jagomart
digital resources
picture1_Contoh Metode Penelitian 35011 | Template Seminar Unibraw


 182x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.25 MB       Source: eprints.binadarma.ac.id


File: Contoh Metode Penelitian 35011 | Template Seminar Unibraw
penerapan metode quality function deployment qfd pada pengembangan produk differential locker 1 2 m kumroni makmuri amiludin zahri 1 2 universitas bina darma jl a yani no 3 palembang kumroni ...

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 11 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                          Penerapan Metode Quality Function Deployment
                          (QFD) pada Pengembangan Produk Differential
                                                                       Locker
                                                                                (1)                   (2)
                                                     M. Kumroni Makmuri , Amiludin Zahri  
                                                               (1), (2), 
                                                                    Universitas Bina Darma
                                                                Jl. A. Yani no 3 Palembang
                                                                kumroni@binadarma.ac.id
                                                                           ABSTRAK
                                    Penelitian   ini   secara   umum   bertujuan   untuk   mendisain   alat   bantu   bagi   truk
                                 pengangkut hasil perkebunan untuk mengatasi hambatan prasarana jalan perkebunan
                                 yang rusak  sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. 
                                    Pengunci gardan (differential locker) merupakan salah satu alat bantu yang dapat
                                 digunakan untuk mengatasi prasarana jalan perkebunan yang rusak. Produsen harus
                                 mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk melalui metode Quality
                                 Function Deployment (QFD) juga kekuatan bahan baku besi.
                                     Hasil penelitian pertama mendapati konsumen lebih menyukai produk locker manual
                                 (353) berbanding otomatis (125,42). Berdasarkan urutan kepentingan,  daya tahan
                                 produk urutannya 1, Bahan baku yang baik urutannya 2, dan kemampuan operasi produk
                                 urutannya   3.   Sedangkan   hasil   rancangan   proses   produksi     Differential  Locker
                                 berdasarkan prioritas adalah pemilihan jenis bahan dengan nilai 49%, prioritas ke dua
                                 pembuatan alat dengan  nilai 25%, prioritas ke tiga pemilihan lampu indikator dengan
                                 nilai 15 %.
                                    Hasil penelitian kedua mendapati bahwa pembuatan produk Differential Locker untuk
                                 kendaraan truk dengan kapasitas angkut sebesar 5,032 ton sesuai dengan standar uji
        31.75 mm                 dari  Dinas Perhubungan Sumatera Selatan  untuk truk Colt Diesel FE 73 110 PS                       25.4 mm (1.0 inch)
        (1.25 inch)              memerlukan bahan baku Baja Karbon Sedang dengan kadar karbon antara 0,25 %- 0.6
                                                                                     2
                                 % dengan kode S 50 C yang berkekuatan 62 kg/mm  
                                 Kata kunci— bahan baku baja, differential locker, kebutuhan dan keinginan konsumen, 
                                                         Quality Function  Deployment,  .
                                                                    I. PENDAHULUAN
                            Sumatera selatan merupakan provinsi yang terletak di lintang pada posisi antara 102 º 40′ 0″-
                        103º 0′ 0″ bujur timur dan 3º 4′ 10″ – 3º 22′ 30″ lintang selatan memiliki sumber daya alam yang
                        begitu melimpah. Salah satu sumber daya alam provinsi ini adalah memiliki sumber daya
                        perkebunan seluas 1.878.983 ha yang merupakan perkebunan milik rakyat dan perusahaan, terdiri
                        dari perkebunan karet, kelapa sawit, tebu, kopi, kelapa, lada dan lainnya dengan total produksi
                        4.040.150 ton.(BPS Sumsel 2014).
                             Selama 20 tahun terakhir, laju    pertumbuhan komoditas perkebunan ini sangat fantastis
                        sebagai hasil kerja keras semua komponen yang berkecimpung dibidangnya. Sektor pertanian
                        menempati urutan kedua sesudah pertambangan penyumbang PDRB Sumatra Selatan sebesar 16
                        %. (BPS Sumsel, 2014).  Melihat dari besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
                        Sumatera Selatan dan penyerapan tenaga kerja, maka sektor perkebunan sebagai salah satu bagian
