Authentication
502x Tipe PDF Ukuran file 0.40 MB Source: sc.syekhnurjati.ac.id
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Organisasi
2.1.1 Definisi Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah
komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers,
dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi
yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi
lebih kepada anggotanya secara individual.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada
peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat
dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi
mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam
organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang
dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi
penghambat, dan sebagainya (Ruliana Poppy, 17:2014). Jawaban-
jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah
selanjutnya yang menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan
lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat
komunikasi dilancarkan.
10
Pendekatan Dalam Organisasi
Kita dapat melakukan pendekatan pada organisasi sekurang-
kurangnya melalui empat perspektif yaitu pendekatan manajemen
ilmiah atau klasik, pendekatan hubungan antarmanusia, pendekatan
sistem, dan pendekatan kultural (Goldhaber, 1990).
1) Pendekatan ilmiah menganggap bahwa organisasi harus
menggunakan metoda-metoda ilmiah untuk meningkatkan
produktivitas. Berbagai studi pengendalian secara ilmiah akan
memungkinkan manajemen mengidentifikasi cara-cara atau alat
untuk meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya akan
meningkatkan laba. Dalam pandangannya ini produktivitas pada
umumnya menyangkut masalah fisik dan psikologis. Produktivitas
dipandang dalam bentuk permintaan phisik akan pekerjaan dan
kemampuan psikologis para pekerjanya.
2) Pendekatan hubungan antarmanusia. Pendekatan hubungan
antarmanusia berkembang sebagai reaksi terhadap perhatian
eksklusif faktor-faktor phisik dalam mengukur keberhasilan
organisasi. Salah satu asumsi prinsip dari pendekatan hubungan
antarmanusia adalah bahwa kenaikan kepuasan kerja akan
mengakibatkan kenaikan produktivitas. Seorang karyawan yang
bahagia adalah karyawan yang produktif. Oleh karena itu, fungsi
manajemen adalah menjaga agar para karyawan terus merasa puas.
3) Pendekatan sistem. Pendekatan sistem mengkombinasikan unsur-
unsur terbaik dari pendekatan ilmiah dengan pendekatan hubungan
antarmanusia. Pendekaan ini memandang organisasi sebagai suatu
sistem dimana semua bagian berinteraksi dan setiap bagian
mempengaruhi bagian lainnya. Organisasi dipandang sebagai suatu
sistem terbuka terhadap informasi baru, responsif terhadap
lingkungan, bersifat dinamis dan selalu berubah.
4) Pendekatan kultural. Sebuah pendekatan kontemporer mengenai
organisasi yang menganggap bahwa perusahaan harus dipandang
11
sebagai suatu kesatuan sosial atau kultur (Pilotta, Widman, &
Jasko, 1988; Putnam & Pacanowsky, 1983). Seperti pada umumnya
suatu kelompok atau kultur sosial yang selalu memiliki aturan
misalnya mengenai perilaku peran, kepahlawanan, dan nilai-nilai,
maka demikian juga suatu organisasi. Oleh karena itu, pada
pendekatan ini organisasi harus meneliti untuk mengidentifikasikan
jenis kultur dan norma-norma atau nilai-nilai spesifik yang
dianutnya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memungkinkan
kita bisa memahami bagaimana organisasi berfungsi dan
bagaimana hal itu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh para
anggotanya (karyawannya) dalam kultur organisasi itu.
2.1.2 Jaringan Komunikasi Organisasi
Yang dimaksud dengan jaringan disini adalah saluran yang
digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain.
Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil
sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya akan mengembangkan
pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan
komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistem
komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam
mengirimkan pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan
komunikasi ini bisa dipandang sebagai struktur yang diformalkan
yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.
a) Struktur Jaringan Komunikasi
1) Struktur lingkaran, struktur lingkaran tidak memiliki
pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki
wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi
kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua
anggota lain disisinya.
2) Struktur roda, struktur roda memiliki pemimpin yang jelas,
yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-
12
satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari
semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin
berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus
disampaikan melalui pemimpinnya.
3) Struktur Y, struktur Y relatif kurang tersentralisasi dibanding
struktur roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan
pola lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang
jelas. Tetapi satu anggota lain berperan sebagai pemimpin
kedua. Anggota ini dan mengirimkan dan menerima pesan
dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya
komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.
4) Struktur rantai, struktur rantai sama dengan struktur lingkaran
kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat
berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga
terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih
berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di
posisi lain.
5) Struktur semua saluran, struktur semua saluran atau pola
bintang hampir sama dengan struktur lingkaran dalam arti
semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki
kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya.
Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota
bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini
memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.
2.1.3 Arus Komunikasi Organisasi
Pembahasan mengenai komunikasi dalam organisasi dalam
bentuk arah arus informasinya sangat penting. Komunikasi ke atas dan
ke bawah (sering disebut vertikal) dan komunikasi lateral barangkali
merupakan yang paling penting. Di samping itu, kita akan melihat
no reviews yet
Please Login to review.