Authentication
359x Tipe PDF Ukuran file 0.41 MB Source: eprints.uniska-bjm.ac.id
PERAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM FUNGSI SOSIAL
(Studi Kasus Alumni Mahasiswa Pertukaran Pelajar
Uniska Banjarmasin Tahun 2019)
1 2 3
Normadaniyah ,Sanusi , Shen Shadiqien
1Ilmu Komunikasi, 70201, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Albanjari, NPM16110037
2Ilmu komunikasi, 70201, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Albanjari, NIDN 0019056202
3Ilmu Komunikasi, 70201, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Albanjari, NIDN 1127057602
*Corresponding Author : Normadaniyah
(normadaniyah@gmail.com)
Abstrak
Masyarakat di lingkungan baru khususnya di Negara berkembang cenderung merupakan masyarakat yang
heterogen dalam berbagai aspek seperti keberagaman suku, agama, bahasa, adat istiadat, kebiasaan sehari-
hari dan sebagainya. Untuk itu seorang mahasiswa pertukaran pelajar diharuskan memiliki peranan dan
fungsi sosial yang sesuai dengan tugas mereka masing-masing dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana peran Komunikasi Lintas Budaya di Lingkungan
Masyarakat Baru serta Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat Terjalinnya Keberfungsian Sosial
dalam Komunikasi Lintas Budaya.
Metode penelitian ini termasuk dalam field research atau penelitian lapangan.
Hasil penelitian ini menunjukan kecenderungan yang terjadi kepada para mahasiswa pertukaran pelajar
yang mengalami banyak perbedaan budaya, bahasa dan kebiasaan sehari-hari menjadi kendala dalam
hal berinteraksi dengan orang-orang baru sehingga sulit terjalinnya fungsi sosial yang ada. Adanya
sarana teknis yang memadai, bahasa yang dikuasai serta rasa kepercayaan diri bisa menjadikan
terjaliannya komunikasi pada suatu fungsi sosial di masyarakat. Seorang mahasiswa yang menjalankan
tugas ke luar negeri hendaknya menguasai bahasa asing yang baik dan benar untuk menunjang
terjalinnya komunikasi.
Kata kunci : Komunikasi Lintas Budaya, Mahasiswa Pertukaran Pelajar, Fungsi Sosial.
Abstract
Communities in new environments, especially in developing countries, tend to be heterogeneous societies
in various aspects such as diversity of ethnicity, religion, language, customs, daily habits and etc. For that
a exchange student is required to have a social role and function in accordance with their respective duties
and be able to communicate well.
The purpose of this study was to determine the role of Cross-Cultural Communication in a New Society
Environment and What are the Supporting and Inhibiting Factors for the Establishment of Social Function
in Cross-Cultural Communication.
This research method is included in field research.
The results of this study indicate a tendency that occurs to exchange students who experience many
differences in culture, language and daily habits which become obstacles in terms of interacting with new
people so that it is difficult to establish existing social functions. The existence of adequate technical
facilities, mastered language and self-confidence can make communication in a social function in society.
A student who is carrying out assignments abroad should master a foreign language that is good and
correct to support their communication.
Keywords: Cross Cultural Communication, Student Exchange Students, Social Functions.
Pendahuluan mahasiswa pertukaran pelajar dan masyarakat di
lingkungan baru harapkan.
