Authentication
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE
provided by FKIP UNS Journal Systems
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 11-20)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP
KELAS IX BERBASIS PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR
(JAS) PADA MATERI GERAKAN BUMI DAN BULAN
YANG TERINTEGRASI BUDAYA JAWA
1) 2) 3)
Hendrik Pratama , Sarwanto , Cari
1Magister Pendidikan Sains, FKIP UNS, Surakarta, 57126, Indonesia
hendrikpratama_2326@yahoo.co.id
2Magister Pendidikan Sains, FKIP UNS, Surakarta, 57126, Indonesia
sar1to@yahoo.com
3Magister Pendidikan Sains, FKIP UNS, Surakarta, 57126, Indonesia
carinln@yahoo.com
Abstrak
Fisika mempelajari tentang alam sekitar dan gejala-gejala alam. Pada Kurikulum 2013, budaya merupakan
salah satu komponen yang dikembangkan dalam proses pembelajaran. Pengembangan bahan ajar yang
relevan berdasarkan konsep ilmiah yang diintegrasikan dengan unsur budaya diperlukan agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: (1) prosedur pengembangan modul, (2) implementasi modul, dan (3) pandangan guru dan siswa
terhadap pengembangan modul. Penelitian ini mengacu pada model 4D (four-D model) yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Penelitian diawali dengan pembuatan draf modul, validasi
ahli, guru, dan teman sejawat. Hasil revisi berupa draf modul I diujicobakan secara terbatas pada 9 siswa
kemudian direvisi menjadi draf modul II. Tahap selanjutnya dilakukan uji coba lapangan pada 32 siswa
dengan diberikan modul kemudian direvisi menjadi produk akhir. Tahap akhir modul disebarkan ke guru IPA
untuk mendapat umpan balik. Instrumen yang digunakan adalah angket, observasi, wawancara, dan tes. Uji
coba lapangan menggunakan one group pretest-posttes design. Data hasil belajar kognitif dihitung dengan
gain ternormalisasi dan diuji dengan uji t dua sampel berpasangan, sedangkan hasil belajar psikomotorik dan
afektif dihitung persentase ketercapaiannya. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan: (1) pengembangan
modul berbasis Pendekatan JAS yang terintegrasi budaya Jawa pada materi Gerakan Bumi dan Bulan
menggunakan model 4D (four-D model) yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran,
(2) pencapaian hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dalam kategori “Sedang”, (3)
terdapat perbedaan hasil belajar siswa, sebelum, dan setelah diterapkan modul, (4) hasil respon guru dan
siswa terhadap modul pembelajaran yang dikembangkan memiliki kategori “Baik”.
Kata kunci: pengembangan, modul, IPA, Gerakan Bumi dan Bulan, Jelajah Alam Sekitar, budaya Jawa.
Pendahuluan Peraturan Pemerintah Republik
Pendidikan IPA di Indonesia belum Indonesia nomor 74 tahun 2008 Pasal 2 Ayat
mencapai standar yang diinginkan, padahal (2) menyebutkan bahwa kompetensi guru
untuk memajukan ilmu pengetahuan dan meliputi kompetensi pedagogis, kepribadian,
teknologi (IPTEK) merupakan hal penting sosial, dan profesional yang diperoleh
dan menjadi tolak ukur kemajuan bangsa. melalui pendidikan profesi. Kompetensi
Kenyataannya, berdasarkan hasil laporan profesional merupakan kemampuan guru
beberapa lembaga internasional, dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu
perkembangan pendidikan di Indonesia pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
masih belum memuaskan. Hal ini tercermin yang diampunya. Mengacu pada perpu
dari hasil Study Programme For International tersebut, kurikulum baru yaitu Kurikulum
Student Assessment (PISA) 2012 2013 yang masih dalam uji publik
menunjukkan sistem pendidikan Indonesia mengarahkan bahwa budaya merupakan
masih kurang baik. Jumlah anggota PISA salah satu komponen yang dikembangkan
dari 65 negara, pendidikan Indonesia berada mulai dari tingkat sekolah dasar sampai
pada peringkat 64. dengan sekolah menengah atas. Dengan
11
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 11-20)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
demikian, terbuka peluang bagi daerah dan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
pengelola pendidikan untuk melakukan siswa. Bahan ajar sebagai salah satu
adaptasi, modifikasi dan kontekstualisasi komponen penting dalam proses
kurikulum sesuai dengan kenyataan kondisi pembelajaran perlu dirancang sesuai dengan
di lapangan, baik demografis, gografis, kebutuhan dan karakteristik siswa pada setiap
sosiologis, psikologis dan kultural siswa satuan pendidikan.
