Authentication
336x Tipe PDF Ukuran file 0.19 MB Source: repository.unair.ac.id
Communication Privacy Management (Manajemen Komunikasi Privasi)
tentang Hubungan Seks Pranikah yang telah dilakukan oleh Remaja
Ika Wahyu Natalia
Program Studi Media dan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Dharmawangsa Dalam Selatan, Surabaya, Indonesia
ikawahyunatalia@gmail.com
Kata kunci : Communication Privacy Management (CPM), Remaja, Seks Pranikah
Abstak : Seks pranikah merupakan hal tabu di Indonesia, berbeda dengan Negara Cina
dan Jepang yang dianggap legal. Penelitian menyebutkan 44% pelajar SLTA di
Surabaya berpandangan bahwa hubungan seks selama pacaran diperbolehkan dan
16% diantaranya telah melakukan hubungan seks. Sedangkan data dari PKBI
Provinsi Jawa Timur (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) menunjukkan
bawa ada peningkatan prosentase remaja yang telah melakukan seksual aktif
sebelum menikah di Kota Surabaya, yaitu pada tahun 2016 prosentase sebesar 7%
dan 2017 sebesar 10%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran manajemen
komunikasi privasi yang dilakukan remaja yang telah melakukan hubungan seks
pranikah dalam mengungkapkan rahasianya tersebut kepada orang lain. Peneliti
menggunakan Teori Communication Privacy Management (CPM) dalam
menganalisis kasus tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif
dengan tipe penelitian deskriptif dan pengumpulan data menggunakan
wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan remaja yang telah
melakukan seks pranikah/owner) dan orang-orang yang dipercaya oleh informan
tersebut (teman dekat atau sahabat) untuk menerima informasi rahasia privasi
tersebut (co-owner).
Hasil dari penelitian ini adalah remaja yang telah melakukan hubungan seks
pranikah cenderung nyaman membagi rahasianya tersebut kepada rekan
curhatnya atau sahabat dekatnya. Rekan curhat/co-owner yang dipilih informan
antara laki-laki dan perempuan berbeda menurut kenyamanan dan kepercayaan
yang telah didapatkan. Menanggapi hal tabu seks pranikah berbeda-beda, laki-
laki menganggapnya hal biasa, sedangkan perempuan tidak. Teman sebaya dan
keluarga turut mempengaruhi perilaku remaja, sehingga sebaiknya dalam
keluarga selain memberikan kebebasan tentunya tidak lupa mengontrol.
Turbulensi batasan (Turbulence Boundary) yang diterima informan berbeda-
beda reaksinya, ada yang memahami tetapi ada yang kecewa.
1 PENDAHULUAN minum minuman beralkohol,
penyalahgunaan narkoba dan melakukan
Semakin pesatnya perkembangan hubungan seks pranikah (Heny, Lestari
teknologi dan informasi, memberikan dan Sugiharti., 2011). Penelitian ini
kontribusi untuk mempengaruhi perilaku meneliti salah satu perilaku beresiko
masyarakat khususnya remaja. Remaja tersebut, yaitu hubungan seks pranikah
cenderung mengikuti trend yang berlaku yang dilakukan oleh remaja. Peneliti
saat itu untuk mendapatkan pengakuan akan memaknai setiap informasi yang
dari teman sebayanya atau lingkungan diutarakan oleh remaja tersebut dan
sekitarnya. Perkembangan kepribadian pihak-pihak yang telah diberikan
dan adaptasi sosial berkaitan dengan informasi rahasia privasinya, perihal
munculnya perilaku beresiko bagi telah melakukan hubungan seks
kesehatan remaja, seperti merokok, pranikah.
Menurut Sarwono yang mengutip memerlukan private disclosure
pendapat Jensen, seks pranikah yang (pengungkapan pribadi). Private
dilakukan oleh remaja merupakan disclosure (pengungkapan pribadi)
kenakalan yang menyimpang dari menurut Petronio dalam West dan
kebiasaan yang ada di masyarakat Turner adalah proses mengungkapkan
Indonesia. Semua tingkah laku yang informasi privasi kepada pihak lain.
menyimpang dari ketentuan yang berlaku Private disclosure (pengungkapan
dalam masyarakat (norma agama, etika, pribadi) memerlukan penerimaan
peraturan sekolah dan keluarga) disebut (acceptance) dan dukungan (support)
sebagai perilaku menyimpang dari orang terdekat/pihak lain yang
(deviation). Menurutnya, hubungan seks dipercaya (misalnya: orang tua, teman
di luar perkawinan tidak hanya dianggap atau sahabat). (West, Richard & Turner,
tidak baik, tetapi juga tidak boleh ada. Lynn H., 2014).