Masyarakat di lingkungan baru khususnya
pada negara berkembang seperti Filipina dan Sehingga seorang mahasiswa yang terpilih
Vietnam cenderung merupakan masyarakat yang untuk mewakili universitas dalam program
heterogen dalam berbagai aspek seperti pertukaran pelajar diharuskan untuk memiliki dasar
keberagaman suku, agama, bahasa, adat istiadat, ilmu budaya yang baik dalam konteks komunikasi
kebiasaan sehari-hari dan sebagainya. Sementara lintas budaya agar keberfungsian sosial yang sesuai
itu, perkembangan dunia yang semakin pesat dapat tercipta sebagaimana mestinya seorang
menuntut manusia harus berinteraksi dengan pihak mahasiswa pertukaran pelajar dan masyarakat di
lain yang menuju kearah global, sehingga tidak lingkungan baru harapkan. Jika diperinci lebih
memiliki lagi batas-batas, sebagai akibat dari detail, tujuan pengajaran ilmu komunikasi lintas
perkembangan teknologi. budaya dasar kepada mahasiswa adalah :
Menurut pendapat Miftachul Huda
(2009:26) keberfungsian sosial berarti seorang 1. Menimbulkan minat mahasiswa untuk
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mendalaminya;
secara normal dapat memenuhi kebutuhannya 2. Agar para mahasiswa Lebih peka dan terbuka
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. terhadap masalah kemanusiaan dan budaya,
Tentunya hal ini sangat penting untuk dipahami serta lebih bertanggung jawab terhadap
beberapa mahasiswa yang memiliki peran aktif di masalah-masalah tersebut;
lingkungan baru agar tidak terjadi berbagai macam 3. Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai
hambatan dalam hal berinteraksi dengan masyarakat lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri;
sekitar. 4. Menyadarkan seorang mahasiswa pertukaran
Ada tiga indikator keberfungsian sosial pelajar terhadap nilai-nilai yang hidup dalam
menurut Kementerian Sosial Republik Indonesia masyarakat, hormat menghormati, serta simpati
yaitu : 1) Kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat;
2) Kemampuan memecahkan masalah, dan Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa
3) Kemampuan menjalankan peran-peran sosial. tujuan kajian khususnya pada teori-teori komunikasi
Agar dapat beradaptasi di lingkungan lintas budaya adalah perlunya melakukan
masyarakat baru, seorang mahasiswa khususnya pembentukan pemikiran yang khususnya berkenaan
yang terpilih untuk mewakili Universitas dalam dengan kebudayaan dan kemanusiaan agar daya
program pertukaran pelajar harus siap untuk tanggap, persepsi, dan penalaran berkenaan dengan
menghadapi situasi-situasi baru dengan lingkungan budaya dapat diperluas serta fungsi dari
keberagaman kebudayaan atau lainnya, siap dalam pembelajaran komunikasi lintas budaya kepada
memenuhi kebutuhan dasarnya dan mampu mahasiswa pertukaran pelajar juga dapat terealisasi
memecahkan segala permasalahan yang terjadi, dalam keseharian baik dalam lingkungan
Antara komunikasi dan interaksi harus berjalan masyarakat baru maupun lingkungan tempat tinggal
dengan baik guna menjalankan peran-peran sosial asal para mahasiswa itu sendiri.
dan sesuai fungsinya antara satu dengan yang Berdasarkan observasi yang penulis
lainnya. lakukan sebagai bagian dari salah satu perwakilan
Dalam berkomunikasi dengan konteks mahasiswa pertukaran pelajar di Filipina, kehadiran
komunikasi lintas budaya banyak sekali menemui mahasiswa pertukaran pelajar memberikan manfaat
masalah atau hambatan-hambatan bahkan dapat keberfungsian sosial yang nyata bagi peningkatan
memicu munculnya konflik, misalnya saja dalam pengetahuan baru di masyarakat maupun peserta
penggunaan bahasa, lambang-lambang, nilai atau lainnya, sebaliknya bagi mahasiswa pertukaran
norma-norma masyarakat dan lain sebagainya. pelajar itu sendiri adanya lingkungan masyarakat
Padahal syarat untuk terjalinnya hubungan itu tentu baru juga dapat memberikan pengetahuan dan
saja harus ada saling pengertian dan pertukaran pemahaman baru.
informasi atau makna antara satu dengan lainnya. Namun di sisi lain, budaya asing yang
Ketika orang-orang dari budaya yang dibawa mahasiswa pertukaran pelajar yang berasal
berlainan berkomunikasi, penafsiran keliru atas dari negara asal terkadang menimbulkan masalah
sandi merupakan pengalaman yang lazim. dalam kehidupan masyarakat. Para mahasiswa
Komunikasi lintas budaya dapat terjadi dalam pertukaran pelajar yang menetap di tempat yang
konteks komunikasi manapun, mulai dari baru juga cenderung akan mengalami gegar budaya
komunikasi dua orang yang intim hingga ke atau culture shock.
