Authentication
375x Tipe PDF Ukuran file 0.84 MB Source: digilib.polban.ac.id
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
BAB II
DASAR TEORI
2. 1. Sistem Plambing
Plambing merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembangunan suatu gedung. Perancangan dan perencanaan sistem plambing
haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan
dan perancangan gedung itu sendiri dalam penyediaan saluran air bersih maupun
saluran air kotor untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap air bersih
(Morimura dan Noerbambang, 1986).
Plambing merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
pemasangan pipa beserta peralatannya di dalam suatu gedung yang bersangkutan
dengan air. Fungsi dari sistem plambing adalah:
Menyediakan air bersih ke tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang
cukup.
Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian
penting lainnya.
2. 2. Sistem penyediaan air bersih
Menurut Morimura dan Noerbambang (1986) terdapat beberapa sistem
penyediaan air bersih, yaitu sebagai berikut:
2.2. 1. Sistem Sambungan langsung
Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan
pipa utama penyediaan air bersih. Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 3.
Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasi ukuran pipa cabang
dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk
perumahan dan gedung skala kecil dan rendah (Morimura dan Noerbambang,
1986).
5
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Gambar 3. Sistem sambungan langsung.
Sumber: Morimura dan Noerbambang. 1986. Perancangan dan pemeliharaan sistem plambing.
2.2. 2. Sistem Tangki Atap
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah (dipasang
pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanah), lalu dipompakan ke
tangki atas. Tangki atas dapat berupa tangki yang disimpan di atas atap atau di
bangunan yang tertinggi. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh bangunan.
sistem tangki atap dapat dilihat pada Gambar 4. Sistem tangki atap ini diterapkan
seringkali karena alasan-alasan berikut:
1) Fluktuasi tekanan pada alat plambing tidak besar atau dianggap tidak berarti.
Perubahan tekanan diakibatkan perubahan muka air pada tangki atap,
2) Pompa pengisi tangki atap dapat bekerja secara otomatis,
3) Perawatan tangki atap sangat sederhana dan mudah dilaksanakan.
(Morimura dan Noerbambang, 1986).
6
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Gambar 4. Sistem tangki atap.
Sumber: Morimura dan Noerbambang. 1986. Perancangan dan pemeliharaan sistem plambing.
2.2. 3. Sistem Tangki Tekan (Hidrosfor)
Prinsip hidrosfor yaitu air yang telah ditampung dalam tangki bawah,
dipompakan ke dalam suatu tangki tertutup sehingga udara di dalamnya
terkompesi. Air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi
bangunan. Daerah fluktuasi tekanan tergantung pada tinggi bangunan, misalnya
untuk bangunan 2 sampai 3 lantai tekanan air harus mencapai 1,0 kg/cm² sampai
1,5 kg/cm² atau 10 mka sampai 11,5 mka (muka kolam air), maka sebenarnya
volume air efektif yang akan mengalir hanyalah sekitar 10% dari volume tangki.
Sistem tangki tekan dapat dilihat pada Gambar 5. (Morimura dan Noerbambang,
1986).
7
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR D3-TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
Gambar 5. Sistem tangki tekan.
Sumber: Morimura dan Noerbambang. 1986. Perancangan dan pemeliharaan sistem plambing.
Menurut Morimura dan Noerbambang (1986), kelebihan sistem tangki tekan,
antara lain:
1. Lebih estetik dibandingkan dengan sistem tangki atap.
2. Perawatannya lebih mudah, karena dapat dipusatkan pada ruang mesin
bersama pompa-pompa lainnya.
3. Harga awal lebih murah dibandingkan dengan sistem tangki atap.
Kekurangan-kekurangannya:
1. Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm² sangat besar dibandingkan
dengan sistem tangki atap.
2. Dengan berkurangnya udara, kompresor merupakan kebutuhan mutlak untuk
dipasang.
3. Lebih berfungsi sebagai suatu sistem pengaturan otomatik pompa penyediaan
air saja dan bukan sebagai sistem penyimpanan air seperti tangki atap.
8
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
no reviews yet
Please Login to review.