                        dari sektor pertanian ini memegang peranan yang sangat penting bagi perekonomian masyarakat
                        Sumatera Selatan. Untuk itu sektor perkebunan perlu diberikan perhatian khusus.
                             Hasil perkebunan tersebut tidaklah berarti apabila tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana
                        transportasi yang memadai. Melalui Transportasi yang baik, hasil kebun tersebut dapat dipasarkan
                        ke daerah yang membutuhkan dengan harga yang juga akan baik. Tetapi apabila sarana dan
                        prasarana transportasi tersebut tidak baik, berakibat hasil kebun tersebut tidak dapat dipasarkan
                        dan akhirnya akan menumpuk di kebun dan rusak. Sarana dan prasarana  transportasi yang tidak
                                    Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri, 2017, Universitas Brawijaya – Malang 
                Srisakdi Charmonman
                baikpun berakibat harga komoditi ini akan mahal jika sudah sampai di pasar atau akan sangat
                murah jika masih di kebun.
                    Untuk itu sarana dan prasarana transportasi yang baik sangat diperlukan sehingga hasil kebun
                dapat didistribusikan atau dipasarkan. Kondisi nyatanya jalan sebagai salah satu prasarana
                transportasi di perkebunan sebagian besar rusak dan sukar untuk dilalui. 
                    Mengingat keterbatasan kemampuan pemerintah untuk memperbaiki prasarana jalan yang
                ada di perkebunan dalam waktu yang singkat, maka pemilik usaha perkebunan harus mencari
                solusi untuk mengatasi kerusakan jalan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan agar distribusi
                hasil perkebunan dapat sampai di pasar adalah melalui perbaikan sarana transportasi. Sarana
                transportasi perlu didisain untuk mengatasi kerusakan jalan tersebut agar kelangsungan kontribusi
                sektor ini terhadap perekonomian dapat terjamin. Sarana transportasi yang dimaksud adalah
                kendaraan. 
                    Semua kendaraan   pasti   memiliki   gardan  (diffrential)   yaitu   peranti   yang   berfungsi
                menyalurkan daya dari mesin pada kedua ban belakang   sehingga bisa bergerak maju atau
                mundur. Pada gardan standar (open differential) tenaga dari mesin sebenarnya hanya diteruskan
                ke roda yang putarannya paling minim hambatan.3
                    Namun, untuk kendaraan yang banyak bermain tanah, akan timbul masalah saat off-road.
                Contohnya ketika salah satu roda tergantung (saat melintas gundukan misalnya). Dengan open
                differential, maka tenaga akan tersalur ke roda yang tergantung itu. Alhasil, kendaraan stuck,
                karena roda yang bertenaga justru tak ada traksi. Begitu juga saat melintas lumpur atau tanah
                licin. Tenaga akan tersalur ke roda yang putarannya lancar. Padahal, untuk traksi maksimal, justru
                harus tersalur merata. Pada saat kondisi slip, roda kendaraan yang berputar hanya roda kendaraan
                bagian yang tidak slip. Semua kekuatan kendaraan hanya digunakan untuk roda bagian yang tidak
                slip. Akan tetapi apabila roda kendaraan yang slip dapat berputar bersamaan dengan roda
                kendaraan yang tidak slip, kondisi slip itu akan dapat diatasi. 
                    Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk mendisain alat bantu kendaraan yang dapat
                digunakan mengatasi kondisi jalan rusak yang ada di perkebunan. 
                    Locker  atau  differential Locker  merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh
                kendaraan mengikat kedua roda yang terdapat dalam as roda sehingga kedua roda tersebut dapat
                berputar secara bersamaan
                                            II. METODOLOGI PENELITIAN
                    Dalam proses perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari
                                                4  
                Need, Idea, Decision dan Action.  Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan
                mengidentifikasi kebutuhan (need) terhadap alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian
                dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk
                memenuhi kebutuhan tadi dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai
                alternatif yang ada, sehingga perancang akan dapat memutuskan (decision)  suatu alternatif yang
                terbaik. Pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan (Action).  
                Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu rancangan (Ainul.Gunadarma.ac.id) :
                1.  Analisa Teknik (Ilmu Logam)
                    Banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan bahan dan seterusnya.
                2.  Analisa Ekonomi
                    Berhubungan dengan ekonomis pembiayaan atau ongkos dalam merealisir     rancangan yang
                    telah dibuat.
                        