komunikasi organisasional dan komunikasi massa. Gegar budaya atau culture shock adalah
Menurut Tubbs dan Mosss 1996 dalam Sihabudin suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
(2011:4), setiap kali komunikasi antar budaya atau jabatan yang diderita orang-orang yang secara
terjadi, perbedaan kerangka rujukan (frame of tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke luar negeri
reference) peserta komunikasi membuat atau tempat lain. Gegar budaya timbul karena
komunikasi lebih rumit dan sulit dilakukan, adanya kecemasan yang disebabkan oleh
terutama karena peserta tidak menyadari semua kehilangan tanda-tanda dan lambang-lambang
aspek budaya peserta lainnya. dalam pergaulan sosial. Oberg (2005:174).
Sehingga seorang mahasiswa yang terpilih
untuk mewakili universitas dalam program Metode Penelitian
pertukaran pelajar diharuskan untuk memiliki dasar
ilmu budaya yang baik dalam konteks komunikasi Metode penelitian yang digunakan dalam
lintas budaya agar keberfungsian sosial yang sesuai penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
dapat tercipta sebagaimana mestinya seorang berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam
penelitian lebih mengutamakan menggambarkan
dan mengungkapkan sebuah peristiwa, aktifitas Karena alumni mahasiswa pertukaran pelajar pada
sosial, sikap, kepercayaan. persepsi, pemikiran tahun 2019 di Uniska Banjarmasin tidak terlalu
orang secara individual maupun kelompok. Metode banyak dan bersifat menyebar sehingga menurut
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang peneliti 5-7 orang informan saja sudah cukup
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek untuk mewakili dan memberikan informasi yang
alamiah Sugiyono (2012:15). diperlukan
Penelitian ini termasuk dalam field research Dalam sebuah penelitian pastinya para
atau penelitian lapangan. Jenis penelitian ini adalah informan akan memiliki kriteria masing-masing
deskriptif kualitatif yaitu berusaha mengungkapkan sesuai dengan keinginan peneliti. Dalam penelitian
suatu masalah yang terjadi kemudian menganalisa ini peneliti memberikan kriteria orang yang akan
informasi data yang didapat. Penelitian deskriptif diperlukan dalam menjawab beberapa pertanyaan
adalah metode yang digunakan untuk dalam metode wawancara ini yaitu seorang
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil informan haruslah lulus dan pernah mengikuti
penelitian tetapi tidak digunakan untuk menarik pertukaran pelajar ke luar negeri pada tahun 2019
kesimpulan Sugiyono (2012:29), Dimana data yang yang lalu, selain itu seorang informan yang dipilih
didapat berupa gejala-gejala yang dituangkan dalam juga bisa seseorang yang sering
bentuk foto, dokumen, dan catatan lapangan pada menemani/mendampingi (Buddy) para mahasiswa
saat penelitian yang selanjutnya dideskripsikan pertujaran pelajar lainnya yang pernah ada di
secara narasi. kampus Uniska Banjarmasin. Berumur 20 s/d 25
Penelitian kualitatif dapat menunjukkan tahun, dan mampu memberikan dokumentasi
kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, sebagai bukti informan pernah melakukan tugas
fungsionalisasi organisasi, pergerakan sosial, dan kegiatan sosial sebagai mahasiswa pertukaran
hubungan kekerabatan. Penelitian kualitatif pelajar.
dieksplorasi dan diperdalam dari fenomena sosial Bentuk penyebaran dari pertanyaan yang
yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat, dan akan diajukan kepada para informan ini akan
waktu. menggunakan bantuan media sosial Whatsapp,
media sosial (Social Media) adalah saluran atau
sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya
Teknik Pengumpulan Data atau internet. Para pengguna (user) media sosial
berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan,
Teknik pengumpulan data yang dan saling berbagi (sharing), dan membangun
digunakan dalam penelitian ini supaya dapat jaringan (networking).