(Muslich, 2007). Modul merupakan salah satu bentuk
Inpres nomor 1 tahun 2010 bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
menyebutkan bahwa dalam upaya percepatan sistematis, didalamnya memuat seperangkat
pelaksanaan prioritas pembangunan nasional pengalaman belajar yang terencana, dan
maka perlu dilakukan penyempurnaan didesain untuk membantu peserta didik
kurikulum dan metode pembelajaran aktif menguasai tujuan belajar yang spesifik
berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk (Depdiknas, 2008: 4). Terkait dengan
membentuk daya saing dan karakter bangsa. pengembangan bahan ajar, saat ini
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan pengembangan bahan ajar dalam bentuk
nasional maka pengembangan kurikulum modul menjadi kebutuhan yang sangat ideal.
haruslah berakar pada budaya bangsa, Pendekatan kompetensi mempersyaratkan
kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan penggunaan modul dalam pelaksanaan
bangsa di masa mendatang. pembelajarannya. Modul dapat membantu
Beberapa penelitian yang mengkaji sekolah dalam mewujudkan pembelajaran
pentingnya budaya untuk pembelajaran yang berkualitas.
antara lain Wahyudi (2003) melakukan Salah satu materi yang mudah
kajian aspek budaya pada pembelajaran IPA dijumpai dalam lingkungan sekitar dan dapat
dan pentingnya kurikulum IPA berbasis diintegrasikan dengan budaya Jawa adalah
kebudayaan memberikan simpulan bahwa materi Gerakan Bumi dan Bulan. Pemilihan
latar belakang budaya siswa mempunyai materi ini didukung juga berdasarkan hasil
pengaruh pada proses pembelajaran siswa di Ujian Nasional (UN) menurut Balitbang
sekolah. Julie Lambert dan Eileen N. W.A., Kemdikbud tahun 2013, menunjukkan bahwa
(2008: 61-79) dalam penelitiannya khususnya pada indikator “menjelaskan ciri-
mempelajari bumi dengan menggunakan ciri anggota tata surya atau peredaran bumi
metode inkuiri berdasarkan prestasi linguistik dan bulan terhadap matahari” rata-rata skor
dan budaya siswa. Pembelajaran menjadi yang diperoleh siswa SMP di Kabupaten
lebih efektif pada kelas eksperimen dengan Sragen adalah 51,99, propinsi 59,34, dan
siswa yang heterogen baik budaya maupun nasional 61,51. Hal tersebut menunjukkan
asal daerah dalam upaya mempelajari ilmu hasil belajar siswa khususnya pada indikator
bumi yang lebih bersifat universal. tersebut masih rendah.
Sains yang mempelajari fenomena- Tujuan pengembangan modul
fenomena di alam semesta, kebenaran pembelajaran IPA Fisika SMP kelas IX
tentang fakta, dan fenomena alam diperoleh berbasis pendekatan JAS pada materi
melalui kegiatan empirik yang dapat Gerakan Bumi dan Bulan yang terintegrasi
diperoleh melalui eksperimen laboratorium budaya Jawa adalah (1) mengetahui langkah-
atau alam bebas. Penerapan pendekatan langkah pengembangan modul, (2)
Jelajah Alam Sekitar (JAS) sesuai diterapkan menganalisis dampak dari implementasi
pada pembelajaran sains. Pendekatan JAS modul terhadap peningkatan hasil belajar
bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar siswa, (3) menganalisis
dan simulasinya sebagai sumber belajar pandangan siswa dan guru terhadap modul.
melalui kerja ilmiah, serta diikuti
pelaksanaan belajar yang berpusat pada siswa Metode Penelitian
(Mulyani, S. et al., 2008). A. Tempat dan Waktu penelitian
Berdasar latar belakang di atas maka Penelitian dilaksanakan di SMP
dilakukan penelitian untuk mengembangkan Muhammadiyah 2 Masaran Sragen, Jawa
bahan ajar yang memuat fenomena Tengah. Penelitian ini dilakukan selama 5
permasalahan lingkungan di sekitar siswa
12
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 11-20)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
bulan yaitu dimulai dari bulan Oktober 2013 angket, dengan menjumlah semua data
sampai bulan Februari 2014. angket yang diperoleh kemudian menghitung
B. Model Pengembangan rata-rata persentase dari setiap komponen
Penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan persamaan:
penelitian dan pengembangan (research and
development). Tahap prosedur ................. (1.1)
pengembangan modul adalah; 1) Acuan pengubahan skor menjadi skala
pendefinisian (Define), 2) perancangan empat yang disajikan pada tabel 1.
