Authentication
400x Tipe DOC Ukuran file 0.13 MB Source: dosen.yai.ac.id
PERTEMUAN KE – 11
PERILAKU ORGANISASI
Oleh Jayanti Apri
BAB X
BUDAYA ORGANISASI:
PENDALAMAN BUDAYA ORGANISASI
1. Budaya organisasi
merupakan bagian dari manajemen sumber daya manusia dan teori
organisasi. Manajemen sumber daya manusia budaya organisasi dilihat dari aspek
perilaku, sedangkan teori organisasi dilihat dari aspek sekelompok individu yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah tempat
individu bekerja sama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan.
A. Pengertian Budaya Organisasi (BO)
1. Budaya
Untuk kajian terhadap konsep budaya, kami memulainya dengan pendapat
Koentjaraningrat (2004:9). Menurutnya, istilah budaya berasal dari kata bahasa lain
colere yang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani.
Kemudian, dalam bahasa inggris disebut culture.
Kroeber dan kluchon tahun 1952 menemukan 164 definisi budaya. Akan
tetapi, pengertiannya yang kami kemukakan di sini hanya yang terkait dengan
budaya organisasi.
Taliziduhu Ndraha dalam bukunya budaya organisasi mengemukakan
pendapat Edward Burnett dan Vijay Sathe, sebagai berikut:
a. Edward Burnett berpendapat “Budaya mempunyai pengertian teknografis
yang luas, meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan/percaya, seni, moral,
hukum, adat-istiadat, dan berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang
didapat sebagai anggota masyarakat”
b. Vijay Sathe berpendapat “Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang
dimiliki bersama anggota masyarakat”
c. Edgar H. Schein berpendapat bahwa budaya adalah suatu pola asumsi dasar
yang diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu
sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik.
d. Hofstede (dalam Physey, 1993: 4) mengartikan budaya sebagai nilai-nilai
(values) dan kepercayaan (beliefs) yang memberikan orang-orang suata cara
pandang terprogram (programmed way of seeing). Dengan demikian, budaya
merupakan suatu cara pandang yang sama bagi sebagian besar orang.
e. Physey (1993:4) mengartikan nilai-nilai sebagai “segala sesuatu yang
dimuliakan (esteemed), dijunjung (prized), atau dihargai (appricate) dalam
udaya tersebut”. Adapun kepercayaan diartikan sebagai, “Apa yang
1
seseorang anggap benar (true). Dengan demikian, bentuk atau wujud dari
pengertian budaya dapat dilihat dalam tiga hal, yaitu: pertama, budaya itu
abstrak (ideal), budaya itu merupakan kepercayaan, asumsi dasar, gagasan,
ide, moral, norma, adat-istiadat, hukum atau peraturan. Kedua, nudaya
ituberupa sikap yang merupakan pola perilaku atau kebiasaan dari kegiatan
manusia dalam lingkungan komunitas masyarakat, yang menggambarkan
kemampuan beradaptasi, baik secara internal maupun eksternal. Ketiga,
budaya itu tampak secara fisik yang merupakan bentuk fisik dari hasil karya
manusia.
Ndraha (1997:45) merupakan fungsi budaya sebagai berikut:
Identitas dan citra suatu masyarakat;
Pengikat suatu masyarakat;
Sumber inspirasi, kebanggaan, dan sumber daya;
Kekuatan penggerak;
Kemampuan untuk membentuk nilai tambah;
Pola perilaku;
Warisan;
Pengganti formalitas;
Mekanisme adaptasi terhadap perubahan;
Proses menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga
terbentuk nation state.
Perilaku tertentu atau hasil karya tertentu tersebut akan menjelma identitas dan
citra manusia, baik secara individu, kelompok, organisasi, bahkan komunitas
masyarakat tertentu. Sebagai contoh, kita mengenal sikap atau perilaku orang jawa
yang lamban dan sopan; orang batak yang tegas; orang Barat yang rasional.
Kemudian, secara fisik, kita mengenal rencong dari Aceh; keris dari Yogyakarta,
batik dari Solo, kain borderan dari Tasikmalaya, dan lain-lain.
Budaya dalam konteks komunitas manusia, baik dalam bentuk kelompok,
organisasi, suku bangsa, atau negara memiliki fungsi yang strategis, yaitu sebagai
pengikat atau perekat hingga membentuk satu kesatuan yang utuh sebagai suatu
kelompok, organisasi, suku, bahkan negara.
Budaya menjadi sumber inspirasi, kebanggaan, dan sumber daya. Suatu
daerah bisa sejahtera karena kebanggaan dan pemberdayaan budayanya, bahkan
budaya telah menjadi unsur utama komoditas bisnis pariwisata.
Budaya juga menjadi kekuatan penggerak yang mampu membangkitkan
semangat juang untuk memerdakakan dan memajukan suatu daerah atau suatu
negara. Globalisasi telah memunculkan budaya baru, yaitu budaya kompetisi,
budaya cepat dan akurat, budaya teknologi komunikasi.