memperoleh data yang relevan dengan Dikarenakan adanya pandemi Virus
permasalahan penelitian, peneliti menggunakan Corona atau Covid-19 yang mengharuskan untuk
metode observasi, wawancara (interview), dan tidak bepergian keluar rumah serta dirumah saja
dokumentasi. dan tidak boleh berkumpul ataupun bepergian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan keluar wilayah masing-masing maka peneliti lebih
tahapan-tahapan observasi yaitu yang pertama, memilih menyebar link ataupun tautan pertanyaan
menentukan tujuan dari observasi untuk penelitian melalui media sosial Whatsapp berupa dokumen
ini, kedua peneliti memilah atau membatasi apa (word) yang nantinya pertanyaan disana akan
saja yang perlu diobservasi apakah seluruh dijawab oleh para informan, melihat dari para
kegiatan atau hanya beberapa saja, ketiga informan dari alumni mahasiswa pertukaran pelajar
menentukan objek dan subjek apa saja yang akan Uniska Banjarmasin tahun 2019 yang menyebar,
diamati serta mengenal lebih dekat informan berbeda-beda jurusan dan memiliki tempat tinggal
dalam suatu kegiatan,kemudian menentukan yang berbeda-beda wilayah maka media sosial
situasi yang tepat untuk melakukan observasi khususnya Whatsapp akan sangat membantu dalam
dilapangan. hal penyebaran pertanyaan.
Metode wawancara adalah bentuk Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis
komunikasi antara dua orang, melibatkan ataupun film. Dokumentasi digunakan sebagai
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari bukti untuk suatu pengujian, karena sifatnya
seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan- alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada
pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Teknik pada konteks.
wawancara yang digunakan oleh penulis yaitu
pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan
pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan
sehingga informan bebas menjawab. Peran Komunikasi Lintas Budaya di Lingkungan
Masyarakat Baru
Banyaknya jumlah informan yang akan
diambil oleh peneliti ialah sebanyak 5-8 orang dari Peran Komunikasi
jumlah populasi yaitu 18 orang, Menurut Komunikasi lintas budaya dapat terjadi dalam
Suharsimi Arikunto (2013:106) populasi adalah konteks komunikasi manapun, mulai dari dalam peran
keseluruhan subjek penelitian atau jumlah komunikasi dua orang yang intim hingga ke peran
keseluruhan dari suatu sampel yang merupakan komunikasi organisasi atau massa, budaya yang
sumber data yang sangat penting. Banyaknya membaur dan berbeda-beda berkesinambungan dan hadir
populasi alumni mahasiswa pertukaran pelajar dimana-mana, budaya juga berkenaan dengan bentuk
tahun 2019 yang tergabung dalam komunitas baik fisik serta lingkungan sosial yang mempengaruhi.
dalam jejaring sosial maupun diluar itu sebanyak Budaya yang dipelajari dalam kehidupan dan lingkungan
baru tidak diwariskan secara genetis, budaya juga
18 orang. Terdiri dari 15 orang mahasiswa yang berubah ketika orang-orang berhubungan atau
pernah mengikuti pertukaran pelajar ke luar berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
negeri, dan 3 para Buddy atau pendamping Artinya budaya dan peran komunikasi itu
mahasiswa yang tiba dari luar negeri ke Uniska sendiri tidak dapat dipisahkan. Budaya tidak hanya
Banjarmasin, para Buddy biasanya juga membantu menentukan siapa bicara siapa, tentang apa, dan
proses pembelajaran dalam hal berbahasa inggris. bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga
turut menentukan orang menyandi pesan, makna yang ia
miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisi untuk mengirim, memiliki pandangan sendiri tentang peran
memperhatikan dan menafsirkan pesan itu sendiri. komunikasi, Yosi mengatakan bahwa :
Peneliti melihat sejauh mana dan apa saja peran “Saya sebagai calon pengajar dan diberikan tugas
komunikasi khususnya dilingkungan masyarakat baru mengajar di depan kelas saat di Filipina , saya
dengan memberikan pertanyaan kepada informan Bagus pastinya harus bertatapan langsung dengan banyak
Putra seorang alumni mahasiswa pertukaran pelajar yang orang dan berkomunikasi dengan baik, tentunya
pernah ke Filipina tahun 2019 yang lalu ia berpendapat peran komunkasi sangat penting bagi saya sebagai
dan mengatakan bahwa : sarana menyampaikan ilmu pengetahuan agar
“Menurut saya peran komunikasi itu penting orang lain menjadi paham”.
