Authentication
Kegiatan I
Tumbuhan melakukan perkembangbiakan untuk
tujuan memperbanyak diri dan
mempertahankan kelestarian jenisnya. Perkembangbiakan
bisa terjadi dengan cara tidak kawin
(aseksual) dan cara kawin (seksual). Perkembangbiakan secara tidak kawin
disebut juga perkembangbiakan vegetatif dengan cara memanfaatkan sifat
totipotensi sel. Totipotensi sel adalah kemampuan sel tanaman untuk
membentuk jaringan dan organ sehingga menjadi tanaman yang utuh.
Sebab utama dilakukannya pembiakan vegetatif adalah untuk
mendapatkan sifat tanaman yang menyerupai induknya sehingga sifat unggul
dari tanaman tersebut tidak hilang. Adapun sebab lainnya karena :
1. Tanaman tertentu tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji,
misalnya apel, pisang dan nenas
2. Tanaman menghasilkan biji tetapi sulit berkecambah, misalnya
mawar
3. Tanaman menjadi lebih tahan terhadap lingkungan yang kurang
menguntungkan jika disambung dengan tanaman lain
4. Tanaman lebih ekonomis jika dibiakkan secara vegetatif, misalnya
kentang Perkembangbiakan vegetatif bisa dilakukan dengan cara alami
dan buatan. Secara alami
pembiakan dilakukan dengan menggunakan biji apomiktik yaitu biji yang
terbentuk tanpa proses kawin yang sempurna dan menggunakan bagian-
bagian khusus tanaman yang berupa perubahan batang atau akar (stolon ,
umbi dan lain-lain). Sedangkan perkembangbiakan secara buatan dilakukan
dengan cara menstimulasi terbentuknya akar dan tuna baru atau melakukan
penyambungan antar organ tanaman.
Stimulasi terbentuknya akar dan tunas baru bisa dilakukan dengan cara
layerage atau membumbun di dalam tanah atau di atas tanah terhadap organ
tertentu tanaman. Sedangkan penyambungan dilakukan dengan cara
menyambung batang tanaman yang satu dengan cabang atau mata tunas
tanaman lain.
“LAYERAGE” DI ATAS TANAH
(PENCANGKOKAN)
DASAR TEORI
Layerage di atas tanah ini disebut juga Air Layerage, Pot Layerage,
Chinese Layerage, Marcotted, atau secara umum dikenal sebagai Cangkokan.
Kegiatan mencangkok dilakukan untuk memperbanyak tanaman yang :
1. Mempunyai batang atau cabang-cabang yang berdiameter sangat tinggi
sehingga tidak mudah untuk dilengkungkan
2. Mempunyai batang yang mempunyai tunas latent pada atau dekat
pangkal batang tetapi tidak
mampu melakukan regenerasi dengan cara-cara layerage lainnya, misalnya
dengan cara sobekan (mound layerage).
Proses pembentukan akar pada cangkokan terjadi karena dibuangnya
lapisan kambium pada saat melakukan penyayatan dan pengupasan kulit
batang sehingga hasil fotosintesa dan senyawa lain yang berasal dari daun
dibagian atas sayatan tidak dapat mengalir ke bagian bawah sayatan. Senyawa-
senyawa tersebut akan terbendung di bagian atas sayatan yang mengakibatkan
kulit batang akan mengembung. Pada bagian yang mengembung ini
sesungguhnya terjadi penumpukan auxin dan karbohidrat sehingga dengan
adanya media tanah yang lembab akan mampu menstimulir terbentuknya akar.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat yang digunakan adalah pisau yang tajam dan gergaji
2. Bahan yang digunakan adalah pohon mangga (atau buah-buahan lainnya),
media tanah humus, plastik, sabut kelapa, tali rafia.
PROSEDUR KERJA
Pemilihan Batang Cangkokan
Batang cangkokan sebaiknya dipilih dari pohon induk yang sudah diketahui
kualitasnya berumur sedang, kuat, sehat dan subur.
Cara Melakukan Pencangkokan
a. Menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang sehingga terlihat bagian
kayunya, dalam arti lapisan kambium batang harus dihilangkan. Lebar
sayatan disesuaikan dengan jenis tanamannya, misalnya 2 – 3 cm untuk
tanaman jeruk atau 7 – 10 cm untuk tanaman mangga.
b. Luka sayatan dibiarkan atau dikeringanginkan selama 2 – 4 hari .
c. Setelah cukup kering, pada sekeliling luka tersebut diletakkan segumpal
tanah humus, dan dibalut/dibungkus dengan sabut kelapa, atau
pembungkus lainnya seperti bambu, kaleng, atau plastik.
Pemeliharaan Cangkokan
Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga kelembaban media cangkokan
sepanjang waktu, dengan cara melakukan penyiraman.
Pemotongan Cangkokan
Apabila batang di atas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang
cukup bagus (pada umur cangkokan 2 – 3 bulan), batang dapat segera
dipotong menggunakan gergaji tepat di bawah pembungkus, karena apabila
masih terdapat bagian batang di bawah pembunkus dapat menjadi sarang
hama anai-anai/rayap yang akhirnya akan merusak hasil cangkokan .
TUGAS MAHASISWA
1. Melakukan pencangkokan pada tanaman yang telah ditentukan.
2. Memelihara cangkokan tersebut sampai terbentuk perakaran.
3. Lakukan pengamatan pada umur berapa cangkokan sudah terbentuk akar.
4. Membuat laporan praktikum.
PERTANYAAN
1. Mengapa lapisan kulit batang harus disayat dan dikupas/dibuang ?
2. Mengapa bekas sayatan dikeringanginkan terlebih dahulu ?
3. Apa fungsi dari pembungkus media ?
4. Apa tujuan menjaga kelembaban media cangkokan ?
DATA PENGAMATAN
Kelompo Tanggal Tanggal Hari Muncul Panjang
k Muncul Akar
Cangkok Akar Akar
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
no reviews yet
Please Login to review.