(Design), 3) pengembangan (Develop), dan Tabel 1. Kategori persentase skor dalam skala 4
4) penyebaran (Disseminate). Rentang Nilai Kategori
C. Subjek penelitian 3,51-4 Sangat Baik
Subjek penelitian pada pendahuluan 2,51-3,50 Baik
melibatkan guru dan siswa di daerah Jawa 1,51-2,50 Cukup Baik
Tengah khususnya di SMP Muhammadiyah 2 1,00-1,50 Kurang Baik
Masaran Sragen. Tahap pengembangan
melibatkan 1 validator ahli dan materi, 2 Kelayakan modul pada penelitian ini
guru, dan 2 validator teman sejawat, 9 siswa ditentukan dengan nilai antara rentang 3,51-4
kelas IX-A dalam uji coba terbatas, 32 siswa (sangat baik) dan rentang 2,51-3,50 (baik).
kelas IX-B sebagai uji coba diperluas dengan Apabila hasil penilaian oleh validator
menerapkan modul pendekatan JAS memberikan hasil akhir lebih dari atau sama
terintegrasi budaya Jawa. Produk akhir dengan baik, maka modul yang
modul disebarkan sebagai tahap disseminate dikembangkan layak untuk digunakan dalam
pada guru forum Musyawarah Guru Mata pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil
Pelajaran (MGMP) IPA di Kabupaten konversi skor menjadi kategori maka
Karanganyar, Jawa Tengah. didapatkan nilai produk media pembelajaran
D. Desain Uji Coba yang dikembangkan.
Desain yang digunakan dalam Persyaratan data statistik agar dapat
penelitian ini yaitu pre eksperiment diuji menggunakan paired t- test adalah
menggunakan one group pretes-posttest sebaran data harus normal dan homogen.
design menggunakan satu kelas eksperimen. Oleh karena itu, sebelumnya perlu dilakukan
Model eksperimen penelitian yang dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan
seperti ditunjukkan berikut ini. uji homogenitas. Sebelum dilakukan uji t,
data diuji efektivitas terlebih dahulu dengan
O = nilai pretes (sebelum diberi menghitung peningkatan hasil belajar siswa
1
perlakuan) menggunakan teknik normalized gain atau
O X O X = perlakuan berupa penerapan sering disebut gain score (Hake, 1998: 4)
1 2
modul pembelajaran dengan persamaan:
O = nilai postes (setelah diberi
2 =
perlakuan)
E. Instrumen Pengumpulan Data .............(1.2)
Instrumen yang digunakan untuk adalah rerata score final (posttest) dan
mengumpulkan data adalah (1) angket adalah rerata score initial (pretest)
kebutuhan siswa dan guru, (2) wawancara, kelas. Kriteria ternormalisasi adalah:
(3) lembar observasi, (3) angket untuk () > 0,70 = gain score ternormalisasi
keterbacaan modul dan (4) tes hasil belajar, tinggi, 0,70 > () > 0,30 = gain score
(5) rubrik penilaian keterampilan proses ternormalisasi sedang dan ()<0,30 = gain
psikomotorik dan angket afektif, (6) angket score ternormalisasi rendah.
respon siswa, dan (7) angket komentar guru
terhadap modul. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Pendefinisian (Define)
F. Teknik analisis data Pada tahap studi pustaka, ditemukan
Pengolahan data dalam penelitian ini bahwa perangkat pembelajaran dan sarana
dengan analisis deskripsi kuantitatif. Analisis prasarana yang dimiliki guru sudah lengkap,
13
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. I, 2015 (hal 11-20)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
namun belum memiliki modul sebagai bahan (4) terminologi asing lebih ditekankan pada
ajar. Perangkat pembelajaran yang dimiliki pembelajaran walaupun dalam budaya Jawa
SMP Muhammadiyah 2 Masaran masih ada khususnya pada materi rasi bintang; (5)
menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat materi perubahan musim dan perhitungan
Satuan Pendidikan). Sedangkan dalam kalender tidak seluruhnya disampaikan; (6)
penelitian ini menggunakan Kurikulum 2013. secara umum guru IPA menghendaki
Tujuannya adalah sebagai langkah awal pembelajaran IPA dengan memasukkan
penerapan Kurikulum 2013 yang masih budaya Jawa yang berkaitan pada materi
dalam taraf uji publik. yang akan dikembangkan.
