81x Filetype PDF File size 0.52 MB Source: erepo.unud.ac.id
TINJAUAN PUSTAKA SHORT BOWEL SYNDROME Oleh: dr. Faradilla Novita Anggreini NIP. 199011142019032018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA BALI 2020 DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN ……………………………...………………………….... i DAFTAR ISI ……………………………...……………………………………. ii ABSTRACT ……………………………...……………………………………. iii ABSTRAK ……………………………...…………………………………...… iv BAB I PENDAHULUAN ……………………………...…………………. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………...……………….... 2 2.1 Etiologi ………………………………………..……………….. 2 2.2 Fisiologi Sistem Gastrointestinal ……………..………………. 2 2.3 Patofisiologi ………………………………………………….… 5 2.4 Tatalaksana ……………………………………………………. 7 2.5 Komplikasi dan Prognosis ………………………………….... 11 BAB III SIMPULAN ………………………………………………………. 14 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 15 ii Short Bowel Syndrome Faradilla Novita Anggreini Faculty of Medicine, Udayana University, Denpasar, Bali, Indonesia Correspondence: Faradilla Novita Anggreini / Phone: 082236653232 / Email: dilla.anggreini@unud.ac.id ABSTRACT Short bowel syndrome (SBS) is an intestinal failure resulting from an inadequate length of intestine following intestinal resection. Intestinal failure refers to a condition that results in inadequate digestion or absorption of nutrients or both, so that an individual becomes malnourished and requires specialized medical and nutritional support. The prevalence of SBS is 3-4 per million. Complications in SBS could be related to either the underlying pathology or the nutritional therapy. Among patients who require long-term TPN for survival, sepsis and liver disease related to TPN are important factors governing morbidity and mortality. Most patients with short bowel syndrome are often malnourished because they have significantly lower macro and micronutrient intake and absorption than healthy individuals. Thus, it is essential that appropriate nutritional support is provided at each phase of the treatment. Nutritional support for SBS patients should aim to control diarrhea, abdominal discomfort, weight loss, and dehydration. Keywords: short bowel syndrome, ileostomy, complication, total parenteral nutrition, nutritional status iii Short Bowel Syndrome Faradilla Novita Anggreini Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia Korespondensi: Faradilla Novita Anggreini / No. HP: 082236653232 / Email: dilla.anggreini@unud.ac.id ABSTRAK Sindrom usus pendek (SBS) adalah kegagalan usus yang diakibatkan oleh panjang usus yang tidak memadai setelah reseksi usus. Kegagalan usus mengacu pada suatu kondisi yang menyebabkan pencernaan atau penyerapan nutrisi tidak memadai atau keduanya, sehingga seseorang menjadi kurang gizi dan membutuhkan dukungan medis dan nutrisi khusus. Prevalensi SBS adalah 3-4 per juta. Komplikasi dalam SBS dapat dikaitkan dengan patologi yang mendasari atau terapi nutrisi. Di antara pasien yang membutuhkan TPN jangka panjang untuk bertahan hidup, sepsis dan penyakit hati terkait dengan TPN adalah faktor penting yang mengatur morbiditas dan mortalitas. Sebagian besar pasien dengan sindrom usus pendek sering kekurangan gizi karena mereka memiliki asupan dan penyerapan makro dan mikronutrien yang secara signifikan lebih rendah daripada individu yang sehat. Dengan demikian, sangat penting bahwa dukungan nutrisi yang tepat diberikan pada setiap fase perawatan. Dukungan nutrisi untuk pasien SBS harus bertujuan untuk mengendalikan diare, ketidaknyamanan perut, penurunan berat badan, dan dehidrasi. Keywords: short bowel syndrome, ileostomy, komplikasi, total parenteral nutrition, status nutrisi iv
no reviews yet
Please Login to review.