Anggapan ini dipengaruhi oleh ajaran Privasi dalam Sandra Petronio
agama, sehingga menyebabkan sikap didefinisikan sebagai perasaan bahwa
negatif masyarakat terhadap hubungan seseorang memiliki hak untuk memiliki
seks. Lalu, orang tua dan pendidik informasi pribadi, baik secara pribadi
menjadi tidak mau terbuka atau berterus maupun secara kolektif; akibatnya,
terang kepada anaknya tentang munculkan batas garis kepemilikan
pendidikan seks atau berkaitan dengan untuk individu. (Petronio, Sandra.,
kesehatan reproduksi, dikhawatirkan 2002). Pengungkapan hal tabu dan
nanti jika anak-anak akan mengikuti privasi tersebut melibatkan komunikasi
melakukan hubungan seks sebelum interpersonal antara remaja (sebagai
waktunya (seks pranikah). Pendidikan owner/pemilik rahasia privasi) dan pihak
seks kemudian menjadi tabu untuk lain yang telah dipercaya (disebut co-
dibicarakan walaupun antara anak owner/pendamping/rekan curhat)
dengan orang tuanya sendiri. Sulitnya dianggap mampu menjaga rahasia
komunikasi, khususnya dengan orang tersebut. Adanya penerimaan
tua, yang akhirnya akan menyebabkan (acceptance) dan dukungan (support)
perilaku seksual yang tidak diharapkan dari pihak lain yang dipercaya (co-
(Sarwono, Sarlito W., 2013). owner) akan memudahkan remaja
Seks pranikah merupakan hal tabu sebagai pemilik rahasia privasi (owner)
di Indonesia, tetapi tidak bagi Negara untuk mengungkapkan. Komunikasi
lain seperti Cina. Menurut berita interpersonal dalam pengungkapan
Kaskus.co.id yang mengutip penelitian perihal masalah pribadi yang dilakukan
dari Yinhe seorang pakar seksologi oleh remaja akan berbeda ketika akan
mengatakan bahwa seks diluar nikah mengungkapkan mengenai hal-hal yang
tidak lagi dianggap ilegal di Cina dan tidak bersifat privasi.
dikembalikan sebagai pilihan personal. Komunikasi interpersonal terjalin
(www.kaskus.co.id). Berita yang sama antara remaja sebagai owner yang telah
dari Kaskus.co.id, remaja Jepang mengungkapkan hubungan seks
memiliki etika ketika berpacaran. pranikahnya kepada pihak lain/orang
Mereka akan menganggap remeh orang terdekat (orang tua, saudara laki-
yang berpacaran namun masih menjaga laki/perempuan, teman/sahabat).
keperawanannya. Jadi remaja di Jepang Mengutip dari Joseph A. Devito,
memiliki ketentuan ketika berpacaran komunikasi interpersonal adalah
mereka harus melakukan seks pranikah komunikasi yang terjadi antara beberapa
dengan kekasihnya (www.kaskus.co.id). orang yang saling terhubung.
Gambaran fenomena tersebut masih Komunikasi interpersonal mencakup hal-
menarik untuk diteliti. hal yang diperlukan, misalnya antara
Seks pranikah yang dilakukan putra dan ayahnya, majikan dan
remaja dianggap tabu oleh budaya kita di karyawan, dua saudara perempuan,
Indonesia. Maka hal tersebut menjadi seorang guru dan seorang siswa, dua
sangat privasi dan menimbulkan kekasih, dua teman, dan seterusnyanya
kesulitan dalam upaya mengungkapkan yang dipercaya (co-owner). (DeVito,
karena adanya perasaan bersalah. Tidak Joseph A., 2013)
berani berterus terang dan muncul Pada saat akan memutuskan
perasaan bersalah membuat remaja mengungkapkan dan merahasiakan hal
tersebut, muncul tekanan-tekanan melihat alasan lain misalnya seperti suka
tertentu. Berdasarkan hal tersebut, sama suka, karena dijanjikan pekerjaan
peneliti menggunakan Communication tertentu, atau terjadi begitu saja.
