Authentication
542x Tipe DOCX Ukuran file 0.04 MB
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA DENGAN DEMENSIA
1. Konsep Dasar Penyakit
A. Definisi Demensia
Demensia merupakan suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi
hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009).
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang
secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan
untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian
(Medicastore.com).
B. Epidemiologi/Insiden Kasus
Usia di atas 65 tahun mempunyai risiko tinggi untuk mengalami demensia dan
hal ini tidak bergantung pada bangsa, suku, kebudayaan dan status ekonomi. Hasil
penelitian di seluruh dunia menunjukkan bahwa demensia terjadi sekitar 8 % pada
warga di atas usia 65 tahun dan meningkat sangat pesat menjadi 25 % pada usia di atas
80 tahun dan hampir 40 % pada usia di atas 90 tahun.
C. Penyebab Demensia pada Usia Lanjut (Boedhi-Darmojo, 2009)
Penyebab demensia yang reversibel sangat penting untuk diketahui, karena
dengan pengobatan yang baik penderita dapat kembali menjalankan hidup sehari-hari
yang normal. Keadaan yang secara potensial reversibel atau bisa dihentikan yaitu :
a. Intoksikasi (Obat, termasuk alkohol dan lain-lain)
b. Infeksisusunansaraf pusat
c. Gangguan metabolik :
1) Endokrinopati (penyakit Addison, sindroma Cushing, Hiperinsulinisme,
Hipotiroid, Hipopituitari, Hipoparatiroid, Hiperparatiroid)
2) Gagal hepar, gagal ginjal, dialisis, gagal nafas, hipoksia, uremia kronis,
gangguan keseimbangan elektrolit kronis, hipo dan hiperkalsemia, hipo dan
hipernatremia, hiperkalemia.
3) Remote efek dari kanker atau limfoma.
d. Gangguan nutrisi :
1) Kekurangan vitamin B12 (anemia pernisiosa)
2) Kekurangan Niasin (pellagra)
3) Kekurangan Thiamine (sindroma Wernicke-Korsakoff)
4) Intoksikasi vitamin A, vitamin D, Penyakit Paget
e. Gangguan vaskuler
1) Demensia multi infark
2) Sumbatan arteri carotis
3) Stroke
4) Hipertensi
5) Arthritis Kranial
f. Lesi desak ruang
g. Hirdosefalus bertekanan normal
h. Depresi (pseudo-demensia depresif)
i. Penyakit degeneratif progresif :
1. Tanpa gejala neurologik penting lain :
a) Penyakit Alzheimer
b) Penyakit Pick
2. Dengan gangguan neurologik lain yang prominen :
a) Penyakit Parkinson
b) Penyakit Huntington
c) Kelumpuhan supranuklear progresif
d) Penyakit degeneratif lain yang jarang didapat
D. Patofisiologi Terkait dengan Proses Penuaan
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia.
Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf
pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada penuaan antara umur
30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan
kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron korteks serebri. Penyakit
degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit lainnya, serta gangguan nutrisi,
metabolik dan toksisitas secara langsung maupun tak langsung dapat menyebabkan sel
neuron mengalami kerusakan melalui mekanisme iskemia, infark, inflamasi, deposisi
protein abnormal sehingga jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari area
kortikal ataupun subkortikal. Di samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang
diperlukan untuk proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan
gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium
(perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood. Fungsi yang mengalami
gangguan tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau
penyebabnya, karena manifestasinya dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut
akan memicu keadaan konfusio akut demensia (Boedhi-Darmojo, 2009).
E. Klasifikasi Demensia
Demensia dapat dibagi dalam 3 tipe yaitu :
1. Demensia Kortikal dan Sub Kortikal
a. Demensia Kortikal
Merupakan demensia yang muncul dari kelainan yang terjadi pada
korteks serebri substansia grisea yang berperan penting terhadap proses
kognitif seperti daya ingat dan bahasa. Beberapa penyakit yang dapat
menyebabkan demensia kortikal adalah Penyakit Alzheimer, Penyakit Vaskular,
Penyakit Lewy Bodies, sindroma Korsakoff, ensefalopati Wernicke, Penyakit
Pick, Penyakit Creutzfelt-Jakob.
b. Demensia Subkortikal
Merupakan demensia yang termasuk non-Alzheimer, muncul dari
kelainan yang terjadi pada korteks serebri substansia alba. Biasanya tidak
didapatkan gangguan daya ingat dan bahasa. Beberapa penyakit yang dapat
menyebabkan demensia kortikal adalah penyakit Huntington, hipotiroid,
Parkinson, kekurangan vitamin B1, B12, Folate, sifilis, hematoma subdural,
hiperkalsemia, hipoglikemia, penyakit Coeliac, AIDS, gagal hepar, ginjal,
nafas, dll.
2. Demensia Reversibel dan Non reversible
a. Demensia Reversibel
Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang dapat diobati. Yang
termasuk faktor penyebab yang dapat bersifat reversibel adalah
keadaan/penyakit yang muncul dari proses inflamasi (ensefalopati SLE, sifilis),
atau dari proses keracunan (intoksikasi alkohol, bahan kimia lainnya),
no reviews yet
Please Login to review.