara peranan program d) Harga jual hasil produksi rendah, Prima Tani terhadap tingkat penerapan disebabkan karena kualitas hasil yang teknologi dan juga tingkat produksi diuji relatif rendah dan penawaran produksi dengan menggunakan koefisien korelasi Rank- umumnya dilakukan pada saat panen Spearman Menurut Siegel (1994), koefisien (kebutuhan uang tunai yang mendesak). rank korelasi digunakan untuk mengukur derajat Solusi dari semua masalah dalam erat tidaknya hubungan antara satu variabel usahatani padi akan merupakan program utama dengan variabel lainnya. dalam pelaksanaan Prima Tani ke depan, Hipotesis : diantaranya : Jika t < t ( α = 0,05), maka Ho diterima hitung tabel a) Fasillitas perbaikan sarana pengairan. dan Ha ditolak berarti tidak ada hubungan yang b) Seleksi benih bermutu akan diikuti dengan erat antara peranan Pimatani dengan penerapan pembinaan penakar benih. teknologi pertanian pada petani padi sawah. c) Pembinaan, bimbingan dan pengawasan Jika t >t ( α = 0,05), maka Ho diterima hitung tabel dalam memilih dan menggunakan pupuk. dan Ha ditolak berarti terdapat hubungan yang d) Pemberantasan hama dan penyakit terpadu. erat antara peranan Pimatani dengan penerapan e) Penanganan panen dan pasca panen. teknologi pertanian pada petani padi sawah. Tingkat peranan Prima Tani dalam kegiatan ini dapat diukur melalui tiga indikator HASIL DAN PEMBAHASAN yang merupakan unsur-unsur yang terdapat didalam kegiatan Prima Tani yang dilaksanakan Dalam kegiatan usahatani tanaman padi oleh pemerintah dalam rangka pengembangan sawah berkembang beberapa masalah yang inovasi teknologi pertanian, yang diharapkan sampai saat ini belum teratasi oleh petani di mampu mempengaruhi perilaku petani dalam Desa Suliliran Baru. Berdasarkan kesepakatan menjalankan usaha agribisnisnya. bersama antara tim ahli Primatani dari Litbang 1. Penyuluhan (pemenuhan teknologi). Hal Pertanian dapat diuraikan masalah-masalah ini menyangkut tentang bagaimana yang mendesak untuk diatasi beserta pemecahan kegiatan Prima Tani ini apakah terdapat masalah yang dihadapi oleh petani. Masalah respon yang baik dari petani dan juga dalam usahatani padi yaitu : mengenai pemenuhan teknologi baik dari a) Produktivitas rendah, intensitas penanaman input baik berupa alsintan maupun materi padi sawah di Desa Suliliran Baru 2 kali temu lapang. per tahun, musim tanam I produksi rata-rata 2. Kelembagaan. Hal ini mengenai kondisi adalah 2,5 – 3 ton GKG/ha dan pada kelembagaan, bagaimana fungsi dan kinerja musim tanam II produksi rata-rata 2 ton kelembagaan tersebut dalam menunjang GKG/ha. Produktivitas rendah disebabkan kegiatan usahatani, dan juga terdapat lembaga bentukan dari kegiatan Prima Tani Peranan Prima Tani Terhadap Tingkat Penerapan Teknologi Pertanian (Tetty Wijayanti) 27 (Klinik Agribisnis) yang diharapkan KUD di Desa Suliliran Baru lebih berkembang mampu menunjang kegiatan Prima Tani. sektor perkebunan sawit. 3. Manajemem informasi dan kerjasama. Hal Pada manajemen informasi dengan skor ini mengenai penyediaan data dan 697 dengan rata-rata 17,42. Hal ini berkaitan informasi pasar oleh pihak pelaksana yaitu dengan bagaimana sarana informasi yang BPTP Kaltim, mengenai pengawasan atau diberikan pada kegiatan Prima Tani ini kepada monitoring kegiatan yang telah petani. Dalam hal potensi pasar dan juga dilaksanakan. kerjasama mengenai bantuan-bantuan dalam penyediaan input ataupun temu lapang dan Tabel 5. Tingkat peranan Primatani tahun 2007. pelatihan-pelatihan dalam menambah wawasan Tingkat peranan Total Skor rata- Kategori petani