jagomart
digital resources
picture1_Pro1415306029


 177x       Tipe DOCX       Ukuran file 0.06 MB       Source: sc.syekhnurjati.ac.id


File: Pro1415306029
a latar belakang masalah seiring perkembangan zaman tentang pemikiran islam di indonesia wacana tentang islamisasi psikologi belum banyak dipublikasikan oleh karena itu upaya untuk memperkenalkan pemikiran tentang islamisasi psikologi secara ...

icon picture DOCX Word DOCX | Diposting 31 Jul 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
              A. Latar Belakang Masalah
                Seiring perkembangan zaman tentang pemikiran Islam di Indonesia, wacana
            tentang Islamisasi Psikologi belum banyak dipublikasikan. Oleh karena itu, upaya
            untuk memperkenalkan pemikiran tentang Islamisasi Psikologi secara mendalam
            layak dilakukan. Salah satu ilmuan Psikologi pada era ini yang menggeluti wacana
            Psikologi Islami adalah: Hanna Djumhana Bastam dan Djamaludin Ancok. Psikolog
            Hanna Djumhana Bastam dan Djamaludin Ancok termasuk orang yang mencoba
            memberi warna Islamisasi ilmu dengan memulainya dari disiplin ilmu Psikologi.
            Mereka  termasuk salah seorang di antara sedikit orang yang sangat serius mengkaji
            keterkaitan Psikologi dengan Islam. Sebagaimana yang diungkap oleh Djamaludin
            Ancok: Hanna Djumhana Bastam mempunyai tempat yang khas dan istimewa dalam
            kancah pergumulan pemikiran modern. Bahkan Djamaludin Ancok berfikiran bahwa
            “andai saja karya-karya pemikir Islam Indonesia dengan lancar diperkenalkan kepada
            pemikir-pemikir Islam di berbagai belahan dunia, maka Djamaludin Ancok percaya
            bahwa nama Hanna Djumhana Bastam akan menempati tempat yang khas”.1
                Dibandingkan dengan maraknya kegiatan Islamisasi ilmu-ilmu sosial lainnya,
            Islamisasi Psikologi dapat dikatakan agak ketinggalan, baik dalam banyaknnya temu
            ilmiah maupun dalam banyaknya karya-karya ilmiah yang dipublikasikan. Pada
            Symposiom on Psychology and Islam yang di selenggarakan di Universitas Ryadh
            Saudi Arabia tahun 1978 tercatat sebagai kegiatan internasional pertama dalam
            Islamisasi Psikologi. Tiga tahun sebelumnya, yaitu tahun 1975 Association of Muslim
            Social Sciences  (AMSS) telah membahas secara khusus perspektif Islam atas
            Psikologi.2
                Uniknya yang terlibat aktif dalam perintisan usaha ini bukan para Psikolog,
            melainkan orang-orang diluar Psikologi, misalnya sarjana-sarjana teknik, ekonomi,
            1  Djamaludin Ancok, “Kata Pengantar”, dalam Hanna Djumhana Bastam, Integrasi Psikologi dengan 
            Islam, hlm. ix.
            2  Hanna Djumhana Bastam, Islam Untuk Disiplin Ilmu Psikologi (Jakarta: Agustus, 2003), hlm. 1.
                                 1
            hukum, agama, dan bahkan otodidak Psikologi. Dalam hal ini pemikiran mengenai
            Islamisasi Psikolgi telah cukup berkembang ditanah air, hanya saja masih sporadis
            dan tidak ada komunikasi antara pemikir yang satu dengan pemikir yang lainnya.
