Authentication
187x Tipe DOCX Ukuran file 0.84 MB Source: julianamn.files.wordpress.com
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL HORTIKULTURA Pengamatan Sifat Kimia Sayur dan Buah Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pengolahan Hasil Hortikultura dengan dosen pengampu Dewi Cakrawati, S.TP., M.Si Kelompok 11 Juliana M Nur (1306948) Haryati (1305666) Isnaeni Apriliani (1305572) Yanni Handayani (1306681) Yuni Suryani (1307703) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014 I. TEORI Pepaya Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu komoditas buah yang hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Krishna et al. (2008) mengemukakan bahwa bagian tanaman buah pepaya seperti akar, daun, buah dan biji mengandung fitokimia: polisakarida, vitamin, mineral, enzim, protein, alkaloid, glikosida, saponin dan flavonoid yang semuanya dapat digunakan sebagai nutrisi dan obat. Stadia kematangan buah pepaya ditentukan oleh perubahan warna kulit buahnya. Hasil penelitian Suketi et al. (2010) menunjukkan bahwa stadia kematangan saat buah dipanen tidak mempengaruhi karakter fisik buah, sedangkan karakter kimia buah yang dipengaruhi stadia kematangan buah saat dipanen ialah: kandungan padatan terlarut total dan vitamin C buah. Pada saat proses pemasakan, buah mengalami banyak perubahan fisik dan kimia setelah panen yang menentukan mutu buah untuk dikonsumsi. Penelitian Bari et al. (2006) mengemukakan bahwa pada buah pepaya yang dipanen saat buah masih hijau, matang, masak dan mendekati busuk, ternyata memiliki komposisi nutrisi yang sangat bervariasi Analisis komposisi nutrisi buah pepaya yang dilakukan oleh Pal et al. (1980), Yon (1994), Desai dan Wagh (1995), Puslitbang Gizi RI (1995), Sankat dan Maharaj (1997) dan Villegas (1997) menunjukkan hasil agak bervariasi, misalnya untuk kandungan vitamin C dari 40-126 mg/100 g, mineral kalium dari 39-337 mg/100 g dan kalsium dari 8-51.mg/100 g. Tabel Analisis Komposisi Buah dan Daun Papaya dalam satuan 100 gram Unsur Komposisi Buah Masak Buah Mentah Daun Energi (kal) 46 26 79 Air (g) 86.7 92.3 75.4 Protein 0.5 2.1 8 Lemak * 0.1 2 Karbohidrat (g) 12.2 4.9 11.9 B-karoten (IU) 365 50 18.25 Vitamin B (mg) 0.04 0.02 0.15 Vitamin C (mg) 78 19 140 Kalsium (mg) 23 50 353 Besi (mg) 1.7 0.4 0.8 Fosfor (mg) 12 16 63 Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI, 1979 Keterangan *sedikit sekali, dapat diabaikan Nanas Nenas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Anenas comosus. Nenas merupakan tanaman buah berupa semak dengan daging buah berwarna kuning. Kandungan air yang dimiliki buah nenas adalah 90%. Rasa pada buah nanas merupakan perpeaduan antara gula dan asam. gula yang terkandung dalam nanas yaitu glukosa 2.32%. fruktosa 1.42%, dan sukrosa 7.89% (Whiting, 1970 dalam Fitria, 2013). Asam-asam yang terkandung dalam buah nanas adalah asam sitrat, asam malat, dan asam oksalat. Jenis asam yang paling dominan yakni asam sitrat 78% dari total asam. Selama proses pematangan, buah nanas mengalami peningkatan bobot kotor maupun bersih, total padatan terlarut pada daging buah, peningkatan jumlah asam-asam dan penurunan kandungan air. Sudibyo et al(1992) mengungkapkan standar buah olahan kandungan airnya 78.6-86.4%, kandungan asamnya 0.64-1.18% dan untuk buah konsumsi segar Padatan Terlarut Total diatas 12% dengan kandungan asam 0.5-0.6%. Buah nenas mempunyai nilai ekonomi penting selain dapat dikonsumsi sebagai buah segar juga dapat diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti selai, sirup, buah kalegan dan sebagainya (Dalimunthe,2008). Menurut Kayser nanas segar mengandung zat padat 16,72%, asam citrate 0,63%, gula invert 4%, dan sukrosa sekitar 8,6 gram/100cc. buah mengandung manitol +1% asam terdiri dari sitrat dan malat (13% dari keseluruhan sitrat) zat warna karotine (1,5-2,5 mg/kg). Perubahan fisiologi pada suatu buah dapat terjadi karena adanya perubahan kimia dan perubahan fisik. Perubahan kimia yang terjadi meliputi perubahan kandungan karbohidrat, etilen, asam, lipid, rotein. Sedangkan perubahan fisik meliputi perubahan warna, tekstur, dan perubahan citarasa (Santoso, 2006) Mentimun Mentimun adalah salah satu jenis sayuran yang sering dijumpai pada hampir setiap sajian makanan. Mentimun menjadi salah satu sayuran utama yang dibudidayakan oleh petani Indonesia, disamping bawang merah, tomat, cabai, kacang panjang, kentang, dan kubis. Menurut informasi dari Food and Agriculture Organization (FAO), produksi mentimun di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari tahun 2000 yang hanya 423.282 ton, produksi mentimun meningkat menjadi 505.241 ton pada tahun 2002 (Anwar, 2005). Pada tahun 2008 produksi mentimun mencapai 540.122 ton dan mengalami peningkatan lagi pada tahun 2009 menjadi 583.139 ton (badan Pusat Statistik, 2009). Mentimun memiliki kadar air sekitar 96%. Dengan tingginya kadar air ini menjadikan mentimun sebagai sayuran yang sangat baik untuk meningkatkan serat dan asupan air. Selain itu, mentimun juga mengandung vitamin A, B6, C, serta beberapa mineral seperti kalsium, kalium, magnesium, dan silika. Kandungan mineral yang tinggi pada mentimun dapat membantu mencegah pemecahan kuku. Salah satu jenis mineral dengan kadar air tertinggi adalah kalium (K). Dengan adanya kandungan mineral kalium yang tinggi, konsumsi mentimun dapat membantu menurunkan tekanan darah pada orang-orang penderita darah tinggi (hipertensi). Polifenol dan flavonoid dalam mentimun dapat berfungsi sebagai antiradang. Selain itu, kandungan asam manolat dalam mentimun berfungsi menekan gula darah agar tidak berubah menjadi lemak (Utami,2011). Berikut merupakan nutrisi yang terdapat pada 100 gram bahan mentah Nutrisi Jumlah Air 96,10 g Energi 12 kal Protein 0,6 g Lemak 0,2 g Karbohidrat 2,4 g
no reviews yet
Please Login to review.