Budaya juga berfungsi sebagai mekanisme dalam beradaptasi dengan
berbagao perubahan yang terjadi, baik didalam maupun di luar organisasi.
Mekanisme adaptasi menjadi ciri kedewasaan individu, kelompok, organisasi,
bahkan masyarakat suatu negara tertentu.
Dengan adaptasi, kehidupan dapat berjalan secara harmonis, tentram, aman,
dan damai. Karena dengan budaya, kita bisa dikenal, bisa hidup berdampingan
secara sehat dan harmonis.
Adapun unsur-unsur budaya adalah:
2
Ilmu pengetahuan;
Kepercayaan;
Seni;
Moral;
Hukum;
Adat-istiadat;
Perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat;
Asumsi dasar;
Sistem nilai;
Pembelajaran/pewarisan;
Masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.
Beberapa pemikir dan penulis mengadopsi tiga sudut pandang berkaitan
dengan budaya, sebagaimana dikemukakan Graves, 1986, sebagai berikut:
a. Budaya merupakan produk konteks pasar ditempat organisasi
beroperasi, peraturan yang menekan, dan sebagainya.
b. Budaya merupakan struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi,
misalnya organisasi yang tersentralisasi berbeda dengan organisasi
yang terdesntralisasi.
c. Budaya merupakan produk sikap orang-orang dalam pekerjaan
mereka. Hal ini berarti produk perjanjian psikologis antara individu dan
organisasi.
2. Organisasi
Organisasi adalah tempat atau wadah orang-orang berkumpul, bekerja sama
secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin, dan terkendali,
dalam memanfaatkan sumber daya organisasi (uang, material, mesin, metode,
lingkungan, sarana-prasarana, data, dan lain-lain) secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Organisasi juga merupakan wadah atau alat segenap keinginan dan
kemampuan sekumpulan orang bersatu, mengikuti diri dalam usaha memenuhi
kebutuhannya, jika dilihat dari proses terbentuknya dan kegunaannya, organisasi
juga merupakan salah satunfungsi budaya, yaitu sebagai pengikat suatu
masyarakat., berisi pola perilaku, dan lain-lain. Berikut ini definisi organisasi yang
dikemukakan oleh para pakar tersebut:
a. Robbins (1990: 4) mengartikan organisasi sebagain “a consciously
coordinates social entity, with a relatively identifibale boundary that
functions on a relatively continous basis to achieve a common goal or
set of goals”
b. Brown and moberg (1980: 6) mendefinisikan “Organization are
relatively permanent social entities characterized by goal-oriented
behavior, specialization and structure”
c. Barnard mendefinisikan organisasi sebagai berikut “Coorporation of
two or more persons, a systems of consciously coordinated personel
activites or forces”
d. J.R. Schermerhorn berpendapat bahwa “Organization is a collection of
people working together in a division of labor to achieve a common
purpose” (Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama).
e. Philiph Selznick berpendapat bahwa “The arrangement of personnal of
facilitating the accomplishment of some agree purpose through the
3
allocation of function and responbilities”. Organisasi adalah pengaturan
personal guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah
ditetapkan memalui alokasi fungsi dan tanggung jawab.
Unsur-unsur organisasi:
Kumpulan orang;
Kerja sama;
Tujuan bersama;
Sistem koordinasi;
Pembagian tugas dan tanggung jawab;
Sumber daya organisasi.
2.BUDAYA ORGANISASI
Salah satu pakar yang cukup gigih mengembangkan budaya organisasi
adalah Taliziduhu Ndraha,seorang pakar ilmu pemerintahan .Adapun definisi budaya
organisasi adalah sebagai berikut :
a. Peter F Drucker: Budaya organisasi adalah pokok penyelesaian
masalah-masalah external dan internal yang pelaksanaannya
dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian
mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat
untuk memahami,memikirkan dan merasakan terhadap masalah-
masalah terkait
b. Phithi Sithi Amnuai: Budaya organisasi adalah separangkat asumsi
dasar dan kekayaan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi ,
kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah
adaptasi external dan masalah integrasi internal
c. Robbinson: Robbin menyatakan sebuah sistem makna bersama
dibentuk oleh para warganya yg sekaligus menjadi pembeda engan
organisasi lain . Robbin memberikan tujuh karakteristik budaya
organisasi sebagai berikut :
inovasi dan keberanian mengambil resiko
perhatian terhadap detail;
berorientasi pada hasil;
berorientasi kepada manusia;
berorientasi pada tim;
agresivitas;
stabilitas.
unsur-unsur budaya organisasi:
asumsi dasar;
seperangkat nilai dan keyakinan yang dianut;
pemimpin;
pedoman mengatasi masalah;
berbagai nilai;
pewarisan;
acuan perilaku;
citra dan brand yang khas;
4
no reviews yet
Please Login to review.