            Namun pada simposiom nasional Psikologi Islami tahun 1994 yang diselenggarakan
            pada tanggal 11-13 November di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), para
            penulis, para pemikir, dan peminat Islamisasi Psikologi bertemu dalam event ini,
            dimana event ini adalah sebuah event ilmiah yang patut dicatat dalam sejarah
            perkembangan Psikologi di tanah air, karena pada simposiom itu secara resmi
            dimunculkan untuk pertama kali sebutan Psikologi Islami.3
                Dengan   menunjang   nama   ini   diharapkan   secara   langsung   tergambar
            karakteristik dan identitasnya yang berasal pada nilai-nilai Islami. Sebagai wadah
            yang masih menanti kelengkapan isi nama Psikologi Islami lebih luwes dan luas
            tinimbang nama-nama lain untuk sebuah gerakan Islamisasi Psikologi yang pada saat
            itu masih memerlukan kesepakatan lebih lanjut dari para Psikolog Muslim mengenai
            wawasan, landasan, rumusan, ruang lingkup, fungsi, tujuan, dan metodologinya.
            Islam pun memandang nama sangat penting, nama identik dengan terminologi, dan
            terminologi ekuivalen dengan konsep, sedangkan konsep merupakan produk penting
            dari akal budi manusia. Melalui sebuah nama seringkali kita mendapat sebuah
            gambaran mengenai karakteristik sesuatu, minimal mengetahui apa dan siapa yang
            diberi nama itu. Memberi nama berarti memberi identitas yang menandakan eksisnya
            sesuatu,4  dengan demikian salah satu tugas ilmu diantaranya adalah memberikan
            penjelasan. Sebagai sebuah disiplin ilmu, Psikologi diharapkan dapat menjelaskan
            adanya fenomena-fenomena atau problema umat manusia. Dalam hal ini Psikologi
            Islami mencoba menggunakan konsep Psikologi untuk memberikan penjelasan atas
            efektivitas pemberlakuan syariah Islam dalam menangani persoalan umat manusia.
            3 Ibid., hlm 2-3.
            4  Hanna Djumhana Bastam, Integrasi Psikologi dengan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 
            hlm. 3.
                                 2
                Syariah Islam merupakan aturan Allah yang diturunkan kepada manusia agar
            diterapkan dalam kehidupan manusia. Apabila manusia melaksanakan syariah-Nya
            itu, maka sejumlah manfaat akan dirasakan manusia, baik manfaat jangka panjang
            maupun jangka pendek.5
                Para Psikolog Muslim mulai membicarakan Psikologi Islami dengan hangat
            setelah buku “The Dilemma of Muslim Psychologists” karya Dr. Malik B. Badri
            diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Konon buku karya Malik B. Badri tersebut
            merupakan sebuah buku dengan judul dan tema yang  bagus, membuat kagum dan
            menimbulkan gairah ingin tahu. Hal itu terlihat dari cukup seringnya buku Dilema
            Psikologi Muslim dijadikan sebagai temu ilmiah atau kajaian-kajian Psikologi Islami
            oleh   mahasiswa   Psikologi.   Namun   dilain   pihak   buku   Malik   B.   Badri   justru
            menimbulkan kebingungan pada calon-calon Psikolog muslim karena menduga
            disiplin ilmu yang mereka tekuni bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
                Kreatifitas dan keberanian Hanna Djumhana Bastam dan Djamaludin Ancok
            mencoba   meninjau   masalah   “Dilema   Psikologi   Muslim”   dengan   tidak
            memandangnya hanya sebagai tantangan yang harus diatasi saja, melainkan juga
            sebagai peluang untuk turut mewujudkan Psikologi Islam.6
                Makna dari  dilema  itu sendiri  adalah sulit.7  Maka dapat dipahami bahwa
            dilema itu berarti situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara
            dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan,
            seperti pribahasa bagaikan makan buah simalakama.8  Namun bila dipahami dari
            tulisan Malik B. Badri dan dihubungkan dengan situasi dunia Psikologi sekarang,
            maka “dilema Psikolog Muslim” dapat dikatakan sebagai sengketa batin yang dialami
            para Psikolog Muslim karena disatu pihak menyadari bahwa Psikologi yang mereka
            5 Djamaludin Ancok, Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islami Solusi Islam atas Problrm-Problem 
            Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 7.
            6 Hanna Djumhana Bastam, Islam Untuk Disiplin Ilmu Psikologi (Jakarta: Agustus, 2003), hlm. 3.
            7 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama, 2007), hlm. 157.
