Authentication
463x Tipe PDF Ukuran file 0.77 MB Source: repository.uksw.edu
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Terapeutik
2.1.1 Definisi Komunikasi Terapeutik
Menurut Machfoedz, (2009) Komunikasi terapeutik
ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan
pasien dalam komunikasi yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga
kesehatan lain yang di rencanakan dan berfokus pada
kesembuhan pasien. Menurut Sheldon (2009) komunikasi
terapeutik adalah proses yang berkesinambungan antara
perawat dan pasien mengembangkan hubungan tidak
hanya untuk berbagi informasi tetapi juga membantu
pertumbuhan dan penyembuhan. Selain itu menurut Urip,
2003 mengemukakan komunikasi terapeutik ialah
komunikasi yang sudah direncanakan yang bertujuan
demi kesembuhan pasien.
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik
adalah komunikasi baik verbal maupun nonverbal yang
diterapkan oleh perawat untuk mempercepat
penyembuhan pasien.
7
2.1.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik
Pelaksanaan komunikasi terapeutik bertujuan untuk
membantu memperjelas dan mengurangi beban pikiran
pasien. Disamping juga dapat mengurangi adanya keraguan
serta membantu dilakukannya tindakan yang efektif,
mempererat interaksi kedua pihak, yakni pasien dan perawat
dalam rangka untuk membantu penyelesaian masalah pasien
(Machfoedz, 2009). Komunikasi yang hangat antara pasien
dan perawat dilakukan untuk mengasilkan rasa percaya dan
rasa nyaman pada pasien, sehingga proses tukar menukar
perasaan dan sikap akan berjalan dengan baik (Arwani,
2002).
2.1.3 Karakteristik Komunikasi Terapeutik
Tiga hal mendasar dari ciri-ciri komunikasi terapeutik menurut
Arwani (2002) yaitu keikhlasan, empati dan kehangatan.
2.1.3.1 Keikhlasan
Dalam hal keikhlasan perawat diharapkan untuk tetap
bersikap secara baik sehingga perawat dapat mengeluarkan
segala perasaan yang dimiliki secara tepat dalam menyikapi
segala sikap dan perilaku pasien tanpa menyalahkan atau
8
menghukum pasien. Dengan demikian hubungan saling
menguntungkan akan meningkat secara bermakna.
2.1.3.2 Empati
Empati merupakan suatu perasaan yang jujur, sensitif, dan
tidak dibuat-buat (objektif). Dalam proses keperawatan tentu
saja ada suka maupun duka, hal tersebut yang di tekankan
kepada perawat agar bisa mengendalikan emosinya secara
baik, sehingga tidak terlihat oleh pasien. Perasaan yang timbul
akibat mengetahui keadaan pasien dalam kondisi yang
burukpun di harapkan perawat bisa mengontrolnya dengan
baik. Perawat yang empati dengan orang lain dapat
menghindari perasaan dari kata hati tentang seseorang pada
umumnya, dengan empati perawat akan lebih sensitif dan
ikhlas. Sikap empati memperbolehkan perawat untuk
berpartisipasi terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi
pasien.
2.1.3.3 Kehangatan
Hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien
akan membuat rasa keterbukaan terhadap pasien. Suasana
yang hangat dalam komunikasi antara perawat dengan pasien
akan menunjukan rasa penerimaan perawat terhadap pasien.
Sehingga pasien akan mengeksplor perasaannya secara
9
mendalam. Pada saat ini perawat lebih mudah mngetahui
segala kebutuhan pasien.Kehangatan juga dapat di
komunikasikan secara nonverbal.Dengan penampilan yang
tenang, suara yang meyakinkan, dan pegangan tangan yang
halus menunjukan rasa kasih sayang terhadap pasien.
2.1.4 Dasar-Dasar Komunikasi Terapeutik
Menurut Machfoedz, (2009) komunikasi terapeutik dapat
dikenali melalui beberapa hal sebagai berikut:
2.1.3.1 Perawat mengenal dengan baik pribadi pasien serta
memahami dirinya dengan baik sesuai nilai-nilai yang
dianut.
2.1.3.2 Komunikasi ditandai dengan sikap saling menerima,
saling percaya, dan saling menghargai.
2.1.3.3 Perawat mampu memahami, menghayati nilai yang
dianut oleh pasien.
2.1.3.4 Perawat menyadari pentingnya kebutuhan pasien
mulai dari fisik maupun mental.
2.1.3.5 Perawat mampu menciptakan suasana yang dapat
membuat pasien termotivasi untuk mengubah sikap
dan perilaku sehingga dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya.
10
no reviews yet
Please Login to review.