Privacy Managemment Theory (Teori Perbedaan permasalahan dan alasan
Manajemen Komunikasi Privasi) oleh melakukan hal tersebut tentunya berbeda
Sandra Petronio dalam mencari jawaban pengungkapannya serta hasilnya.
dari rumusan pada permasalahan yang Saat remaja tersebut akan
ada, yaitu bagaimana remaja mengelola membagikan informasinya kepada pihak
informasi privasinya tentang hubungan lain yang dipercaya, (misalnya ke orang
seks pranikah yang dilakukannya. tua, saudara, teman/sahabat), ada
Peneliti memilih menggunakan teori batasan-batasan yang tentunya berbeda-
ini, karena bahasan yang diambil tentang beda antara remaja satu dengan yang
private disclosure (pengungkapan lainnya. Antara pihak-pihak yang telah
pribadi) atas rahasia privasi informasi dipercaya, informasi tersebut diceritakan
individu atau dalam suatu hubungan, secara keseluruhan ataukah hanya
dalam hal ini adalah mengenai hubungan sebagian saja, serta adanya alasan lain
seks pranikah, yang dianggap tabu oleh yang mendasari remaja tersebut
budaya Indonesia. Seks pranikah menyampaikan rahasia privasinya.
merupakan bahasan yang tidak bisa
dibicarakan dengan terbuka seperti
membahahas tentang makanan, tetapi 2 METODE
perihal seks pranikah ini adalah tabu
sehingga dalam mengungkapkannya pun Subjek pada penelitian ini adalah
membutuhkan orang dan waktu yang remaja perempuan atau laki-laki berusia
tepat, sehingga rahasia seks pranikah ini 10–24 tahun yang telah melakukan
tetap menjadi rahasia. hubungan seks pra nikah di Kota
Pengungkapan pemasalahan yang Surabaya. Batasan usia remaja diambil
tabu dan rahasia tersebut, peneliti antara pengertian dari WHO, remaja
menggunakan Communication Privacy adalah penduduk dalam rentang usia 10-
Management Theory (Teori Manajemen 19 tahun. Pengertian remaja yang lain
Komunikasi Privasi) Sandra Petronio, adalah menurut Peraturan Menteri
karena dengan teori ini peneliti dapat Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
memaknai setiap informasi yang remaja adalah penduduk dalam rentang
diperoleh dari hubungan yang terjalin usia 10-18 tahun sedangkan menurut
antara informan sebagai remaja yang Badan Kependudukan dan Keluarga
telah melakukan hubungan seks pranikah Berencana (BKKBN) rentang usia
(owner) dan pihak lain yang remaja adalah 10-24 tahun dan belum
dipercaya/rekan curhatnya (co-owner) menikah.
berdasarkan asumsi-asumsi yang ada Penelitian ini menggunakan
dalam teori tersebut, disesuaikan dengan pendekatan Kualitatif dengan tipe
temuan di lapangan. Pemilik informasi penelitian deskriptif yang bertujuan
yang telah melakukan hubungan seks untuk lebih memahami dan memaknai
pranikah adalah remaja laki-laki maupun setiap informasi yang dialami informan.
perempuan (disebut owner) dan pihak Pengumpulan data menggunakan
lain yang dipercaya (rekan curhatnya) wawancara mendalam (indepth
menerima informasi rahasia tersebut, interview) kepada informan yang
disebut co-owner. (West, Richard & mempunyai rahasia privasi (remaja yang
Turner, Lynn H., 2014). telah melakukan seks pranikah/owner)
Penelitian ini berbeda dengan dan orang-orang yang dipercaya oleh
penelitian sebelumnya karena penelitian informan tersebut untuk menerima
ini tidak hanya melihat pada kedekatan informasi rahasia privasi tersebut (co-
hubungan antara remaja dengan pihak owner).
yang diberikan informasi privasinya,
seperti pada penelitian sebelumnya
(kepercayaan, kekuatan keluarga, latar
belakang keluarga, latar belakang 3 HASIL
permasalahan, ekonomi, budaya, adanya
motivasi, kualitas relasional), tetapi juga
Menurut penelitian terdahulu remaja, ada hubungan kekuatan keluarga
dengan permasalahan lain tetapi dengan perilaku seksual berisiko pada
menggunakan teori yang sama, yaitu remaja serta variabel umur dan jenis
Communication Privacy Management kelamin paling berhubungan dengan
Theory (Teori Manajemen Komunikasi perilaku seksual berisiko pada remaja di
Privasi) dalam menjawab permasalahan Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun
penelitiannya berbeda – beda hasilnya. Selatan Kabupaten Bekasi. (Nurhayati.,
Penelitian pertama oleh Reni Puspita 2011).