dilingkungan masyarakat baru yaitu diluar negeri Pendapat dari informan Yosi mengarah pada
karena apa, karena saat kita hidup di lingkungan dengan landasan teori pada tipe komunikasi verbal,
baru kita harus beradaptasi dan juga menyesuaikan menurut pendapat Marhaeni (2009:109-110) komunikasi
lingkungan sehingga kita perlu bantuan orang, ras verbal merupakan komunikasi yang menggunakan kata-
atau suku disana untuk meminta bantuan ataupun kata secara lisan dengan secara sadar dilakukan oleh
mencari penjelasan tentang lingkungan tersebut guna manusia untuk berhubungan dengan manusia lain. Dasar
mencari pengetahuan baru atau informasi seperti komunikasi verbal adalah interkasi antara manusia. Dan
tentang cara berpakaian, cara makan, cara menawar menjadi salah satu cara bagi manusia berkomunikasi
suatu barang ataupun untuk izin pergi keluar secara lisan atau bertatapan dengan manusia lain, sebagai
rumah.” sarana utama menyatukan pikiran, perasaan dan maksud.
Bagus Putra juga menambahkan tentang peran Dalam hal mengajar didepan kelas peneliti
komunikasi yang sangat terasa dan ia dapatkan, disini melihat tentunya interaksi dapat terjadi dengan
Bagus Putra mengatakan bahwa : bertatapan dengan manusia lainnya atau dalam hal yang
“Peran komunikasi yang terlihat, terasa dialami Yosi bertatapan dengan murid yang ada dikelas.
atau saya dapatkan yaitu ketika saya disana dapat Untuk dapat menyampaikan pesan-pesan dan
berkomunikasi antar pribadi dengan orang yang menjelaskan suatu pembelajaran tipe komunikasi verbal
disana dan juga dapat berkomunikasi dengan massa sangat efektif dilakukan oleh seorang tenaga pengajar
karena pentingnya komunikasi saat berada di seperti Yosi agar para murid juga dapat memahami
lingkungan baru”. penjelasan yang dimaksud oleh gurunya. Hal ini tentunya
Pendapat Bagus Putra mengacu para pendapat berbeda dengan apabila murid yang sedang diajarkan
Stuart, 1983 (dalam Vardiansyah, 2004 : 3) yang memiliki kebutuhan khusus, seperti yang ditambahkan
mengatakan bahwa komunikasi dalam prosesnya oleh Yosi ia berkata bahwa :
melibatkan komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam “Dikelas saya tidak terdapat murid dengan
bahasa Inggris, “communicate”, berarti : keterbatasan atau yang berkebutuhan khusus, namun
(1) Untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan biasanya ada tenaga pengajar khusus dan mereka
dan informasi; menggunakan bahasa tubuh dan sentuhan untuk
(2) Untuk membuat tahu; mengajarnya”
(3) Untuk membuat sama; Dalam hal seperti ini peneliti melihat adanya
(4) Untuk mempunyai sebuah hubungan yang tipe komunikasi nonverbal yang juga masuk dalam teknik
simpatik. pengajaran yangmana termasuk dalam bentuk
Disini dapat peneliti lihat banyak poin-poin komunikasi nonverbal kinesics atau nama teknis bagi
yang termasuk kedalam pendapat dari Stuart, 1983 studi mengenai gerakan tubuh digunakan dalam
(dalam Vardiansyah, 2004 : 3), mengenai poin (1) komunikasi. Gerakan tubuh meliputi kontak mata,
untuk bertukar-tukar pikiran dapat terjadi saat ekspresi wajah, gerak-isyarat, postur atau perawakan, dan
informan Bagus Putra bertanya dan ingin mengetahui sentuhan. Seperti yang dikatakan oleh Larry A. Samovar
hal-hal baru dilingkungannya, poin (2) yaitu untuk dan Richard E. Porter (2010:343), komunikasi nonverbal
membuat tahu juga terjadi saat informan bertanya mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan
kemudian mendapatkan jawaban dan mengetahui verbal) dalam suatu setting komunikasi oleh individu dan
segala tentang tata cara berpakaian, cara makan, cara penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai
menawar suatu barang dilingkungannya, dan poin (4) nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Dan
untuk membuat sama juga terjadi saat semuanya yang salah satu bentuknya adalah kinesics.
