Authentication
339x Tipe PDF Ukuran file 0.20 MB Source: repository.uki.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunitas adalah sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menepati
suatu walayah nyata dan beriteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
serta terikat oleh suatu rasa identitas suatu komunitas (Deden Dermawan,
2012, hal. 2)
Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek
keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditunjukan kepada
pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok
khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spektrum
pelayanan kesehatan untuk masyarakat (Deden Dermawan, 2012, hal. 9)
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari individu-individu yang ada di dalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai
tujuan bersama (Friedman, 1998 dalam Komang Ayu, 2010 hal. 1)
1
2
Definisi keluarga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem, keluarga
mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau semua individu yang
tinggal di dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga saling
berinteraksi, interalasi dan interdependasi untuk mencapai tujuan bersama
(Sulistyo, 2012, hal.5)
Keperawatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditunjukan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat,
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana/penyalur
(menurut Bailon dan Magyala, 1978 dalam Sulistyo, 2012, hal.80)
Gout adalah penyakit yang diakibatkan gangguan metabolism purin yang
ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang-ulang
(Zairin Helmi, 2011, dalam Amin dan Hardhi, 2016 hal.259).
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan sekitar 335 juta orang di
dunia mengidap penyakit gout. Ketika seseorang telah mengalami
hiperurisemia maka dapat dikatakan pula seseorang tersebut mengalami
gout atritis, yang mana gout atritis merupakan salah satu penyakit rematik
yang menduduki urutan ketiga setelah reumatoid atritis. Prevelansi
penyakit gout di negara maju pada populasi seperti di USA diperkirakan
13,6/10000 penduduk (Usman, 2018). Prevalensi gout di negara
berkembang seperti Cina dan Taiwan setiap tahunnya semakin
berkembang, sedangkan di Indonesia diperkirakan hampir 80% penduduk
3
yang berusia 40 tahun atau lebih. (Usman, 2018 hal. 2). Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013, prevalensi
penyakit sendi adalah 24,7%. (Mellynda, 2014). Berdasarkan data hasil
Riskesdas tahun 2013 DKI Jakarta prevalensi penyakit sendi adalah 8,9%.
Berdasarkan data yang didapat dari puskesmas kelurahan Cawang dari
bulan Oktober 2018 - Desember 2018 jumlah pengunjung yang menderita
Gout Atritis sebanyak 14 laki-laki dan perempuan sebanyak 58 orang.
Menurut survei awal yang kami lakukan pada tanggal 8 Januari 2018-23
januari yang menderita gout atritis sebanyak 14 orang di RW 09 Kelurahan
Cawang Jakarta Timur.
Berdasarkan analisa survei di atas, keluhan yang dirasakan oleh penderita
Gout Atritis adalah nyeri. Gejala nyeri yang dirasakan penderita dapat
menyebabkan perubahan fisiologis yang berpengaruh terhadap penampilan
fisik dan menurunnya fungsi tubuh pada kehidupan sehari-hari. Sehingga
hal tersebut mendapat penanganan segera (Zahra. C & Kartika, 2018 hal.
3). Penggunaan kompres hangat dapat meningkatkan aliran darah ke suatu
area dan dapat menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.
Peningkatan aliran darah dapat menyingkirkan produk-produk inflamasi
seperti bradikinin, histamin dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri
lokal. Selain itu kompres hangat dapat merangsang serat saraf yang
menutup gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke medulla spinallis dan
otak dihambat (Price & Wilson, 2006 dalam jurnal Fajriyah, dkk, 2013,
4
hal.4), bahwa pemberian kompres air hangat terbukti menurunkan tingkat
nyeri gout atritis.
Oleh karena itu, permasalahan kebutuhan dasar nyeri harus diperhatikan,
pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan nyeri selama dilakukan
perawatan, menarik minat penulis untuk membahas dan menyusun
intervensi penatalaksanaan gangguan nyeri yang dialami oleh klien di
Kelurahan Cawang Jakarta Timur. Dari kasus gout atritis yang sangat
tinggi serta hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan nampaknya
tindakan dilakukan kompres hangat penting untuk dilakukan bagi para
penderita gout atritis agar keluhan nyeri yang dirasakan dapat berkurang.
Sebagai peran perawat dalam edukator atau memberikan promosi
kesehatan kepada keluarga penderita gout atritis diharapkan angka
kejadian gout atritis dapat berkurang dan keluarga di Kelurahan Cawang
Jakarta Timur dapat memengetahui penyakit gout atritis dan cara
menanganinya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran Asuhan Keperawatan Keluarga dengan masalah
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Pada Keluarga Yang Mengalami Gout
Arthritis di Kelurahan Cawang
no reviews yet
Please Login to review.