Authentication
555x Tipe DOC Ukuran file 0.08 MB Source: dosen.ikipsiliwangi.ac.id
1
KONSEP DASAR DAN KARAKTERISTIK
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
Oleh:
Prof.Drs.Dewa Komang Tantra,Dip.App.Ling, MSc,Ph.D
Disampaikan dalam : “ Pelatihan Metodologi Penelitian untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran (PPKP) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Dosen-Dosen
LPTK se-Indonesia” yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (Dit.PPTK dan KPT),
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional
pada tanggal 1 – 4 Agustus 2005 di Denpasar
2
PRAKATA
Makalah ini hanya memuat sebuah pengantar tentang konsep dasar dan
karakteristik umum Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Oleh
karenanya, tidak banyak yang dapat dikemukakan secara rinci dalam makalah ini.
Makalah ini lebih bersifat sebagai materi dasar tentang pengertian dan ciri-ciri pokok
PTK yang dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya memahami PTK
Penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada
Prof.Sukamto,MSc,Ph.D, Direktur PPTK dan KPT, Ditjen Dikti, yang telah memberikan
kepercayaan untuk menyampaikan materi ini. Makalah ini jauh dari sempurna, sehingga
koreksi dan komentar untuk penyempurnaannya sangat diharapkan. Mudah-mudahan
makalah ini ada manfaatnya bagi dosen yang akan bergelut di bidang penelitian tindakan
kelas.
Penulis,
Prof.Drs.Dewa Komang Tantra,Dip.App.Ling, MSc,Ph.D
NIP.130 780 299
3
1. Pendahuluan
Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah
dengan memberikan kesempatan kepada dosen dan guru untuk
menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan nonpembelajaran
secara profesional dan kolaboratif lewat penelitian tindakan kelas
secara terkendali. Upaya meningkatkan kompetensi dosen dan guru
untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran akan memberi
dampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan
masalah pembelajaran akan semakin meningkat. Kedua, penyelesaian
masalah pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan
dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, sarana/prasarana,
dan hasil belajar. Dan ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi
akan bermuara pada peningkatan kualitas lulusan.
Peningkatan kualitas pembelajaran adalah merupakan dampak logis
dari perkembangan ipteks yang sangat pesat. Perkembangan ipteks
mengharuskan penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran
secara terus menerus. Disamping itu, perlu adanya pemuthakiran
pilihan atas konsep-konsep pembelajaran yang mendidik dan
diperlukan untuk meningkatkan kualitas lulusan itu sendiri.
Kemampuan meneliti di masa lalu cenderung dirancang dengan
pendekatan research-development-dissemination (RDD). Pendekatan
ini lebih menekankan perencanaan penelitian yang bersifat top-down
dan bersifat teoritis akademik. Paradigma demikian dirasakan tidak
sesuai lagi dengan perkembangan pemikiran baru,yaitu: research-
action-improvement (RAI). Manajemen penelitian ala RAI bersifat
buttom-up dan realitik-pragmatik, serta berangkat dari diagnosis
masalah secara nyata yang diakhiri dengan sebuah perbaikan
(improvement). Upaya perbaikan kualitas proses pembelajaran
demikian menuntut adanya inisiatif dan motivasi internal civitas itu
4
sendiri (an effort to internally initiate endeavors for quality
improvement).
RAI mengisyaratkan perlunya kemitraan antar dosen-dosen-
mahasiswa, baik pada tataran yang bersifat praktis maupun
konseptual. Kebutuhan akan kemitraan yang sehat dan produktif, yang
dikembangkan atas prinsip kesetaraan di antara pihak-pihak terkait
sudah sangat mendesak. Penelitianpun hendaknya dikelola
berdasarkan atas dasar kemitraan yang sehat (collaborative),
sehingga kedua belah pihak dapat memetik manfaat secara timbal
balik (reciprocity of benefits). Melalui rancangan penelitian tindakan
kelas (classroom action research) masalah-masalah pembelajaran
dapat dikaji dan dituntaskan, sehingga proses pembelajaran yang
inovatif dan ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diaktualisasikan
secara sistematis.
2. Asal Usul Penelitian Tindakan
Mengenai asal muasal lahirnya rancangan penelitian tindakan kelas
dapat ditelusuri dari awal penelitian dalam disiplin ilmu pendidikan
yang diinspirasi pendekatan ilmiah yang diadvokasi oleh filosof John
Dewey (1910) dalam bukunya How We Think dan The Sources of a
Science of Education. Pendekatan ilmiah yang digunakan Dewey
memang sangat ideal, namun pendekatan demikian tidak mampu
menyelesaikan masalah menjadi sebuah inkuiri sosial maupun
kependidikan yang merupakan sebuah upaya kolaboratif (Held,1980;
McTaggart,1993). Muncul suatu kebutuhan yang mendesak dalam
disiplin ilmu pendidikan yang lebih memfokuskan pada masalah
praktek, bukan pada masalah teori.
Kebutuhan terhadap sebuah upaya kolaboratif dalam menyibak
tabir pendidikan semakin hari dirasakan semakin mendesak. Pada
akhir tahun 1970 dan awal tahun 1980, di Amerika Serikat muncul
keinginan untuk mewujudkan kolaborasi demikian untuk
no reviews yet
Please Login to review.