informan ingin ketahui sudah didapatkan dan Informan lain diambil dari alumni mahasiswa
kemudian informan melakukan adat istiadat atau pertukaran pelajar tahun 2019 dengan jurusan ilmu
kebiasaan yang dilakukan masyarakat disana agar komunikasi, sebagai mahasiswa komunikasi tentunya
tidak terlihat jauh berbeda dan menjadi sama serta peran komunikasi menurutnya sangat penting
membaur dengan sekitarnya, terakhir mengenai dilingkungan masyarakat baru informan yang bernama
hubungan yang simpatik yang dimaksud bisa mengacu Yola sependapat dengan pendapat Sihabudin Ahmad
kepada beradaptasi dengan baik dengan orang sekitar (2011:28) yang menyatakan bahwa bentuk paling nyata
agar memperoleh apa yang ingin dicapai atau mencari dalam komunikasi adalah bahasa. Secara sederhana
informasi. bahasa dapat diartikan sebagai suatu sistem lambang
Adapun pendapat dari Tubbs dan Moss (1996: yang teroganisasi, disepakati secara umum, dan
236). Komunikasi antar budaya terjadi bila pengirim merupakan hasil belajar, yang digunakan untuk
pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima menyajikan pengalaman-pengalaman dalam suatu
pesan adalah anggota dari suatu budaya lain. komunitas geografis atau budaya. Bahasa merupakan alat
Komunikasi antar budaya, komunikasi antar orang- utama yang digunakan budaya untuk menyalurkan
orang yang berbeda budaya (baik arti ras, etnik kepercayaan diri, nilai dan norma. Bahasa merupakan
ataupun perbedaan sosioekonomi). alat bagi orang-orang untuk berinteraksi dengan orang
Disini peneliti melihat bagaimana peran lain dan juga sebagai alat untuk berpikir.
komunikasi lintas budaya itu terjadi dalam lingkungan Yola berpendapat selama ia menjalani program
masyarakat baru yang didapatkan oleh informan pertukaran pelajar bahwa :
Bagus Putra ketika ia berkomunikasi dengan ras, suku “Saya mengikuti program pertukaran
atau etnik dari budaya lainnya, ketika budaya yang pelajar di Filipina, saya ditempatkan diperusahaan
dibawa oleh informan Bagus Putra yang berbeda dari penyiaran radio, tentunya saya pernah melakukan
daerah asalnya kemudian membaur dengan budaya siaran dan memberikan informasi mengenai diri saya
lainnya atau penerima pesan itu memiliki budaya yang dalam bahasa inggris, orang filipina sangat pandai
berbeda. berbahasa inggris, saya memberitahu mereka
Informan lainnya yang diberikan pertanyaan mengenai kebudayaan di Indonesia dan juga info
oleh peneliti adalah seorang mahasiswa pertukaran menarik lainnya kepada pendengar disana, peran
pelajar di jurusan bahasa inggris bernama Yosi dan ia komunikasi sangat berguna sekali bagi saya untuk
berperan sebagai tenaga pengajar saat mengikuti menyalurkan dan memberitahu orang lain mengenai
kegiatan pertukaran pelajar ke Filipina tahun 2019 segala hal dan itu membuat saya lebih percaya diri
yang lalu, sebagai tenaga pengajar Yosi tentunya dengan adanya komunikasi yang baik”.
no reviews yet
Please Login to review.