Authentication
KELOMPOK I
MANAJEMEN PEMELIHARAAN INDUK UDANG
PENDAHULUAN
Udang merupakan komoditas perikanan yang memiliki potensi yang besar karena merupakan produk
ekspor. Sektor budidaya udang saat ini mengalami banyak kendala yakni masalah lingkungan, penyakit,
dan larangan dari negara pengimpor penggunaan bahan antibiotik. Dari segi pengadaan benih udang
berkualitas dinuntut adanya ketersediaan induk udang yang syarat dengan kualitas prima. Domestikasi
kualitas induk udang selain ditentukan oleh perbaikan genetiknya yang menghasilkanturunan bebas
penyakit (SPF) dan tahan penyakit (SPR) juga ditentukan oleh kualitas nutrisi pakan yang dikonsumsinya.
Kualitas pakan yang baik adalah jika ketersediaan nutrisi yang dikandung oleh pakan tersebut sesuai
dengan kebutuhan nutrisi induk udang.
Pengelolaan Induk
Berikut merupakan factor – factor yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan induk udang :
1. Asal calon induk
Produksi induk matang telur merupakan mata rantai pertama dalam kegiatan pembenihan udang,
Induk yang prima dan menghasilkan benur yang berkualitas.
Calon induk udang dapat diperoleh dari alam ( hasil tangkapan nelayan) dan dari hasil budidaya
yang telah diseleksi ketat. Calon induk dari hasil tangkapan nelayan harus diseleksi terlebih
dahulu agar dapat diperoleh induk yang sesuai dengan persyaratan. Pada dasarnya induk yang
baik berasal dari hasil penangkapan di laut.
Menurut Primavera, 1987 dalam laporan pembenihan udang di UPU Gelung, Situbondo
mengatakan : Kelebihan induk yang berasal dari penangkapan,
diantaranya :
Memberikan fekunditas yang tinggi
Kualitas telur dan tingkat penetasan yang tingg i
Tingkat kematian rendah jika di ablas i
Induk dari alam lebih baik dibandingkan dari hasil budidaya sendiri, karena induk biasanya
diperoleh dari perairan belum tercemar, sehingga kualitasnya lebih baik dan biasanya ukurannya
lebih besar dibanding udang hasil budidaya. Namun untuk mendapatkan induk udang dari alam
sangat sulit mengingat perairan yang semakin tercemar, dan adanya kebijakan pemerintah daerah
tertentu yang melarang penangkapan induk berlebihan, dan untuk mendatangkan induk dari luar
memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Pengadaan induk udang dari hasil budidaya merupakan alternatif untuk dapat memenuhi
kebutuhan induk. berbagai cara telah banyak dilakukan untuk mendapatkan induk udang yang
berkualitas yakni dengan rekaya genetik. Seperti riset yang dilakukan Ida Komang W. dkk yang
melakukan selektif breeding dengan mengutamakan karakter pertumbuhan dan bebas penyakit
(SPF) .
2. Pemilihan calon induk
Calon induk yang dipelihara adalah udang yang memenuhi kriteria induk yang dipersyaratkan,
karena masing – masing udang berbeda, baik jenis maupun asal induk.
Secara umum beberpa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan calon induk adalah:
- Asal induk jelas
- Bebas penyakit ( test PCR)
- morfologi dan anatomi lengkap (tidak cacat)
- Size (berat/ panjang)
- Umur
- Nafsu makan tinggi
- Tidak stress.
3. Persiapan kolam/ tambak pemeliharaan induk udang
Kolam/ tambak untuk pemeliharaan induk harus terpisah dan mendapat perlakuan khusus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan kolam/ tambak pemeliharaan induk :
- Pemeliharaan induk jantan dan betina terpisah.
- Lingkungan yang terkontrol (bebas pencemaran).
- Menerapkan biosecurty.
- Papan (jadwal pemeliharaan induk)
- Gudang pakan dan peralatan
- Pemasangan kincir
- Pembalikan tanah dasar, pemupukan, pengapuran sama dengan persiapan tambak untuk
pembesaran.
Konsep biosecurity biasanya diterapkan pada instalasi karantina atau instalasi produksi
pemurnian kultur jaringan. Dewasa ini, aturan internasionalmenerapkan konsep ini di dalam
proses produksi udang/ikan. Hal-hal yang diterapkan antara lain :
a. Seluruh lingkaran luar unit usaha diberi pagar untuk mencegah hewan masuk ke dalam unit
tambak (fencing).
b. Air pasok dipompa masuk ke petak tandon, disaring menggunakakan kantung plankton net
dengan diameter 50 cm sepanjang 4 – 5 m sebanyak 3 – 5 buah di atur paralel agar tidak
mudah robek.
c. Saluran keliling dilapisi kain kasa (waring) untuk menjamin tidak adanya organisme lain
yang masuk atau keluar.
d. Roda kendaraan yang mungkin telah berjalan di atas pematang tambak lain harus melalui dua
kolam : kolam pembersihan dan kolam disinfeksi untuk menghindari adanya kontaminasi.
e. Peralatan panen, jala, ember, pompa dan kincir bahkan pekerja selalu diberi disinfektan pada
saat baru dikeluarkan atau akan dipakai disalah satu tambak.
4. Pemberian pakan
Dalam pemeliharaan induk, beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemen pemberian pakan :
- Kualitas pakan dan kuantitas pakan
Pakan untuk induk umumnya memiliki kandungan protein yang cukup tinggi.
- Jadwal pemberian pakan
- Cek anco
- sampling
Pemberian pakan disesuaikan dengan bobot populasi induk udang. pemberian pakan diberikan
sebanyak 5 kali sehari dengan pakan segar berupa cacing laut (polycaeta), cumi-cumi yang
dicacah dan lamis. Dosis pakan perhari berkisar 18-24 % dari berat total udang yang disesuaikan
2
dengan nafsu makan induk. Kepadatan induk sebaiknya 5-6 ekor /m .
Gambar . Pakan Untuk Induk Udang Vannamei Cumi-Cumi (Kiri), Cacing Laut (Kanan)
no reviews yet
Please Login to review.