Hasil wawancara terhadap guru dan 2. Perancangan (Design)
siswa diperoleh gambaran awal tentang Menurut Thiagarajan (1974) tahap ini
proses kegiatan belajar mengajar sebagai terdiri empat kegiatan, yaitu: menentukan
berikut: (1) pembelajaran yang dilakukan standar acuan tes (constructing criterion-
oleh guru cenderung menggunakan metode referenced test), memilih alat (media
ceramah, tanya jawab, kemudian dilanjutkan selection), memilih susunan (format
diskusi; (2) guru menggunakan buku selection), merancang pola awal (initial
pegangan yang berasal dari BSE dan buku design).
terbitan yang beredar; (3) guru tidak Tahap penyusunan standar acuan tes
menggunakan modul dalam proses berupa penyusunan tes awal (pretest) dan tes
pembelajaran; (5) hasil belajar siswa kurang, akhir (postest). Kevalidan soal mengacu pada
rata-rata nilai untuk mata pelajaran IPA kriteria yang telah ditentukan dengan jumlah
adalah 70, (6) siswa mengalami kesulitan dan 31 soal valid dari 50 soal dalam arti soal
kurang tertarik mempelajari fisika. tersebut dapat mengukur kompetensi yang
Sedangkan hasil wawancara budayawan diharapkan. Namun dalam penelitian ini
(Ridin) dari daerah Tawangmangu Jawa dipakai 30 soal untuk tes kognitif. Sedangkan
Tengah diperoleh hasil sebagai berikut: 1 soal tidak dipakai yaitu soal nomor 15
(1) dalam berbagai kehidupan budaya Jawa karena sudah terwakilkan dalam indikator.
masih digunakan oleh masyarakat, (2) Sedangkan 19 soal dinyatakan tidak valid.
budaya Jawa yang masih ada masih Nilai reliabilitas tes sebesar 0,833.
dipelajarai berdasarkan buku, cerita nenek Berdasarkan nilai reliabilitas tersebut dapat
moyang, dan ilmu “titen”, (3) budaya Jawa disimpulkan bahwa butir tes yang digunakan
ada dalam kehidupan sehari-hari sehingga dalam penelitian ini adalah reliable. Soal
dapat dipelajari, (4) budaya Jawa juga yang mempunyai daya beda buruk berjumlah
mempelajari ilmu IPA, misalnya ilmu 17, soal memiliki daya beda sedang
perubahan musim yang dikenal dengan berjumlah 17, dan 16 soal memiliki daya
pranata mangsa dan sistem kalender Jawa. beda yang baik. Soal memiliki kriteria sukar
Selain melakukan wawancara, tahap berjumlah 1 soal, dengan kriteria sedang 44
survei lapangan juga dilakukan dengan soal, dan 5 soal dengan kriteria mudah.
observasi terhadap forum Musyawarah Guru Produk awal (prototype) atau
Mata Pelajaran (MGMP) khususnya pada rancangan produk dilakukan untuk membuat
bidang IPA dan calon guru (mahasiswa S-2). modul atau buku ajar sesuai dengan kerangka
Observasi dilakukan dengan memberikan isi hasil analisis kurikulum dan materi.
angket. Hasil angket yaitu (1) Materi Bumi Dalam konteks pengembangan model
dan Alam Semesta di Sekolah Menengah pembelajaran, tahap ini berisi kegiatan
Pertama dibelajarkan pada kelas IX menyiapkan kerangka konseptual model dan
(Permendiknas nomor 22 tahun 2006), perangkat pembelajaran (materi, media, alat
sedangkan pada Kurikulum 2013 evaluasi). Sebelum rancangan (design)
dibelajarkan di kelas VIII (Permendikbud produk dilanjutkan ke tahap berikutnya,
nomor 68 tahun 2013); (2) siswa belajar maka rancangan produk (model, buku ajar,
menggunakan modul/buku kemudian dsb) tersebut perlu divalidasi dalam hal ini
sebagian besar dilanjutkan dengan diberi pembimbing mata kuliah tesis. Berdasarkan
penjelasan; (3) metode pembelajaran hasil validasi, ada kemungkinan rancangan
dilakukan dengan ceramah dan presentasi; produk masih perlu diperbaiki sesuai dengan
14
no reviews yet
Please Login to review.