dalam menjalankan uahataninya yang skor rata cukup direspon dengan baik oleh para petani. Primatani 3094 77,35 Berperan Tingkat penerapan teknologi pola PTT diukur melalui lima indikator yang merupakan Berdasarkan data hasil dari 40 responden unsur-unsur yang terdapat pada pola PTT yang dalam hal peranan Prima Tani dapat diketahui merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan kegiatan ini berperan baik. Data pada Tabel 5 Prima Tani, yang nantinya diharapkan dengan menunjukkan bahwa tingkat peranan kegiatan pola PTT ini petani dapat merubah pola Prima Tani di Desa Suliliran Baru pada bercocok tanam terdahulu. Tingkat penerapan usahatani padi sawah termasuk dalam kategori teknologi pola PTT ini meliputi : berperan dengan memiliki total skor 3094 1. Benih dan sistem tanam. Hal ini dengan rata-rata 77,35. Jika dilihat dari menyangkut penggunaan benih, baik dari indikator peranan Prima Tani terdapat dua varietas jumlah pemakaian benih per hektar unsur yang sangat berperan untuk penilaian serta penggunaan jumlah bibit perlubang peranan kegiatan Prima Tani yaitu pada tanam dan juga mengenai sistem tanam pemenuhan teknologi dan manajemen informasi yang digunakan. dan kerjasama. Berdasarkan hasil perhitungan 2. Pemupukan. Hal ini mengenai penggunaan terlihat bahwa pemenuhan teknologi dengan pupuk secara tepat dan juga penggunaan total skor 1176 dan rata-rata 29,4 dan BWD (bagan warna daun) dan PUTS kelembagaan dengan total skor 1228 dan rata- (perangkat uji tanah sawah), serta rata 30,70 dan manajemen informasi dengan pemakaian pupik organik. total skor 697 dan rata-rata 17,42. 3. Perlindungan tanaman. Hal ini berkaitan Pemenuhan teknologi memiliki skor dengan pengendalian hama terpadu baik 1176 dengan rata-rata 29,4 para petani secara dari serangan hama dan juga tumbuhan langsung dapat menerima kegiatan Prima Tani pengganggu. termasuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan 4. Pengairan. seperti pada pola PTT (Pengelolaan tanaman 5. Penanganan panen dan pasca panen. dan sumber daya terpadu). Tujuan peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan efisiensi Tabel 6. Tingkat penerapan teknologi padi input apakah sudah tepat jumlah, waktu dan sawah pola PTT tahun 2007 sesuai dengan kondisi setempat dan Tingkat Total Skor Kategor optimalisasi sumber daya yang dapat berupa penerapan skor rata-rata i bahan organik, air irigasi ataupun air hujan Penerapan sebagai sumber pengairan tanaman, serta teknologi pola 2895 72,37 Tinggi tenaga kerja dan kelembagaan. PTT Pada kelembagaan dengan total skor 1228 dengan rata-rata 30,70. Kegiatan Berdasarkan data hasil dari 40 responden kelembagaan sudah mulai berjalannya kembali tingkat penerapan teknologi padi sawah pola kelembagaan seperti pembinaan kelompok tani PTT termasuk didalam kategori tinggi, hal ini oleh tim dari Primatani. Pembentukan dapat dilihat pada Tabel 6. Tingkat penerapan Gapoktan (gabungan kelompok tani) sebagai teknologi padi sawah memiliki total skor 2895 wadah kelompok tani dalam membantu dengan skor rata-rata 72,375 hal ini dapat permasalahan-permasalahan yang timbul dalam dikatakan bahwa tingkat penerapan teknologi berusaha tani. Gapoktan menggantikan peran padi sawah pola PTT dapat dterima dengan baik KUD yang menjadi penggerak utama dalam hal oleh petani. permodalan, seperti dalam hal penyediaan input Pada penerapan teknologi petani cukup ataupun pemasaran hasil panen, dikarenakan merespon dengan baik hal ini dapat dilihat penerapan pola PTT yang sebagian besar telah
no reviews yet
Please Login to review.