                A. Pengertian Locking Differential dan Limited Slip Differential 
                    Ada 2 macam cara penguncian sistem diferensial, pertama adalah Limited Slip Differential,
                kedua Differential Locker. Kedua macam metode penguncian diferensial adalah sebagai berikut :4
                1.  Locking Differential
                    Alat ini berfungsi untuk mengunci gerakan as roda poros sebelah kiri dan sebelah kanan. Hal
                ini diperlukan saat kondisi dimana traksi pada kedua roda dibutuhkan untuk melewati sebuah
                medan yang licin. 
                2.  Limited Slip Differential
                Proceedings of the Fifth International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society, December 11-12, 2008, 
                                                             2.2
               Sistem pertama, sesuai dengan namanya, mengunci poros roda kiri dan kanan berdasarkan
           beda putaran yang terjadi pada poros kiri dan kanan. Penguncian pada Limited Slip Differential
           (LSD) tergantung dari settingan awal dari pabrik pembuatnya, dilambangkan dengan prosentase,
           biasanya berkisar antara 70% sampai 90%. Prosentase tersebut melambangkan perbedaan putaran
           kiri dan kanan maksimum sehingga piranti LSD mengunci putara kedua poros roda.
                          III. HASIL DAN PEMBAHASAN
             A. Penentuan Produk menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)
               Hasil perhitungan dengan menggunakan metode QFD didapat konsep rancangan produk,
               seperti di bawah ini:
                       Gambar 1 Penentuan Konsep Rancangan Produk
                             Sumber :  Hasil olahan
               Setelah matriks penentuan konsep diperoleh maka selanjutnya dilakukan pemilihan 
             terhadap kedua konsep yang direncanakan. Sedangkan untuk memilih konsep yang terbaik 
             didasarkan pada nilai konsep positip tertinggi, yaitu produk Locker Manual. 
             Untuk dapat menentukan  tingkat kepentingan dilihat pada tabel di bawah ini :
           Proceedings of the Fifth International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society, December 11-12, 2008, 
                                 2.3
                Srisakdi Charmonman
                                                Tabel 1. Tingkat Kepentingan 
                                                                                          Tingkat
                     N                                     Nilai       Urutan           Kepentingan
                     o           Atribut Produk            Rata-     Kepentingan
                                                           rata
                     1   bahan baku yang baik              4,24           2            85%         5
                     2   kemudahan pengoperasian           3,78           5            76%         4
                     3   harga produk                      3,26           8            65%         4
                     4   disain produk                     2,62           12           52%         3
                     5   pelayanan purna jual               3,1           10           62%         4
                     6   daya tahan produk                 4,44           1            89%         5
                     7   waktu pemasangan produk           2,76           11           55%         3
                     8   kemampuan operasi produk          4,08           3            82%         5
                     9   kemudahan bongkar pasang          3,16           9            63%         4
                     10  pengaruh produk  atau dampaknya   3,72           6            74%         4
                         terhadap alat yang lain
                     11  ketergantungan produk  dengan     3,24           7            65%         4
                         peralatan yang lain
                     12  posisi penempatan  di gardan       4,1           4            82%         5
                         Sumber: hasil pengolahan data
                       Untuk hasil perhitungan berdasarkan tingkat kepuasan konsumen dari atribut-atribut lain
                dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
                                            Tabel 2 Tingkat Kepuasan Konsumen
                                                               Hasil Kuesioner          Total       Tingkat
                 No              Kebutuhan                   Skala Pengukuran           Skor       Kepuasan
                                                          1    2     3     4     5
                  1    bahan baku yang baik               2    1     3     21    23      4,24         4,24
                  2    kemudahan pengoperasian            1    4     12    21    12      3,78         3,78
                  3    harga produk                       1    12    18    11    8       3,26         3,26
                  4    disain produk                      7    20    12    7     4       2,62         2,62
                  5    pelayanan purna jual               2    13    18    12    5       3,1           3,1
                  6    daya tahan produk                  2    0     4     12    32      4,44         4,44
                  7    waktu pemasangan produk            5    11    26    7     1       2,76         2,76
                  8    kemampuan operasi produk                1     6     31    12      4,08         4,08
                  9    kemudahan bongkar pasang           2    7     26    11    4       3,16         3,16
                 10    pengaruh produk  atau dampaknya    0    2     17    24    7       3,72         3,72
                       terhadap alat yang lain
                 11    ketergantungan produk  dengan      0    15    16    11    8       3,24         3,24
                       peralatan yang lain
                 12    posisi penempatan  di gardan       2    2     5     21    20      4,1           4,1
                Sumber: hasil olahan
                    Setelah proses QFD selesai, maka dihasilkan prioritas dari rancangan produk dan proses 
                    yang perlu dilaksanakan.   Langkah    selanjutnya  yang  akan  dikerjakan    oleh  perancang  
                    yaitu  menentukan perencanaan produksi, yang menyangkut hal-hal operasional, seperti 
                    menyiapkan bahan baku sesuai dengan keinginan konsumen, desain dari locker dan lain-lain.
                    Cara menghitung persen prioritas adalah nilai prioritas design factor dibagi dengan jumlah 
                    dari design factor dikalikan 100 persen.Contoh : 
                Proceedings of the Fifth International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society, December 11-12, 2008, 
                                                              2.4
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Penerapan metode quality function deployment qfd pada pengembangan produk differential locker m kumroni makmuri amiludin zahri universitas bina darma jl a yani no palembang binadarma ac id abstrak penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendisain alat bantu bagi truk pengangkut hasil perkebunan mengatasi hambatan prasarana jalan yang rusak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen pengunci gardan merupakan salah satu dapat digunakan produsen harus mengetahui terhadap melalui juga kekuatan bahan baku besi pertama mendapati lebih menyukai manual berbanding otomatis berdasarkan urutan kepentingan daya tahan urutannya baik kemampuan operasi sedangkan rancangan proses produksi prioritas adalah pemilihan jenis nilai ke dua pembuatan tiga lampu indikator kedua bahwa kendaraan kapasitas angkut sebesar ton standar uji mm dari dinas perhubungan sumatera selatan colt diesel fe ps inch memerlukan baja karbon sedang kadar antara kode s c berkekuatan kg kata kunci i pendahuluan provinsi terl...

no reviews yet
Please Login to review.