Sari mengatakan, bahwa setiap remaja Berdasarkan penelitian sebelumnya
putri memiliki perbedaan dalam tentang hubungan seks yang dilakukan
mengungkapkan rahasia kehamilannya oleh remaja, peneliti mengkaitkan juga
kepada pihak lain. Hal tersebut dengan teori Communication Privacy
dipengaruhi oleh kedalaman hubungan Management oleh Sandra Petronio
(depth) dengan orang-orang terdekat dan dengan asumsi-asumsi yang ada.
kepercayaan (trust), latar belakang Asumsi-asumsi dasar Teori Manajemen
keluarga, gender, motivasi, keuntungan Komunikasi Privasi (Communication
dan kerugian pengungkapan informasi Privacy Management Theory – CPM)
rahasia, kondisi lingkungan dan juga bila dikaitkan dengan kasus hubungan
psikologi remaja tersebut. (Puspita Sari, seks pranikah yang dilakukan remaja,
Reni., 2014). masing-masing asumsi dipengaruhi oleh
Penelitian selanjutnya yang budaya (culture), gender dan motivasi;
dilakukan oleh Maria Butauski, sedangkan kontekstual situasi, rasio
memfokuskan pada privasi dan identitas resiko-keuntungan sebagai hal
remaja, serta mengeksplorasi bagaimana pendukung, yang pada akhirnya akan
anak muda berbagi informasi mengenai menimbulkan permeabilitas informasi
perkembangan identitas mereka dengan yang berbeda.
orang tua, dan pengembangan identitas Hubungan seks pranikah yang
diri remaja pada karir, agama, dan dilakukan oleh remaja merupakan hal
politik. Hasil yang diperoleh adalah yang tabu untuk dibicarakan, karena
sikap orang tua yang terbuka atau termasuk dalam perilaku menyimpang
moderat menyebabkan anak bebas yang tidak diterima oleh masyarakat,
mengemukakan pendapatnya dalam karena tidak sesuai dengan budaya dan
menentukan karir, agama dan politik. norma yang berlaku di Indonesia.
Kedekatan hubungan, kepercayaan Secara situasi, hubungan seks tidak
membuat anak-anak muda lebih mudah seperti kehamilan diluar nikah, yang
mengungkapkan hal yang menjadi tidak bisa disembunyikan untuk waktu
pilihannya, tentunya dengan arahan dan yang lama, hubungan seks dapat
dukungan, serta ada batasan-batasan tersimpan rapi bila owner (sebagai
yang menjadi aturan dalam kedekatan pemilik informasi privasi rahasia)
hubungan tersebut. Terjadi krisis privasi memutuskan untuk merahasiakan.
bila dalam hubungan tersebut ada yang Tetapi apabila owner memutuskan
melanggar aturan privasi yang telah untuk mengungkapkan, ada beberapa
disepakati, sehingga anak muda enggan hal utama yang menjadi pertimbangan,
mengungkapkan kembali dengan pihak agar rahasia tersebut tetap aman. Hal
lain. (Batauski, Maria., 2016). utama tersebut adalah bagaimana
Hasil dari penelitian lain tentang memilih co-owner (pihak lain yang
“Hubungan Pola Komunikasi dan dipercaya) yang dapat menjaga rahasia
Kekuatan Keluarga dengan Perilaku dengan baik, melihat apakah perempuan
Seksual Berisiko pada Remaja di Desa lebih dapat dipercaya daripada laki-lakai
Tridaya Sakti Kecamatan Tambun ataukah sebaliknya, kedekatan
Selatan Kabupaten Bekasi”, yang hubungan yang terjalin (misalnya
dilakukan oleh Nurhayati menunjukkan kepada orang tua, teman, atau sahabat),
bahwa ada hubungan antara usia dengan dan motivasi yang mendasari
perilaku seksual berisiko pada remaja, mengungkapkan informasi privasi.
ada hubungan antara jenis kelamin Hal tersebut yang akan
dengan perilaku seksual berisiko pada mempengaruhi permeabilitas (batasan
remaja, ada hubungan pola komunikasi informasi) informasi privasi yang akan
dengan perilaku seksual berisiko pada disampaikan ke co-owner. Sandra
no reviews yet
Please Login to review.