            8 Hanna Djumhana Bastam, Op.cit., 2003, hlm. 6.
                                 3
            tekuni selama ini telah mempuyai posisi yang teguh sebagai sains yang isinya banyak
            yang tidak  Islami, sedangkan dilain pihak meyakini bahwa al-Qur’an dan Hadits
            banyak   sekali   mengandung   prinsip-prinsip   Psikologi   yang   benar   tetapi   pada
            kenyataannya Pskologi Islami pada saat itu belum terwujud. Ilmu Psikologi diyakini
            sudah mantap sebagai sains tetapi teori-teorinya banyak yang tidak benar menurut
            tolak   ukur   Islam,   sedangkan   al-Qur’an   dan   Hadits   isinya   maha   benar,   tetapi
            kebanyakan belum terumus sesuai syarat keilmuan.9 Seperti yang disebutkan oleh
            Nabi Muhammad saw “Aku tinggalkan (sesuatu) bagi kalian semua yang jika kalian
            selalu berpegang teguh kepadanya niscaya selama-lamanya tidak akan pernah salah
            langkah tersesat jalan”, sesuatu yang dimaksud yakni Kitabullah dan Sunnah Rasul-
            Nya.10
                Buku The Dilemma of Psychologists karya Dr. Malik B. Badri berangkat dari
            pengamatan Badri tentang berlangsungnya penjiplakan besar-besaran tanpa adaptasi
            yang dilakukan oleh para Psikolog muslim terhadap teori-teori dan penerapan
            Psikologi Barat yang hampir semuanya tidak sesuai dengan ideologi dan lingkungan
            sosial budaya muslim.11 Namun menurut pemikiran Hanna Djumhan Bastam ternyata
            Badri tidak semata-mata mengecam Psikologi Barat, tetapi ia juga menghargai hal-hal
            positif dari Psikologi Barat yang dianggapnya sangat bermanfaat bagi kemajuan
            Psikologi Islami. Badri menganjurkan para Psikolog Muslim untuk mempelajari
            beberapa aliran Psikologi Barat seperti Psikologi Analitik Carl Gustav Jung yang
            memandang positif fungsi agama, dan Logoterapi, suatu ragam Psikologi Humanistik
            yang ditemukan oleh seorang neuropsikiater Yahudi-Austria yang bernama Viktor E.
            Frankl yang mendapat pujian sebagai suatu pendekatan Psikologi yang optimis dan
            banyak kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip al-Qur’an tentang manusia.12
            9 Ibid., hlm 7.
            10 Fuad Anwar, Landasan Bimbingan dan Konselin Islam (Yogyakarta: Penerbit Deepublish,2012), 
            hlm. 83.
            11  Hanna Djumhana Bastam, Op.cit., 2003, hlm. 4.
            12 Ibid., hlm 6.
                                 4
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...A latar belakang masalah seiring perkembangan zaman tentang pemikiran islam di indonesia wacana islamisasi psikologi belum banyak dipublikasikan oleh karena itu upaya untuk memperkenalkan secara mendalam layak dilakukan salah satu ilmuan pada era ini yang menggeluti islami adalah hanna djumhana bastam dan djamaludin ancok psikolog termasuk orang mencoba memberi warna ilmu dengan memulainya dari disiplin mereka seorang antara sedikit sangat serius mengkaji keterkaitan sebagaimana diungkap mempunyai tempat khas istimewa dalam kancah pergumulan modern bahkan berfikiran bahwa andai saja karya pemikir lancar diperkenalkan kepada berbagai belahan dunia maka percaya nama akan menempati dibandingkan maraknya kegiatan sosial lainnya dapat dikatakan agak ketinggalan baik banyaknnya temu ilmiah maupun banyaknya symposiom on psychology and selenggarakan universitas ryadh saudi arabia tahun tercatat sebagai internasional pertama tiga sebelumnya yaitu association of muslim social sciences amss telah...

no reviews yet
Please Login to review.